Murat sedang memasak pasta dirumahnya. Meniriskannya kemudian meletakkannya dipiring. Dilanjutkan dengan memasak daging diatas pan panas. Membolak-balikkan pannya beberapa kali seperti seorang chef handal. Setelah matang, kemudian daging itu diletakkannya diatas piring pasta tadi. Tiba-tiba bel berbunyi. Murat meletakkan piringnya dan pergi membuka pintu.
"Surprise!!!" Kata Didem.
"Aku tidak tahu kalau kita memutuskan untuk bertemu disore hari?" Tanya Murat heran. Seolah tidak menyukai kedatangan Didem didepan pintunya.
"Kalau kau tau, itu bukan lagi sebuah kejutan, bukan?" Kata Didem tidak peduli. Lalu dia masuk begitu saja tanpa dipersilakan Murat
"Aku membawa beberapa manisan lezat dengan sereal dan buah-buahan." Katanya lagi.
"Aku belum makan apapun." Kata Murat dengan gaya seperti tidak suka akan kedatangan Didem.
"It's okay, Darling. Kita akan makan dessert ini setelah kita makan makanan kita." Dengan cuek Didem masuk kedalam menuju dapur.
Murat tampak sebal melihat tingkahnya. Dia hanya bisa pasrah dan menutup pintu.
###
Hayat dan Ipek sedang berkemas dikamarnya. Hayat sedang duduk diatas tempat tidurnya,sementara Ipek membereskan baju dilemari. Asli tampak khawatir.
"Ya Tuhan! Kalian benar-benar akan pergi dari rumah?" Seru nya sambil memegang kepalanya.
"Jika mereka mengijinkan, tentu kami akan meminta izinnya." Kata Hayat.
Asli tercenung melamun. Hingga dia dipanggil Ipek beberapa kali dan menjentikkan jarinya didepan wajah Asli, barulah Asli tersadar.
"Kami akan pergi dari rumah, dan kau akan mengatasi situasi disini. Oke?" Tanya Ipek memastikan.
Asli mengangguk gugup, namun terlihat tidak yakin.
"Ah, kenapa terasa panas sekali disini." Ujarnya gugup
"Aku tidak bisa melakukan hal-hal seperti ini!" Ujarnya kemudian, hampir sedikit berteriak.Hayat memberi kode agar Asli tidak terlalu berisik.
"Ssst!"
"Kau tetap disini, dan aku yang akan pergi bersama Hayat." Kata Asli pada Ipek.
Ipek terlihat geram dan sedikit marah
"Lalu siapa yang akan menyetir?! Dan aku juga harus melakukan beberapa pembayaran. Kita semua tahu seberapa hebatnya kau menyetir." Kata Ipek menambahkan.Hayat mengangguk setuju.
"Baiklah. Akan kasihan bagi mobilnya, para pejalan kaki dan lingkungan hidup sekitarnya. Aku akan menyebarkan teror." Kata Asli mengalah.
Ipek tersenyum
"Begini saja. Kau menyetir, aku dan Hayat akan tetap disini." Kata Asli lagi.
Hayat membelalakkan matanya seolah tak percaya, dan Ipek hanya menatapnya. Asli kecele ditatap begitu oleh kedua orang temannya itu.
###
"Mereka membuka tempat baru di Bebek tadi malam. Teman-teman ku bilang mereka pergi kesana." Kata Didem.
Sekarang Didem dan Murat sedang makan bersama dimeja makan.
"Mereka bilang, mereka sangat menyukainya. Awalnya, aku pikir akan mengajakmu keluar. Tapi kemudian aku bilang pada diri sendiri, tidak ada tempat terbaik selain rumah."

KAMU SEDANG MEMBACA
Katakan I Love You
RomanceHayat seorang gadis desa yang telah menyelesaikan kuliahnya di Istanbul, dipaksa pulang ke kampung halaman karena tak kunjung mendapatkan pekerjaan. Dalam ke-putusasa-an, dia mendapatkan pekerjaan disebuah perusahaan tekstil terkenal. Namun pekerjaa...