11

157 6 0
                                    

Doruk duduk diruang rapat dengan santai. Memandang pantulan dirinya di kaca dan sesekali merapikan rambutnya. Kemudian Murat datang membawa sebuah dokumen dan menghempaskannya begitu saja di meja. Dia tampak lelah dan kesal. Doruk memutar kursinya dan berpaling menghadap Murat.

"Kau selesai lebih cepat" sapa Doruk. "Aku menunggu orang-orang dari Milano Grup tapi tidak menjumpai siapa pun".

"Aku membatalkannya" sahut Murat.

"Oh... " Doruk menengadahkan kepalanya, "Murat Sarsilmaz sedang sangat marah hari ini" Doruk seolah ingin menggoda Murat.

"Anggap saja ini adalah salah satu hari keberuntungan kita. Seakan itu belum cukup, beberapa waktu yang lalu Ayah memanggilku. Dia memiliki seorang teman lama, namanya Tuan Kemal, Ayah ingin aku mempekerjakan putrinya. Seorang asisten untuk Cagla".

"Apa yang salah dengan hal itu?" Tanya Doruk

"Tuan Kemal berkata pada Ayah agar memberikan waktu yang banyak dan menunjukkan bagaimana dunia bisnis pada gadis itu".

Doruk tertawa, "Kau hanya harus jadi dirimu sendiri, itu saja! "

"Itu tidak profesional. Aku tidak mau mempekerjakan orang yang tidak bisa aku pecat"

Doruk mencondongkan tubuhnya ke arah Murat dan bicara sedikit berbisik, "Sst! Mungkin setidaknya gadis itu cantik".

Murat belum sempat menjawab, dia hanya menggelengkan kepalanya. Tiba-tiba Cagla datang membawa kopi untuk mereka berdua.

"Selamat menikmati, Tuan Murat" Katanya sembari meletakan cangkir kopi didepan Murat.
"Silakan, Tuan Doruk" dia meletakan cangkir ke dua didepan Doruk. Kemudian segera pergi.

Murat hanya menghembuskan nafasnya. Sepertinya dia lelah.

####

"Jadi inilah sangkar yang ayahmu yakinkan untuk kau masuki, Sayang? " kata seorang pria yang sedang duduk didalam mobil bersama kekasihnya. Mobil itu berada didepan gedung perusahaan Sarte.

"Ya, Sayang. Tapi Ayah tak akan berhasil. Aku akan melakukan interview itu. Lalu aku akan berkata pada Ayah kalau mereka tidak menerimaku bekerja" kata seorang wanita berbaju kuning disampingnya.

"Tapi Sayang. Kau sudah punya dukungan ayah mu. Pekerjaan itu sudah menjadi milikmu"

"Aku akan berusaha keras agar aku tidak diterima. Aku telah menjalani kehidupan seperti yang ayah mau hingga sekarang. Aku mempelajari empat bahasa karena keinginannya. Aku sudah lelah. Aku ingin hidup seperti yang aku inginkan"

"Bagaimana kau akan mengatakan semua itu kepada ayahmu, Suna?"

"Dia tidak akan siap mendengarnya, Gokce. Dia akan mati disaat mendengar aku ingin mengamati burung dengan kekasihku dan tinggal didalam tenda. Dia tidak akan mengerti. Bahkan walau dia mengerti, dia tidak akan menerimanya. Jangan khawatir, aku akan mengatasinya"

Gokce hanya tersenyum mendengar penjelasan kekasihnya. Suna keluar dari mobil dan berdiri memandang gedung itu.

Disaat yang sama, Hayat tiba di gedung Sarte dan menatap gedung itu juga.
Mereka berdua menghembuskan nafas dan mulai memasuki gedung hampir bersamaan.

Suna lebih dulu tiba di resepsionis, namun Hayat yang datang setelahnya langsung bertanya,
"Permisi, aku datang untuk wawancara pekerjaan"

"Aku juga" Suna menimpali.

"Lantai 4" jawab resepsionis itu.

Katakan I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang