"Whoa...! Kau lagi! " seru Hayat.
"Aku baru saja ingin mengatakan hal yang sama padamu" Murat tak mau kalah.
"Aku katakan sekarang. Mengejarku. Membuntutiku. Itu tidak menakuti ku. Aku tidak takut! " tantang Hayat seraya mengacungkan jari telunjuknya kehadapan Murat.
"Aku tidak melakukan itu. Ini tempat kerjaku" ujar Murat datar.
"Ah, kebetulan sekali. Ini juga tempat kerjaku" sahut Hayat sinis.
Murat hanya diam mengalah. Kemudian dia menekan tombol lift.
"Aku ingin ke lantai dasar, jika kau tidak keberatan". Kemudian Murat melanjutkan dengan sedikit menyindir Hayat,
"Itu kalau kau tidak ada masalah berada satu lift dengan pria tak dikenal" dia menyipitkan matanya. Hayat hanya membalas dengan cibiran. Murat tersenyum. Mereka terdiam beberapa saat. Kemudian Murat membuka pembicaraan lagi,"Kamu bekerja dibagian apa? "
"Kenapa kau bertanya?" Sahut Hayat cuek.
"Karena aku belum pernah melihatmu sebelumnya"
Hayat memutar tubuhnya sedikit, agak menghadap Murat,
"Asisten dari asisten nya bos. Baru saja" dengan bangga Hayat mengatakan itu.Mendengarnya Murat hanya mengangukkan kepala tanda mengerti. Dia menghembuskan nafas,
"Ternyata kau orang nya" Murat berkata lebih kepada dirinya sendiri."Kenapa? Kamu tidak suka?" Sahut Hayat, "Ku harap kamu hanyalah pesuruh bos" lanjutnya sinis. Murat hanya tersenyum mendengarnya.
"Yah, anggap saja semacam itu"
"Syukurlah.. Senang mengetahui kau tahu posisi mu" kata Hayat bernada mengejek.
Tiba-tiba lift nya berhenti. Hayat dan Murat terkejut. Hayat mulai panik.
"Kenapa lift nya berhenti?" Tanya nya pada Murat"Lift nya rusak" kata Murat santai
"Rusak? Bagaimana bisa rusak? " Hayat mulai takut dan panik. "Mengapa bisa berhenti? Apakah akan seperti ini terus? Apakah kita terjebak disini? " tanya Hayat yang mulai kelihatan sulit bernafas. Murat heran melihatnya. Dia berfikir, apakah gadis ini sedang bersandiwara.
"Aku tidak tahu apa-apa. Aku hanya seorang pesuruh. Tidak mengerti tentang lift" sahut Murat masih saja dengan santai.
Hayat panik dan membuang tas dan map yang dibawanya. Murat terkejut dengan yang baru saja dilihatnya.
"Berhenti! Keluarkan aku dari sini! " teriak Hayat sambil menekan-nekan tombol lift. "Keluarkan aku dari sini! Aku mengidap claustrophobia, lihat! Aku tidak bisa bernafas" dengan susah payah Hayat bernafas.
"Lakukan sesuatu! Lakukan sesuatu! " kata Hayat pada Murat yang sedari tadi hanya memandang keheranan."Kau memerintahku? "
"Lakukan sesuatu! Aku tidak bercanda" kata Hayat sambil memegang lehernya. "Aku tidak bisa bernafas. Aku terkena serangan panik. Aku... Aku.. "
Akhirnya Murat bertindak,
"Aku tau cara menangani orang yang mengidap claustropobhia. Tapi kau akan marah lagi padaku""Lakukan! Lakukan apapun yang kau tahu. Aku tidak bisa bernafas. Aku terkena serangan panik. Aku tahu diriku"
Tanpa menunggu lama, Murat pun menarik tangan Hayat dan membawa tubuhnya kedalam pelukan nya. Hayat mulai terdiam. Murat membelai-belai rambut Hayat untuk menenangkannya. Cukup lama Murat memeluk Hayat dan membelai rambutnya. Hayat pun berangsur tenang dan hanyut dalam pelukan Murat. Murat tersenyum. Sepertinya cara itu berhasil menenangkan Hayat.
"Baiklah.. Tenang.. Itu sudah berlalu.. Oke. Kamu aman sekarang.. Tenang.. " bisiknya dengan tangan masih membelai rambut Hayat.
"Apakah sudah lebih baik? " tanyanya.
Hayat hanya bisa mengangguk lemah. Murat pun tersenyum. Masih membelai rambut Hayat. Kemudian Murat mencium kepala Hayat, sepertinya dia juga mulai menikmatinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Katakan I Love You
RomanceHayat seorang gadis desa yang telah menyelesaikan kuliahnya di Istanbul, dipaksa pulang ke kampung halaman karena tak kunjung mendapatkan pekerjaan. Dalam ke-putusasa-an, dia mendapatkan pekerjaan disebuah perusahaan tekstil terkenal. Namun pekerjaa...