07

86.8K 6.1K 179
                                    

A Frozen Flower
Sekuntum bunga yang beku
🥀

Launa mengangkat jari tengahnya di depan muka Alzion. "Fuck!"

Alzion terdiam dengan tatapan tak terjemah, aura yang dipancarkannya gila dan liar. Deru nafas sisa-sisa emosi Launa terdengar, hal itu membuat Alzion menarik sudut bibirnya tipis. "Kau mengajakku bercinta, sayang?"

Seringai tipis Alzion membuat Launa mendeteksi alarm bahaya. Sial! Dia salah memilih kata.

Launa spontan memundurkan wajahnya saat Alzion mulai mempertipis jarak diantara keduanya. "M-mau apa kau?!"

"Menuruti maumu,"

Mata Launa membola saat Alzion mengunci pergerakannya dan menyambar bibirnya tanpa aba. Menghisap dan mengigit rakus penuh damba, Launa berontak sekuat dia bisa, tapi kembali Alzion yang selalu memenangkan segalanya.

Launa menggerakan kepalanya ke kanan dan ke kiri sebagai bentuk penolakan. Kewalahan Alzion dibuatnya, tapi pria itu tidak berniat menyudahinya. Ia terus menyerang lagi dan lagi bibir ranum merah muda itu yang kini menjadi benda kenyal favoritnya.

"You're sweet," ungkap Alzion berbisik, berat dan menggairahkan.

Usai menyudahi kegiatan gilanya, pria itu mengusap bibir  bawah Launa dengan ibu jarinya. Launa masih berusaha menormalkan deru nafasnya, sendatan tiap tarikan nafasnya membuat jiwa dominan penuh keliaran dalam diri Alzion terpanggil dan siap memangsa.

"Hah, hah... brengsek!" Tuding Launa.

Brantakan kacau penampilannya, apalagi bibirnya yang bengkak memerah karena ulah suaminya itu. Launa bagaikan ikan di daratan, ia memburu oksigen dengan mata memicing penuh kebencian pada pria yang kini berjarak beberapa centi darinya.

"Yes, my love?" Alzion membelai merayu pelipis Launa, menyelipkan untaian rambut yang berjatuhan itu. "Nikmat, bukan?"

Launa berusaha melepaskan kedua tangannya, yang dicengkram oleh satu tangan Alzion. "Lepaskan!"

Ketika cengkraman itu terlepas, Launa langsung mengangkat tangannya siap menampar rahang pria itu. Sayang, Alzion dengan cepat menangkis.

"Beginikah caramu berhadapan dengan suamimu?" Tanya Alzion sambil menangkap tangan Launa, mata pria itu menatap Launa tajam.

Posisi Launa yang masih duduk terkukung di atas pangkuan Alzion membuatnya merutuk dalam hati karena kesulitan untuk berontak.

"Shhh.." Alzion meremas tangan Launa kuat-kuat, tatapannya masih setia menatap Launa dengan rahang mengetat. Launa meringis menahan sakit.

Alzion semakin menyunggikan seringainya melihat Launa yang perlahan mulai mengakui kekalahannya. "Kau tahu bukan, bahwa aku bukanlah orang sabar, Launa." Ucap Alzion memperingati.

"Beginikah caramu memperlakukan istrimu?" Tanya Launa membalas kalimat Alzion. Ia menahan ringisannya saat kini tangan Alzion mencengkram kuat pergelangan tangannya.

"Sudah mengakui bahwa kau istriku, hm?" Alzion menyunggingkan senyum kemenangannya, hal itu membuat Launa langsung tersadar akan ucapannya barusan.

"Jadi kau ingin diperlakukan seperti apa? Katakan."

Cara Alzion berbicara, cara pria itu menatapnya, cara Alzion menyentuhnya. Semua teramat asing bagi Launa, kenyamanan pun kelembutan yang diberikan oleh pria itu nyatanya tak membuat Launa tersentuh.

A Frozen Flower [ Terbit ]Kde žijí příběhy. Začni objevovat