21

143 4 2
                                    

Murat masih memandang mereka berdua dengan keheranan. Tapi Hayat mencoba menyelamatkan keadaan dengan mengatakan kalau dia dan Suna Pektas yang asli memiliki nama yang sama.

"Kami memiliki nama yang sama" Hayat tersenyum gugup.

"Benarkah? " kata Suna dengan bingung. Hayat dengan cepat memandang nya untuk memperingatkan.

Walaupun bingung, Murat mencoba untuk tidak ambil pusing.
"Kenapa kau masih disini? " tanya nya pada Hayat. Namun Suna mengira Murat bertanya kepada nya. Karena tadi Murat memanggil nama Suna.

"Tentu saja. Karena aku baru saja tiba" sahut Suna

"Aku tidak bertanya pada mu"

Hayat berbisik pada Suna bahwa bos nya sedang bicara pada nya, bukan pada Suna.

"Dan tolong terima teman mu diluar jam kerja". Hayat hanya mengangguk gugup.

"Kenapa begitu? " tanya Suna

"Tolong jangan tersinggung"

"Tapi kau berbicara tentang aku"

"Saya bicara pada pegawai saya.."

"Tapi pegawai mu itu seharusnya aku"

Hayat langsung panik. Tapi Murat hanya tertawa mendengarnya.

Dengan berbisik Hayat mengatakan pada Suna
"Syukurlah kamu bukan pegawai disini"

"Ah! Teman mu benar-benar mirip seperti mu" ujar Murat

"Tapi kami bukan teman"

"Sebenarnya... Saya dan Suna seperti kakak adik. Hubungan kami bahkan melebihi hubungan kakak adik" dengan tersenyum gugup Hayat menjelaskan. Suna hanya menatap Hayat dengan aneh.

"Maaf? " sahut Suna

Hayat mencoba memperingatkan Suna agar diam dan mengucapkan beberapa kata tanpa suara.
"Aku akan menjelaskan nya nanti"

"Saya tahu kata kata saja tidak cukup untuk menjelaskan nya, iya kan? " kata Hayat pada Suna...

"Saya rasa, rasa sayang kami tidak akan sebesar ini walaupun kami bersaudara" ucapnya pada Murat.

"Saudara apanya! " Suna menepis tangan Hayat yang berada di pundaknya.

"Dia tidak bermaksud seperti itu, Tuan Murat.. " Hayat tersenyum gugup

"Aku akan menjelaskan nya sebentar lagi" bisik Hayat pada Suna.

"Baiklah.. Terima kasih atas kelakuan kalian yang tidak jelas ini. Tidak hanya kehidupan pekerjaan mu, kehidupan pribadi mu pun sungguh luar biasa"

"Wah! Wah! Wah! Kalian semua berkumpul disini. Ada baiknya kita datang tanpa memberitahu"

Ternyata Tuan Nejat tiba-tiba datang bersama istri nya. Hayat semakin ketakutan, lalu menutup wajahnya dengan sebelah tangannya. Hayat fikir, tentu Suna mengenali Tuan Nejat dan dia takut Suna akan mengatakan sesuatu.

"Apa yang anda lakukan disini, Tuan Nejat? "Dengan sopan namun gugup, Hayat bertanya.

Semua memandang Hayat keheranan. Mengapa Hayat memanggil Tuan Nejat dengan sebutan "tuan" dan bukannya "paman"

"Paman Nejat" Tuan Nejat mengoreksi ucapan Hayat.
"Dia adalah wanita yang aku ceritakan tadi, Derya. Suna adalah putri nya Kemal" kata Tuan Nejat pada istrinya.
"Dan ini adalah istri ku, Derya" kata Tuan Nejat pada Hayat.

"Senang bertemu dengan mu " kata Nyonya Derya sambil mengulurkan tangannya. Hayat menyambut tangan Nyonya Derya dan berkata,

"Saya juga"

"Silahkan kalian bisa masuk ke ruangan ku. Sementara itu Nona Suna bisa mengantar temannya keluar dan bisa kembali bekerja" ucap Murat

"Baiklah, Nona Suna" ujar Cagla yang sedari tadi bersiri dibelakang Tuan Nejat

"Ya"
"Ya"
Kata Hayat dan Suna bersamaan. Cagla menatap mereka berdua dengan bingung. Kembali Hayat harus menjelaskan kebohongan yang tadi sikatakannya pada Murat.

"Kami berdua memiliki nama yang sama. Kami bersahabat. Kami seperti saudara. Bahkan lebih dari saudara. Kamu bisa bayangkan bagaimana dekatnya kami" kata Hayat lelah sambil memeluk pundak Suna. Suna berusaha melepaskan tangan Hayat.

"Kau dengar kata-kata tuan Murat kan? Antar teman mu keluar, bagaimana pun sama nya nama kalian dan bagaimanapun eratnya hubungan kalian, pergi dan cepat kembali bekerja! "

"Tunggu dulu! " Suna masih mencoba menjelaskan namun dicegah Hayat.

"Kau dengar kata Tuan Murat, kan? Aku akan menjelaskan nya pada mu sebentar" segera Hayat mengajak Suna pergi dari sana.

&&&

"Jadi, Murat. Tentang apakah pertemuan bisnis dengan orang orang Arab ini? " tanya Tuan Nejat

"Untuk saat ini masih rahasia"

"Hmm.. Apakah tentang perdagangan ekspor yang baru?" Namun Murat hanya tersenyum mendengar nya.

"Jangan repot-repot, Ayah. Aku tidak akan terpancing. Untuk saat ini tunggu dan lihat saja nanti". Tuan Nejat tertawa.

"Tampak nya anak mu bersemangat untuk menyingkirkan mu sebelum kau mengundurkan diri, Nejat" kata Nyonya Derya

"Bukankah itu bagus? Kita bisa memulai perjalanan liburan kita lebih awal"

"Ini bukan tentang menyingkirkan Ayah, Bibi Derya. Saya sedang mengerjakan proyek besar. Saya tidak ingin Ayah mengetahui sesuatu yg belum sempurna"

"Rencana yang besar? " tanya Derya

"Ya" sahut Murat.

&&&

Katakan I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang