17. Kangen

24 8 4
                                    

~ Happy Reading ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~ Happy Reading ~


Sekitar pukul enam pagi, mobil CRV berwarna silver sudah terparkir di depan gerbang rumah Jevan, Fella hari ini berniat untuk mengambil semua barang-barang Felsya di sana. Tampak sepi dari luar, namun sepertinya di dalam sudah ramai.

Fella mengetuk pintu dan langsung di buka oleh Bibi Ira asisten keluarga Jevan.
Fella duduk di ruang tamu, Rio masuk ke rumah karena sempat keluar membeli gorengan di warung. Sedikit terkejut dengan kedatangan Fella, Rio meliriknya sekilas ingin pergi meletakkan plastik gorengan di tangannya namun terhenti.

"Mau apa kesini?."

Fella berdiri. "Saya mau mengambil semua barang adik saya di sini."

"Oh, silahkan. Bi Ira tolong bantu dia membereskan barang di kamar Jevan." Bi Ira awalnya bingung namun segera mengantar Fella ke kamar Jevan.

Jevan sudah bangun sejak shubuh tadi, namun langsung pergi untuk jogging. Fella di bantu dengan bi Ira membereskan dan memasukkan baju, buku, ataupun barang lainnya di koper besar yang Fella bawa. Ia tidak tahu kalau Felsya juga meninggalkan kopernya saat pertama kali tinggal di sini.

"Makasih bi udah bantuin." Fella tersenyum.
"Sama-sama non. Mohon maaf nih mau nanya, kenapa barang-barang non Felsya di bawa pulang lagi? Apa tidak akan tinggal di sini lagi sama Den Jevan?."

"Hmm gimana ya jelasinnya, Felsya lagi rindu sama anak saya katanya. Jadi dia pengen lebih lama tinggal barengnya hehe."
Fella tersenyum tipis dan membawa koper itu keluar ada beberapa buku yang di masukkan ke tas lain yang sekarang sedang di bawakan bi Ira keluar.

Jevan terkejut mendapati kakak iparnya bersusah payah membawa koper besar, ia dengan cepat menolongnya dan membuat Fella serta bi Ira sedikit terkejut akan kedatangannya.
"Kak Fella kenapa bawa koper dari dalam? Felsya mana?."

"Felsya ada di rumahku." Ucap Fella singkat.
"Terus ini kopernya siapa? Jangan bilang punya Felsya?." Fella mengangguk.
"Ini isinya barang dia semua, ya sudah aku pamit pulang dulu. Permisi assalamualaikum."
Fella langsung mengendarai mobilnya pergi.

Seiring hilangnya jejak mobil Fella, Jevan langsung masuk kedalam. Lebih tepatnya ke kamarnya mengecek apakah benar yang di bawa Fella tadi adalah milik Felsya.
Tidak ada tas berwarna merah muda, tidak ada kotak penyimpanan koleksi jam tangan Felsya, buku-buku yang tadinya menumpuk di meja belajarnya kini hanya tinggal beberapa yang tidak lain hanya miliknya.

Lemari pun sudah tidak penuh dengan baju berwarna merah muda, atau apapun itu milik Felsya. Semua kembali seperti semula ketika ia baru pertama pindah ke rumah ini. Jevan duduk di pinggir tempat tidurnya, mencoba memahami apa yang terjadi dengan Felsya. Semalam ia juga sempat menelpon namun tetap saja Felsya tidak pernah mengangkatnya.

Jevan berpikir apakah ia membuatnya sakit hati selama ini? Namun tampaknya pertengkaran sehari-hari mereka hanyalah candaan semata, yang di mana Felsya juga tidak pernah merasa tersinggung.

FELSLAUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang