15

133 5 2
                                    

"Aku tidak mau berada satu atap dengan pria menyebalkan itu! Atau menghirup udara yang sama dengannya. Tapi aku harus tetap melakukannya agar bisa tetap bertahan hidup disini" kata Hayat. Kini mereka sudah sampai dirumah. Mereka bertiga masih mendiskusikan topik yang sama.
"Lagipula bukan itu yang terpenting sekarang. Girl's.. Aku akan bekerja sebagai sekretaris besok. Apa yang akan aku pakai...? " Hayat bertanya pada Ipek dan Asli dengan nada memelas.
"Aku hanya punya dua pasang sepatu dan lemari baju ku dipenuhi dengan baju-baju murahan! " Hayat melemparkan baju yang sedang dipegangnya dan mengenai Asli.

Asli hanya tersenyum dan berkata, "Jangan khawatir dengan masalah sepatu, akan aku urus".

"Jangan-jangan dia akan memberi mu sepatu perawatnya" canda Ipek. Ipek merasa sangsi Asli akan memiliki sepatu high heels.

"Sudah aku katakan, aku akan mengurusnya! " sengit Asli pada Ipek. Dia mengacungkan jari telunjuk nya pada Hayat dan Ipek. "Tunggu disini". Lalu dia beranjak dari duduk nya. Dia berlari keluar kamar dan berbalik lagi sebentar pada Hayat dan Ipek.

Hayat dan Ipek kebingungan dengan sikap Asli, namun tetap tersenyum melihat tingkah temannya itu.

Asli kembali ke kamar dengan membawa lebih dari setengah lusin pasang sepatu miliknya.

Hayat terkejut melihat koleksi sepatu milik Asli.
"Ya ampun.. Apa ini semua? Sepertinya selama ini dia menyembunyikan harta karun didalam kamarnya! ". Ipek hanya tersenyum menanggapi perkataan Hayat.

"Mau bagaimana lagi? Aku menyukai sepatu-sepatu ini. Aku pikir akan memakainya suatu saat nanti. Jadi aku membeli nya" kata Asli tersenyum malu.

"Wow! Asli, kau bisa mendapatkan pacar dengan memakai sepatu-sepatu ini" kagum Ipek. Dia mengambil sepasang sepatu, mengaguminya, sambil duduk di samping Asli.
Hayat mengangguk meng-iya-kan
"Tapi kau sangat sibuk di rumah sakit, kapan kau bisa jalan-jalan dengan memakai sepatu ini? "
"Mungkin kau bisa menyembuhkan pasien mu... Atau, kau bisa menjumpai seorang yang sehat lalu membuatnya sakit cinta... " goda Ipek sambil menyandarkan tubuhnya pada Asli. Hayat pun ikut tersenyum jahil.

Sambil mendorong tubuh Ipek, "Berhenti menggoda ku! Bukan aku yang jadi topik saat ini, tapi Hayat kan? "
"Baiklah manis, aku tidak punya kesempatan memakai kalian, tapi kalian punya kesempatan" ucapnya seolah berbicara pada sepatu-sepatu nya. Dia mengambil sepasang sepatu berwarna krem dan menyerahkan nya pada Hayat.
"Sekarang cobalah. Kita lihat bagaimana penampilan mu".

Sepatu itu langsung disambut dengan antusias oleh Hayat dan segera dicoba dikaki nya. Hayat agak kesulitan pada awalnya. Ipek dan Asli harap-harap cemas melihatnya.

"Bagaimana? Bagus? " tanya Hayat

"Bagus! " ujar Ipek

"Sangat cocok! " kata Asli sambil bertepuk tangan kegirangan.

"Benarkah? " tanya Hayat. Hayat agak terseok sedikit dan hampir jatuh.

"Jangan khawatir.. Jangan khawatir.. Kau akan terbiasa memakainya nanti" ujar Asli menyemangati. Ipek pun mengangguk.

Hayat mengangguk dan menarik nafas lega. Sekali lagi dia melihat pantulan dirinya dicermin.

%%%%

Di club, Doruk dan Murat sedang duduk minum di bar.
"Aku mengakui, koleksi tahun ini sunggu hebat" ujar Doruk sambil memandang kearah para wanita yang sedang menari di lantai dansa.

Katakan I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang