09

78.9K 6K 777
                                    

A frozen flower
🥀

Brak!

Dua orang wanita dengan pakaian nyaris telanjangnya itu, jatuh tersungkur saat Klazo mendorongnya. Tangan mereka diborgol, juga lehernya yang ikut di rantai.

Di atas kasur dengan selimut hitamnya itu, Launa nampak syok. Ia menatap ke arah Alzion dengan menggeleng pelan. "Zion, jangan bilang kau—,"

"Tentu, sayang." Seringai Alzion terbit, ia mengarahkan dagu Launa agar menatap ke arah dua orang yang duduk di lantai itu.

Dengan santai, Alzion menyandarkan punggungnya pada kepala ranjang, lalu menarik Launa dalam pelukan. "Tentu saja aku akan membunuhnya."

Alzion menatap ke arah dua wanita molek dengan polesan make up itu yang kini nampak pasrah akan hidupnya. Mereka bagaikan hewan yang siap untuk mendapat siksaan dari sang majikan.

"Siapa namamu?" Tanya Alzion, menunjuk wanita dengan dress merah itu dengan telunjuk kanannya.

Dugh!

"Jawab, jalang!"

Klazo menendang tubuh wanita itu kala dengan lancangnya ia tak menjawab pertanyaan Tuannya. Dengan sedikit ringisan, wanita itu menaikan pandangannya menatap ke arah Alzion. "G-gla Gladis, T-tuan."

Alzion menganggukan kepalanya pelan, pria itu kini melirik ke arah perempuan sampingnya yang nampak jauh lebih kacau dibandingkan dengan wanita bernama Gladis itu.

"Kau?"

Tak mau mendapat perlakuan yang sama, dengan cepat wanita itu mengangkat kepalanya, menatap ke arah Alzion dengan bibir bergetar takut. "Jenny, Tuan."

Alzion kembali mengalihkan atensinya pada Launa. "Kau lebih suka yang mana, sayang? Gladis atau Jenny?" Tanya Alzion berbisik seksi, pria itu menempelkan pipinya pada pelipis Launa.

"Yang membuatmu tertarik untuk kau tolong, maka, orang itu yang akan pertama kita mainkan."

Launa diam tak bersuara, gadis itu nampak sedikit bergetar dengan matanya yang menatap iba ke arah dua wanita yang tidak dikenalnya itu. Cengkramannya pada kain sprei makin menguat, Launa nampak menumpahkan segala ketakutannya di sana.

Alzion memejamkan matanya kala mendengar deru nafas Launa yang begitu terdengar indah ditelinganya. Tubuh Launa yang kian menegang tentu saja ia rasakan, hal itu membuat seringai kemenangan Alzion makin terbit dengan hati senang pun kepuasan.

Sudah ia bilang bukan? bahwa ia adalah Alzion, dan seorang Alzion akan mendapatkan apapun dengan mudah. Terutama Launa, gadis pembangkang yang akan ia buat cinta mati padanya suatu hari nanti. Cepat atau lambat, namun dengan pasti, Alzion sangat meyakini.

"Klazo," panggil Alzion tanpa membuka matanya. Pria itu masih setia memeluk tubuh Launa dengan mata terpejam nyaman. "Sudah kau siapkan apa yang kuperintahkan?"

"Sudah, Tuan." Alzion mengangguk pelan. Kaki tangannya yang satu itu memang selalu cekatan dalam melaksanakan segala perintahnya.

"Mulai dari yang paling ringan, hingga paling mematikan. Aku ingin menikmati tontonan menyenangkan itu lebih lama, bersama istriku." Mata Alzion terbuka, pria itu merenggangkan pelukannya lalu menarik dagu Launa agar menatapnya.

A Frozen Flower [ Terbit ]Kde žijí příběhy. Začni objevovat