Nikah cuma karena kesalahpahaman? Hanya untuk keuntungan bisnis keluarga? Apakah mampu mereka menjalaninya?.
Jevan yang masih memiliki masalah di masa lalu nya, dan Felsya yang tidak tahu apa-apa terjebak takdir, di tuntut untuk menerima segalanya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
~ Happy Reading ~
• •
Semenjak pertemuan terakhir dengan Jevan tiga bulan lalu, Felsya tidak henti-hentinya menatap kalender akrilik di kamarnya setiap hari. Bukan karena ada rencana bertemu dengan Jevan, atau rencana lain tentang Jevan. Tetapi tentang satu hal.
"Sudah tanggal sepuluh, masa telat sampai tiga bulan? Normal kah?." Felsya mencoba mengingat kembali kapan terakhir dirinya menstruasi, biasanya lancar dan tidak pernah telat paling cuman dua atau tiga harian, lah ini? Telat dua bulan, apakah lucu?.
Apalagi pikiran Felsya selalu mengarah ke hal negatif, termasuk kejadian beberapa bulan lalu. "Apa gue udah ngelakuin 'itu' terus gue... Eh nggak nggak astaghfirullah nggak!."
Felsya mengacak-acak rambutnya dengan kasar, jujur dia sangat galau hanya karena telat menstruasi. Pikirannya kacau dan tidak bisa berpositif thinking sama sekali saat ini.
"Fel, sibuk nggak?." Fella datang sambil menggendong Kenzie yang sedang sibuk dengan mainan mobil karetnya.
Melihat Kenzo, Felsya sudah bisa menebak pasti dirinya di suruh jadi baby sitter nya Kenzo. "Sibuk."
"Yee, kok gitu sih. Ajakin Kenzo jalan-jalan sana, kakak mau ketemu sama klien nih. Tolong ya, yaa? Juna (suami Fella) ngasih blackcard ini bebas buatmu loh. Yakin nggak mau?." Goda Fella.
"Ya jelas mau lah, ayok Ken, hari ini jalan-jalan sama rich aunty!." Felsya merebut blackcard di tangan Fella dan langsung menggendong Kenzo dengan meminta Fella memakaikan gendongan bayi di tubuhnya.
"Sok sok an rich aunty-an segala, nggak mandi kamu?." Felsya hanya menggeleng cepat.
"Kenzo, Mama pergi dulu yaa. See you! Jangan nakal sama aunty Fefel ya!. Kalau aunty yang nakal, gigit aja kan Kenzo udah punya gigi hihihi." Fella mencium pipi gembul Kenzie secara bergantian.
"Mama! Yang ini nggak di cium juga?." Iseng Felsya menyodorkan pipi kanan dan kirinya, ia pikir Fella akan risih dan tidak menurut. Tapi nyatanya Fella dengan senang hati mengecup pipi dan kening Felsya.
"Jagain Kenzo baik-baik loh, awas ya!." Felsya masuk ke dalam rumah setelah mengantar Fella sampai gerbang. Ia menyandarkan tubuhnya di sofa ruang keluarga dan menghela nafas beberapa kali.
Henry dan Sarah sedang di Jepang untuk mengurus bisnis mereka, jadinya Felsya hanya di rumah dengan asisten rumah tangga, tukang kebun, pak sopir, Kenzo, juga Fella saja. Terkadang ia juga merasa kesepian di rumah, makanya ia kadang bermain ke rumah ketiga sahabatnya sampai larut malam dan bahkan menginap sekalipun. Untungnya Fella serta keponakan ganteng nya ini tidak ikut ke Shanghai jadi tidak kesepian lagi.
"Berasa jadi janda anak satu gue, udah dasteran, gendong anak sana sini, ribet sendiri kalau nih bocil nangis, dahlah." Ucapnya sambil mengirim pesan pap fotonya dan Kenzie ke grup ketiga sahabatnya.