Saat itu juga kami pergi hanya membawa barang penting. Bagai pelarian, kami seperti dikejar oleh sesuatu yang menakutkan. Hal yang ku hindari terjadi.
Ibu NamJoon telah menunggu kami didepan rumahnya. Melihat kami turun dari minivan beliau tersenyum dengan mata berkaca-kaca. Pelukannya membuatku canggung.
Ha Joon menatap neneknya aneh dan bingung. Dia tak pernah melihat juga tak pernah tau karena aku tak pernah bercerita. Saat neneknya memeluknya Ha Joon hanya diam saja.
"Ha Joon-ie,kau sudah besar. Haelmoni sangat rindu." Berkali-kali ibu NamJoon mendaratkan ciuman yang ditanggapi dingin oleh Ha Joon.
"Kami ingin meminta maaf Eden, kami tak pernah menjadi mertua yang baik bagimu. Kami juga tak pernah ada untuk Ha Joon." Ayah NamJoon tertunduk.
"Tak apa abonim, kami baik-baik saja sekarang. Kami juga telah memutuskan untuk kembali." Jawabku.
"Benarkah? Aigoo kami begitu senang mendengarnya. Eden-aa, kami akan tebus semuanya. Kami janji." Ibu NamJoon bersemangat.
"Mom, siapa mereka?"
Pertanyaan Ha Joon membuat ayah dan ibu NamJoon terhenyak. Mereka pasti menduga jika aku menyembunyikan keberadaan mereka dari Ha Joon.
"Kami haelmoni dan haraboji mu. Ayah dan ibu dari daddy mu." Ibu NamJoon menjelaskan.
Ha Joon menoleh bingung kearahku.
"Maafkan aku, aku tak pernah bercerita supaya Ha Joon tak meminta untuk hal sulit ku penuhi."
Mereka diam tak merespon beberapa detik.
"Tak apa Eden kami mengerti." Kecewa turut serta dalam jawaban mereka.
Kami akhirnya berada dalam perlindungan orang tua NamJoon. Kami tinggal di rumah orangtuanya. Hal baru untuk kami semua sedang kami jalani. Bagiku ini begitu berat pun bagi orang tua NamJoon juga Ha Joon.
Hal pertama yang dia tanyakan adalah mengapa dia tak boleh sekolah? Maka kebohongan pertama telah ku lakukan. Untung saja alasan itu diterima Ha Joon.
NamJoon kembali ke agensi. Reaksi pertama dari membernya adalah pelukan khawatir. Akhirnya NamJoon bercerita segalanya termasuk dia mendengarkan rekaman percakapan dengan Boram.
"Akan dirilis?" Tanya Jin.
"Entahlah, hyung manager tak memberitahu apapun."
"Ini bukti valid. Kebenaran harus dikatakan bukan?" Taehyung menimpali.
"Mari kita tunggu saja bagaimana nanti. Kita harus percaya pada agensi." Ucap NamJoon.
"Mereka baik-baik saja kan? Ha Joon dan Eden?" Jungkook khawatir.
"Mereka ku titipkan pada aboji dan eomma."
"Daebak!" J-Hope bereaksi cepat.
Hiruk pikuk di media online masih seputar berita tentang NamJoon. Bahkan menjadi trending utama. Pencarian mengenai berita NamJoon menjadi yang terbanyak dalam sejarah internet.
Komentar yang berisi dukungan juga hujatan banyak ditulis. Itu wajar terjadi, NamJoon dan yang lainnya pun tau. Di tempat lain Boram juga membaca berita tentang NamJoon di salah satu portal berita online.
Berita terakhir membuat hatinya panas. Wanita yang sedang duduk di nurse station IGD itu menahan tangisnya. Dia sakit hati, terluka dan kecewa. Bagaimanapun juga dia tetap tak bisa mendapatkan NamJoon.
"Dokter, anda di panggil ke ruangan direktur." Boram menatap kaget pada seorag perawat yang berdiri di sampingnya.
Boram dipersilahkan masuk dan ketika pintu dia buka, nampak direktur sedang bersama tamu lain. Wanita itu tau jika saat ini akan terjadi. Dia duduk dan diperkenalkan oleh direktur pada dua pria yang telah lebih dulu hadir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr Idol, I Love You
FanfictionBersatu karena kesalahan semalam, berpisah karena dipisahkan. Dikejar lagi karena cinta.... Apakah mereka akan berhasil bersatu? Dengan latar belakang berbeda dan strata tak sama.... Kim NamJoon x Eden (you)