23

97 4 0
                                    

Sore harinya, tiga sahabat bercakap-cakap di kamar. Membicarakan tentang apa yang mereka alami seharian ini. Mungkin, lebih tepatnya yang Hayat alami seharian ini.

Asli sedang duduk didepan komputer, sedangkan Ipek berdiri disebelahnya. Hayat? Hayat sedang duduk diranjangnya sambil memeluk boneka kataknya dan merengut sedih.

"Apa sih swot analysis itu?" Ujar Ipek.

"Tunggu sebentar.. Aku menemukannya. Akan aku bacakan," Asli kemudian membacakan pengertian swot analysis yang ia temukan di komputernya. Ipek dan Asli lalu menoleh kepada Hayat.

"Aku tidak perlu mempelajarinya, sepertinya aku tidak akan kembali bekerja lagi. Huhuhu... " Ujar Hayat sedih.

Tiba-tiba Ipek punya ide.
"Mari kita pergi dan bicara pada Suna yang asli,"

"Baik. Tapi itu tidak mengubah apapun, Sayang. Dia sudah mengatakannya dengan jelas," Kata Asli.

"Tapi setiap orang memiliki kelemahan," Kata Ipek.

"Ya, dia punya. Burung. Jika kita memberikannya sekandang penuh burung, mungkin dia akan berubah pikiran. Huhuhu..." Tiba-tiba Hayat menyahut, tapi masih dengan muka cemberut sedih. Kedua sahabatnya tampak berfikir.

"Oh sayangku.. Kenapa kau bertingkah seperti itu. Ini bukan saatnya untuk menangis," Asli berjalan mendatangi Hayat dan duduk disebelahnya.
"Kita akan mencari solusi nya bersama-sama."

"Kita akan menemukan solusinya, kan?" Ujar Hayat mengulangi perkataan Asli.

"Tentu saja!" Kata Asli riang.

"Tentu saja!" Kata Ipek juga sambil mendatangi kedua sahabatnya dan memeluk mereka.
"Dan apabila kita tidak dapat menemukan solusinya, kita akan bersama-sama membereskan barang-barang mu. Tidak masalah!" Lanjutnya.

Mendengar ucapan Ipek, Hayat kembali menangis sambil membenamkan kepalanya pada boneka yang dipeluknya. Sementara Asli yang juga kesal mendengar candaan Ipek hampir saja ingin mencekik sahabatnya yang satu itu.

Tiba-tiba terdengar suara ibu Hayat dari luar
"Makanan sudah siap! Gadis-gadis, cepat siapkan meja makan!"

"Ibu mengatakan makanan sudah siap. Aku tidak percaya ini! Tolong buatkan Halva juga!" Teriak Hayat agar terdengar ibunya. Kemudian dia menangis lagi.
(Note: Halva dimasak dan ditawarkan oleh kerabat orang yang meninggal  pada tamu atau tetangga yang datang berkunjung).

"Oh sudahlah! Hentikan itu!" Ipek merebut boneka yang dipeluk Hayat. Dia mulai marah.
"Jangan kau benamkan kepalamu kedalam bantal, seperti burung unta! Kita akan mengatasinya. Jangan khawatir."

&&&&


Di kediaman Tuan Nejat.

" Aku sudah disini. Apakah My Lady memanggil ku?"

Doruk masuk kekamar ibunya. Terlihat Nyonya Derya sedang ditata rambutnya oleh seorang hairstylish.

"Doruk, apakah kau tahu?" Kata Nyonya Derya agak keras, karena suara bising dari hairdryer.

"Tahu apa?" Dengan sedikit berteriak Doruk kembali bertanya.

"Kakakmu sedang melakukan sebuah rencana pekerjaan." Kata Nyonya Derya.

"Pekerjaan yang mana?" Tanya Doruk.

"Aku mendengar bahwa dia sedang mengerjakan sebuah rencana besar,"

Doruk hanya tersenyum mendengarnya.
"Sebuah rencana kecil tidak akan cukup untuk Kakak," Sahutnya.

Katakan I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang