12. Jealous?

37 8 1
                                    

~ Happy Reading ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~ Happy Reading ~


"Jev, lo udah tidur?." Jevan terdiam. Felsya menengok Jevan dari atas ternyata ia sudah tidur dan tampak kedinginan.

"Yahh, Koala gue kok nggak di bawain kesini sih. Gue kan jadi nggak bisa tidur." Felsya beranjak keluar kamar namun Jevan ternyata belum tidur dan menyadari Felsya melewatinya.
"Mau kemana?."

"Eh gue kira udah tidur, gue nggak bisa tidur, boneka kesayangan gue nggak ada."

"Hah? Cuma gara-gara boneka?." Felsya mengangguk.
"Gue nggak bisa tidur, koala gue nggak adaaa Jevaaann." Jevan menggeleng pelan.

"Gue punya boneka bentar."
Jevan mengambil sebuah boneka pinguin kecil dan ia berikan ke Felsya.

"Nih, boneka favorit gue pas masih kecil. Kali aja bisa bikin lo tidur." Felsya menolak.
"Nggak mau, gue mau nya koala nya gue aja."

"Ya kali, malem-malem gini ambil ke rumah lo."

"Ayolah Jevv." Felsya memasang muka memelas tapi mustahil Jevan justru kembali tidur dan menutup selimutnya rapat-rapat.

Felsya pun pasrah dan akhirnya kembali ke tempat tidur dengan memeluk boneka pinguin pemberian Jevan tadi.

***

Suara kicauan burung dan pancaran sinar matahari terlalu menganggu. Felsya bangun dan menguap pelan, tidak sadar ia seperti memeluk tubuh seseorang dan benar!.

"Hee kaget! Heh lo ngap--." Ucapannya terhenti, setelah mendapati muka Jevan yang sudah seperti zombie dengan kantong mata begitu gelap tepat di depannya.
"Gara-gara lo tiba-tiba sengaja nyusul ke bawah, gue pengap nggak bisa tidur semalaman."

"Masa sih? Nggak mungkin gue gitu deh."

"Nggak ngaku, minggir badan gue udah ternodai sama lo." Jevan mengibaskan Felsya kasar hingga lengannya mengenai pinggirannya tempat tidur Jevan dan sedikit lebam.

"Aduh setan lo!."

Jevan tidak memedulikan kicauan Felsya, dan langsung ke kamar mandi, karena hari ini mereka berdua sekolah.

Pagi itu Jevan sudah lebih dulu turun untuk makan, Felsya yang sibuk berdandan bahkan membuat Jevan yang menunggunya sangat bosan.
"Hasrat pengen gue tinggal, tapi ntar gue di amuk massa." Ucapnya sambil membenarkan dasinya.

Tak lama kemudian Felsya datang dengan lipstik merah cetar nya dan kulit putih Felsya terlalu mencolok apalagi terkena pancaran sinar matahari membuat Jevan refleks mengernyitkan dahinya.
"Buset itu lipstik merah kayak habis makan ayam mentah."

Felsya langsung memeriksa bibirnya dengan case handphone miliknya yang ada lapisan kaca nya di sana, jadi tidak perlu repot membawa cermin kaca kosmetik nya kemana-mana.
"Biar nggak pucat goblok." Ujar Felsya sambil memakai helmnya.

FELSLAUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang