17

72.9K 5.5K 836
                                    

Sekuntum bunga yang beku
🥀

500 vote - 500 komen for the next chapter •

"Menurut kalian, hukuman apa yang pantas untuk karyawan yang membolos di jam kerja dan——menggosipi atasannya?"

Ketiganya saling pandang lalu menatap Launa memohon. "Tolong Nyonya, jangan adukan kami pada Tuan Alzion. Kami berjanji tidak akan melakukannya lagi." Launa tertawa pelan lalu mengangguk. Tentu saja hal itu membuat ketiganya keheranan. Semudah itukah?

"Aku tidak akan mengadukan kalian pada Alzion karena membolos," ucap Launa tersenyum ke arah mereka.

"Terima kasih Nyonya, anda sungguh baik," puji salah satu dari mereka. Ketiganya menghela nafas lega mendengarnya. Namun, kelegaan itu tak bertahan lama saat Launa melanjutkan kalimatnya.

"Tapi aku akan adukan pada Alzion, bahwa kalian—" Launa menunjuk mereka satu persatu. "Mengataiku jalang." Launa berjalan mendekati, lalu menarik kerah perempuan berkemeja putih itu, ia mendekatkan bibirnya pada telinga karyawan itu yang kini nampak merapat dengannya. "Dan laki-laki yang kau sebut bos itu, begitu gila jika sedang marah. Menurutmu, kemarahan jenis apa yang akan ia tunjukan saat istrinya dikatakan sebagai jalang?"

Launa menarik senyum manis lalu melepaskan tangannya dari kerah baju perempuan itu dan menepuk-nepuknya pelan seakan tengah membersihkan. Atmosfer sekitarnya berubah mencekam, tindakan Launa barusan mampu membuat mereka semua tak berkutik. Utamanya perempuan yang mendapat bisikan bernada ancaman itu darinya.

Dirasa cukup, Launa membalikan badannya berniat pergi dari sana. Namun baru beberapa langkah ia berjalan, lengannya ditarik kasar oleh salah satu pekerja Alzion itu dan—

Plak!

Sebuah tamparan keras mendarat sempurna di pipi kanannya. Wajah Launa tertoleh ke samping saking kerasnya tamparan yang ia dapatkan. Keadaan hening beberapa detik, hingga akhirnya dua bodyguard yang menemani Launa berjalan guna menghampiri majikan mereka. "Apakah terasa sakit, Nyonya?" Tanya bodyguard itu cemas, Launa menggeleng pelan.

"Lancang!" Satu bodyguard lainnya yang bername tag Hansen menggeram marah mendapati majikan mereka diperlakukan begitu. Langkah tegapnya berjalan menghampiri perempuan yang menjadi pelaku utama penamparan Launa.

PLAK!

Tamparan balasan yang lebih keras diterima oleh perempuan itu. Tubuhnya terhuyung dan terjatuh begitu saja. Dua temannya memekik melihatnya, mereka mundur ketakutan.

"Mari kita kembali ke ruangan Tuan, Nyonya. Saya akan persiapkan alat kompresan untuk anda," kata satu bodyguard yang berada di sisi Launa.

Launa mengangguk lalu berjalan kembali ke ruangan Alzion.

"Kau urus mereka, dan bawa pada Tuan." Hansen mengangguk, ia menggulung kemeja hitamnya hingga siku lalu memborgol ketiga perempuan itu dan menyeret mereka semua menghadap Tuan iblis mereka. Alzion Rimba Kalansi.

*******

Brak!

Alzion memasuki ruangan kerjanya dengan menendang pintu masuk itu kasar. Pria itu melihat Launa yang kini tengah tertidur di sofa. Langkah Alzion berjalan menghampiri istri mungilnya, ia berjongkok dan menyingkirkan untaian rambut Launa yang berjatuhan hingga menutupi wajahnya.

A Frozen Flower [ Terbit ]Kde žijí příběhy. Začni objevovat