25. First Kiss

43 7 1
                                        

~ Happy Reading ~••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~ Happy Reading ~

Begitu pintu kamar Jevan di buka, Felsya langsung berlari memeluk Jevan yang tergeletak lemah di ranjang pasien. Kepalanya yang di balut perban putih, serta tangan yang banyak infus di sekelilingnya.

Felsya menangis menggenggam tangan kanan Jevan yang hangat, ia mengusap pelan pipi Jevan dan memandanginya tanpa berkedip.
"Jev, ayo bangun dong. Gue minta maaf sama lo selama ini selalu cerewet, suka jail, suka bikin lo frustasi, gue minta maaf. Tapi tolong bangun dong please..."

Felsya menoleh ke arah wajah Jevan, tapi Jevan tidak mendengarkannya yang masih merapatkan kedua matanya sejak tadi. Rakha memberi kebebasan untuk Jevan dan Felsya lebih dulu di banding keluarganya, karena ia paham betul mereka butuh kebersamaan sekarang.

Dan semua keluarga memahaminya. Alhasil semua memilih menunggu di luar kamar yang Jevan tempati itu.

"Jep, kok lo gitu sih. Lo kan mantan anggota geng motor BLACKFROG, dulu lo pasti pernah gini juga. Jadi ayolah bangun, gue pengen ngomong sesuatu sama lo. Nih tangan gue sampai ada bekas memar gara-gara lo kelamaan datangnya." Felsya mengambil napas panjang.

"Tapi nggak papa yang penting lo udah nyelamatin hidup gue makasih ya. Gue sebenernya saayaaang banget sama lo, mungkin cintaaa banget juga sama lo. Udah kan aku udah ngomong gini? Ayo dong bangun." Felsya sekarang justru tampak seperti orang gila yang berbicara sendiri. Ia kesal, dan membaringkan kepalanya ke tangan kanan Jevan.

"Gue mau bangun, tapi cium dulu." Felsya terkejut setelah mendapati suara itu.

"Heh lo pura-pura tidur ya! Lo denger semua yang gue omongin tadi berarti dong?." Jevan mengangguk santai tapi tetap dengan menutup matanya.

"Aaaah, kirain nggak bakal respon. Ngapain masih tutup mata?." Lanjutnya.

"Kan gue bilang, gue bakal bangun kalau di cium dulu." Jevan terkekeh geli.

"Idih ogah!. Mami, papi, Ayah, Bunda, semuanya, Jepy udah bangun!." Teriak Felsya meninggalkan Jevan yang masih menahan tawa.

"Ya ampun sayang, kamu baik-baik aja? Kita khawatir banget loh." Renata langsung memeluk Jevan begitu di susul dengan Rio dan juga Rakha.

"Nggak apa-apa kok Bun. Felsya tangannya juga tidak apa-apa kan itu?." Jevan melirik ke arah Felsya yang sedang berbincang dengan Fella.

"Kamu kok mikirin dia, mikirin kondisi kamu dulu dong." Sahut Rio.

"Bunda sama Ayah nggak ngerti semuanya. Dan penyebab ini terjadi itu adalah kesalahanku sendiri, Felsya adalah orang yang tidak tahu apa-apa tapi secara tidak langsung dia jadi korban masalahku." Jelas Jevan.

"Aku pernah punya masalah di masa lalu yang belum clear semenjak ikut geng motor dulu. Felsya nggak tahu apa-apa malah orang itu mengambil Felsya sebagai tumbal kalau Jevan tidak menyelesaikan masalah itu. Dan satu hal lagi, Cindy dan keluarganya balik ke Indo. Itu alasan kenapa aku sampai lupa janji sama orang misterius itu dan malah menculik Felsya."
Penjelasan Jevan membuat semua orang memperhatikannya dengan serius.

FELSLAUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang