02

105K 7.4K 366
                                    

A Frozen Flower
Sekuntum bunga yang beku
🥀

"Capek ga sayang?" Tanya Jeff perhatian.

Keduanya baru saja pulang dari acara makan malam itu, kini Jeff sudah sampai di depan apartement Launa. Mengantar sampai depan pintu untuk memastikan bahwa sang tunangan pulang dengan selamat.

Launa mengangguk, hal itu membuat Jeff tertawa kecil. Diusapnya pelipis Launa dengan lembut, tak lupa untuk memberikan kecupan ringan di sana. "Jangan lupa bersih-bersih sebelum tidur. Jangan sampai sakit, 98 hari lagi kita akan menikah."

Launa tertawa pelan, ukiran senyum itu terlukis manis di wajah dewi Launa. Cantik memesona, indah nan sedap dipandang mata. Untuk kesekian kalinya Jeff kembali terpesona. "Cantik,"

"Hah?" Launa menerjap bingung.

"Calon istriku cantik,"

Launa hanya terkekeh pelan sambil menggelengkan kepalanya, pria itu memang gemar sekali memujinya. Padahal Launa sendiri tidak merasa bahwa dirinya cantik, bahkan jika boleh jujur, ia merasa insecure dengan saudari kembarnya sendiri——Laura.

Bentuk tubuh Laura lebih berisi dan tinggi, juga gemulai anggun setiap apa yang dilakukannya sangat jauh berbeda dengan Launa yang bar-bar dan kekanakan.

"Oh iya. Kenapa kau tadi begitu ketus pada calon kakak iparmu?" Tanya Jeff teringat pada acara makan malam mereka barusan. Seketika senyum Launa luntur begitu saja, gadis itu berdecak kesal.

"Entahlah. Dia memiliki aura yang negatif," sahut Launa.

"Baiklah. Aku pulang dulu, okay?" Launa mengangguk. Jeff mengusap kepala sang kekasih sebelum akhirnya pergi beranjak pulang. Launa masih tetap pada posisi, menatap punggung kekar pria itu yang semakin menjauh tertelan jarak.

Launa segera masuk ke dalam apartementnya, kakinya terasa pegal. Heels yang dikenakannya begitu merepotkan. Launa sangat membenci keanggunan, karena baginya itu sangat menyulitkan.

"Baiklah Launa, sekarang waktunya menjadi dirimu sendiri." Ucap Launa membuka heels itu dan melemparnya asal.

Ctak!

Langkah Launa terhenti saat saklar lampunya menyala begitu saja, ia mundur spontan mendapati punggung seorang pria yang terduduk anggun di atas sofa.

"Siapa kamu?!" Tanya Launa sedikit menyentak. Ia langsung mengambil payung yang berada di sebelahnya, memasang posisi siap melawan pria itu jika ia bertindak macam-macam.

Punggung kekarnya dibalut dengan tuxedo mewah yang licin mengkilap itu, melekat sempurna dengan gagah. Dengan gerakan perlahan, pria dengan kedua tangan yang dimasukan ke dalam celana itu memutar tubuhnya.

"Do you miss me?"

Launa menurunkan tangannya yang memegang payung, mulutnya menganga, alisnya menukik sempurna. Terkejut bukan main, sedikit tidak mengerti tentang apa yang dihadapinya sekarang.

"Alzion?" Gumam Launa lirih, nyaris seperti bisikan. Netranya kembali naik, menatap pria tampan dengan senyum menawan itu di hadapannya.

"Yes, baby girl?"

Launa berdecih, ia membasahi bibirnya yang terasa kering itu dengan lidahnya. Memijit keningnya pelan sembari memejamkan mata. Kenapa pria itu gemar sekali membuat moodnya kacau?

A Frozen Flower [ Terbit ]Kde žijí příběhy. Začni objevovat