14.

59 7 0
                                    

Sebuah berita online muncul mengguncang agensi NamJoon. Fotonya ketika mabuk di bar, dia dipapah oleh seorang gadis hingga masuk taxy beredar luas. Belum terungkap siapa sebenarnya gadis yang membantunya.

Komentar demi komentar bermunculan menanggapi berita itu. Bukan hanya didalam negara tapi juga penggemar di seluruh dunia ramai membicarakan. Sekalipun demikian, Bangtan tetap menjalankan jadwal mereka seperti biasanya.

Konsekuensi dari kemunculan berita anonim itu, berimbas pada hubungan kami. NamJoon tak bisa lagi seperti dulu mudah keluar tempat umum sekalipun dengan penyamaran. Ha Joon makin jarang bertemu daddy-nya.

Anak itu sekarang sering murung. Bahagianya mendapati kabar bahwa dia punya Daddy seketika harus berhenti sejenak. Siang ini kami kembali ke kedai sup iga bibi Shin. Kami sempat berdebat tadi di mobil. Ha Joon ingin bertemu degan daddy-nya. Tentu saja aku tak bisa mengabulkan.

"Apa yang terjadi?" Bibi Shin menatap kearah Ha Joon yang lesu.

Aku hanya menghela nafas berat. Ku letakkan tasku di kursi kasir sementara bibi Shin mendekati Ha Joon. Bibi Shin duduk samping Ha Joon, keduanya diam. Ha Joon mendekap kedua tangannya di atas meja.

"Haelmoni, apa aku tak boleh punya daddy? Aku kan baru saja punya daddy, lalu daddy tak pernah menemuiku. Mom juga tak mau membantuku." Ha Joon tertunduk lesu lagi.

"Emm, haelmi yakin ibumu juga ingin bertemu dengan ayahmu. Apa kau tau siapa ayahmu?" Ha Joon mengangguk menjawab pertanyaan bibi Shin.

"Ayahmu juga pasti rindu kalian, tapi dia itu orang penting. Dia tak bisa keluar sekarang karena tak ingin membuat kalian ikut merasakan hal buruk." Jawab bibi Shin setelah menoleh padaku.

"Daddy sedang terkena masalah ya, haelmi?"

"Jika kau ingin bertemu ayahmu, maka kau harus sabar menunggu hingga ayahmu datang menemui mu. Apa kau bisa?"

"Akan ku usahakan." Jawab singkat Ha Joon.

Bibi Shin mengelus kepala putraku lalu menciumnya gemas.

"Aigoo, dimana hyung mu? Sudah siang begini belum juga pulang?" Keluh bibi Shin sambil mengerlingkan mata kearahku.

Ha Joon turun dari kursinya menghampiri Aera meminta lap kecil miliknya. Bibi Shin berdiri memperhatikan Ha Joon dengan bangga.

"Dia hanya perlu kau bujuk, dia rindu ayahnya." Ucap bibi Shin kemudian meninggalkan ku menuju dapur.

--------------------------------------------

Boram duduk didalam apartemen NamJoon bersamanya. Tatapan NamJoon menusuk hati dokter muda itu. Sakit rasanya, melihat sorot NamJoon yang berubah.

"Aku tau, kau yang menyebabkan ini semua bukan? Apa mau mu?" Tanya NamJoon menusuk.

"Mau ku, kau masih bertanya?"

NamJoon diam menyilangkan tangan didepan dada. Pria itu sudah cukup mengerti dengan rencana wanita didepannya. Kejadian di hotel Inggris, juga kebiasaan Boram yang berbeda kembali dia ingat.

Memang benar jika ada andilnya juga, tapi sedari awal telah dia tegaskan bahwa mereka hanya sekedar berteman tidak lebih. Namun sepertinya tidak begitu bagi Boram, wanita itu menganggap telah memiliki NamJoon idolanya untuk dirinya sendiri.

"Pulang ke apartemen mu dan jangan pernah kembali kesini lagi." NamJoon meninggalkannya begitu saja.

"Jadi aku dibuang setelah kau tak perlu lagi?"

NamJoon mengepalkan tangannya geram tapi jika dia terprovokasi maka akan lebih sulit baginya untuk keluar dari masalah. Pria itu masuk ke kamarnya dan kali ini sengaja menutup pintunya. Dia meletakkan ponselnya di atas ranjang dengan sengaja.

Mr Idol, I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang