2

443 12 0
                                    

Disebuah rumah sederhana namun terlihat rapi dan asri. Terlihat seorang wanita sedang memasak di dapur. Ada sebuah teko teh khas Turki diatas kompor. Mentega yang dipanaskan diatas wajan. Dengan tambahan tomat dan telur, serta keju di atasnya. Wanginya memenuhi seisi rumah itu.

Disisi lain, dua orang gadis yang masih tidur mulai terbangun karena mencium aroma dari dapur.

"Hmm... Ipek.." kata Hayat masih memejamkan matanya.

"Hmm.. " Sahut Ipek

"Aku sedang bermimpi dan ada aroma menemen asli tercium oleh ku.. "

"Tidak, itu bukan mimpi. Aku juga menciumnya." Ipek pun menimpali, juga masih dalam keadaan terpejam.

"Kalau begitu Asli sedang mencoba memberi kejutan pada kita."

Ipek membuka matanya dan menoleh, " Jangan konyol. Asli sedang bertugas jaga di rumah sakit."

Hayat sedikit membuka matanya, "Lalu siapa yang sedang membuat menemen ini? Ini adalah aroma menemen asli." lanjut Hayat sambil menghirup aroma masakan itu kuat-kuat.

"Seperti aroma menemen buatan ibuku."

Terdengar teriakan seorang wanita dari dapur, "Sarapan sudah siap! Ayo bangun sekarang juga!"

Ipek membelalakkan matanya terkejut. Namun Hayat masih dengan terpejam, "Suaranya pun terdengar seperti suara ibuku.." Kemudian dia menyadari..

"Ibu!" Hayat terduduk dan matanya pun sepenuhnya terbuka.

"Itu benar-benar ibu!" Hayat terlonjak dan jatuh terguling dari atas tempat tidur.
Dengan masih terduduk di lantai, "Ibu? Apa yang Ibu lakukan disini?! "

"Bangun sekarang juga, gadis-gadis malas! " Nyonya Emine masuk sambil menenteng sebuah koper dan sebuah tas. Lalu membuka lemari pakaian Hayat.

"Kapan Ibu tiba?"

"Pukul enam." sahut Nyonya Emine dengan cuek. Dia mulai mengeluarkan pakaian Hayat satu persatu.

"Apa yang Ibu lakukan?" Hayat terkejut melihat apa yang sedang ibunya lakukan.

"Berkemas." sahut Nyonya Emine sambil melemparkan pakaian kepada Hayat.

"Tapi kenapa, Bibi Emine? " tanya Ipek yg masih berada di tempat tidur.

"Ayahnya berkata, 'sudah cukup. Pergilah dan bawa gadis itu'. Kamu tahu, apa yang dikatakan ayahnya harus terlaksana. "

Ipek hanya bisa tertunduk dan memijit keningnya

"Dia berkata, 'Dia sudah menyelesaikan kuliahnya, dan dia tidak dapat menemukan pekerjaan, jadi dia harus segera kembali ke rumah. Dia pergi untuk kuliah dan tak kembali. Mulai sekarang dia harus selalu ada di sisiku'. Begitu katanya" Kata Nyonya Emine mencoba menirukan kata-kata suaminya.

Hayat hanya bisa tercengang tak percaya mendengarnya.
Seolah faham dengan tatapan anaknya Nyonya Emine pun melanjutkan,

"Aku bersumpah ayahmu mengatakan hal itu kepadaku".

"Ayah mengatakan semua itu?" Hayat masih tak percaya.
"Tapi kemarin aku bicara pada Ayah dan dia tidak mengatakan apapun?"

Dengan tersenyum ibunya menjawab, "Oh gadisku tersayang, tentu dia tidak mengatakan apapun padamu. Kau tau ayahmu. Dia telah "memakan" hidupku! "

Habislah sudah. Hayat hanya bisa tertunduk dan menekuk mukanya.

"Selamat datang bibi Emine. Selamat tinggal Hayat" sahut Ipek mengakhiri perdebatan itu sembari kembali membenamkan diri kedalam selimut dan melanjutkan tidurnya.
Hayat hanya bisa berpaling dan menatap sahabatnya itu dengan geram.

"Ambil ini!" seru Nyonya Emine dan melemparkan baju kearah Hayat.

"Ufh!! " seru Hayat kesal.


#####

Gimana? Masih belum menarik ya? Ok gak papa lah ya.. Nama nya juga baru belajar. Vote dan komen nya dong biar rame..

Katakan I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang