Kebahagian kami bawa pulang kembali. Orang tua kami telah pulang lebih dulu kemarin. Member BTS pulang dalam beberapa kloter karena mereka punya rencana supaya kami tak terekspos.
Seminggu kami habiskan di Maldives. Lalu kami terbang ke Amerika untuk pulang ke rumah orang tuaku. Kali pertama Ha Joon bepergian ke luar negeri membuatnya sangat gembira. Beruntung memakai masker sudah menjadi kebiasaan banyak orang, NamJoon tak pernah melepas maskernya di tempat umum.
Museum, pusat perbelanjaan juga wilayah pedesaan adalah wilayah kunjungan kami. Ha Joon begitu menikmati perjalanan liburan kami. Dia juga tak pernah merepotkan selain ketika kami ke museum. Setelah beberapa kali kami mengunjungi museum yang berbeda di Amerika, akhirnya Ha Joon berceloteh.
"Mengapa bangunan bagus begini begitu tenang?"
NamJoon tak mampu menahan tawanya. Dia tergelak hingga anak itu menatapnya aneh.
"Anak mu menatapku begitu." Ucapnya sambil tertawa.
"Ahh nak, kau membuat daddy tak bisa berhenti tertawa." NamJoon akhirnya menoleh untuk menjelaskan semuanya.
Kegemarannya mengunjungi museum, apa yang dia sukai, hal yang tak dia sukai bahkan mengapa aku yang selalu menyetir mobil di semua tempat jika tak ada supir.
"Apakah daddy juga yang merusak handel pintu kamar mom?"
NamJoon terkejut dengan dugaan putranya.
"Maaf, dad tak sengaja waktu itu dan karena mati lampu." Dia tak bisa mengelak.
Aku memilih untuk tak ikut bicara, hanya saja senyumku tak bisa pudar karena mereka berdua. Kami melewati depan rumah.
Rumah kami masih seperti sebelumnya, hanya halamannya yang rimbun karena tak terurus. Setelah semua yang terjadi, kami tinggal di apartemen NamJoon. Rumah kami yang dulu dibiarkan kosong. Kami melintasi area rumah kami jika akan ke apartemen dari arah bandara.
"Setiap kali aku akan ke bandara atau pulang dari bandara, jalan ini yang selalu aku nantikan. Aku berharap bisa melihat mu atau Ha Joon." NamJoon membuka percakapan.
"Pernah melihat kami?" Tanyaku.
"Sekali. Hanya sekali dan rasanya aku ingin turun dari mobil untuk memeluk kalian, hingga Jin hyung meminjamkan kaca mata hitamnya padaku. Aku menangis." NamJoon tertunduk mengenang masa lalu.
"Itu tak kan terjadi lagi, kami sudah didekat oppa sekarang."
"Gumawo."
Supir yang menjemput kami melirik dari spion.
"Maafkan kami pak, ini hanya efek karena kembali bersama lagi." NamJoon menjelaskan sekilas kemudian menatap Ha Joon yang pulas di dekapannya.
"Saya turut bahagia tuan Kim."
Mobil masuk ke area parkir basemen apartemen. Ha Joon masih tidur ketika aku sudah selesai membongkar koper kami. NamJoon duduk manis dengan kaca mata tebalnya juga ponsel di dekat jendela.
"Oppa ingin makan atau minum sesuatu?"
"Tidak. Bagaimana Ha Joon, masih tidur?" Tanya NamJoon.
"Dia kelelahan pasti tapi juga begitu bergembira."
"Aku juga belum pernah melihatnya seriang kemarin-kemarin. Kita harus sering menjadwalkan bepergian bersama. Sepertinya akan asyik. Apa harus ku belikan dia sepeda kecil?" NamJoon menatap awang-awang, berpikir.
Ku tinggalkan suamiku itu untuk mengecek putraku. Jika dia tak bangun maka akan ku bangunkan dia.
"Mom?" Aku terkejut karena dia sudah duduk di ranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr Idol, I Love You
FanfictionBersatu karena kesalahan semalam, berpisah karena dipisahkan. Dikejar lagi karena cinta.... Apakah mereka akan berhasil bersatu? Dengan latar belakang berbeda dan strata tak sama.... Kim NamJoon x Eden (you)