Hayat masih melanjutkan monolognya didepan kaca samping mobil Murat.
"Tiga hari. Hanya tiga hari saja. Dia harus membiarkanku melakukan itu selama tiga hari ini saja," Katanya sambil berkaca dan merapikan rambutnya.Murat masih memperhatikan Hayat dari dalam mobil sambil tersenyum. Tiba-tiba muncul keisengannya. Dia membuka kaca jendela mobilnya. Hayat terkejut bercampur malu.
"Hah? Tuan Murat!""Kau kini bahkan bertengkar dengan kaca mobil, ya?" Kata Murat sambil tersenyum mengejek. Hayat berfikir sejenak mencari alasan yg tepat.
"Saya sedang bertengkar dengan diri saya sendiri," Kata Hayat beralasan.
"Akhirnya kau menemukan pelampiasan yang tepat," Kata Murat. Emosi Hayat mulai terpancing. Dia meletakkan tangannya dijendela dan menjawab sambil tersenyum.
"Saya sarankan Anda hal yang sama, Tuan Murat. Mungkin dengan begitu Anda tidak akan menyiksa orang disekitar Anda dengan begitu buruk." Balas Hayat. Senyum diwajah Murat menghilang. Tampak Murat merasa kalah dengan kata-kata Hayat. Kemudian Murat melihat kedatangan Kerem. Dan akhirnya berkata pada Hayat,
"Sampai jumpa besok." Kata Murat dengan wajah masam. Dia lalu menutup kaca jendela tepat didepan wajah Hayat. Hal itu membuat Hayat tampak geram. Lalu Kerem mendekati mobil dan ingin membuka pintu pengemudi yang terletak disamping Hayat. Hayat mundur beberapa langkah kemudian bersandar pada mobil Ipek.
Hayat mulai mengomel lagi.
"Sampai jumpa besok? Dia sama sekali tidak mau kalah! Dia berkata begitu agar besok masih bisa bertemu dan memberiku pelajaran. Dasar maniak!""Mereka semua maniak!" Kata Ipek juga. Dia baru saja keluar dari toserba dan langsung menghampiri mobilnya disaat Hayat mengomel sendiri.
"Benar, mereka semua maniak!" Timpal Hayat. Ipek bingung melihat Hayat.
"Siapa yang kau sebut maniak?" Tanya Ipek.
"Aku berbicara tentang bos sadisku yang bernama Murat. Kalau kau?" Kata Hayat.
"Ah, entahlah! Seorang pria asing yang ku temui didalam toserba. Sudahlah!" Kata Ipek sembari masuk kedalam mobil kemudian melajukan mobilnya melanjutkan perjalanan mereka.
####
Sementara itu di kediaman Sarsilmaz...
"Nenek, biarkan aku menjadi orang pertama yg ngelike postinganmu. Aku akan 'mencolekmu' setiap hari (dulu ada fitur colek di facebook)." Ujar Doruk sambil tersenyum pada neneknya, Nyonya Azime Sultan. Mereka tampak sedang duduk diruang makan. Diatas meja tampak sebuah laptop menyala. Sepertinya Doruk baru saja membuatkan akun Facebook untuk neneknya tersebut. Dengan sifat jahil Doruk, pasti dia akan menggoda neneknya tersebut untuk apa membuat akun Facebook.
"Jangan membodohiku! Awas saja kalau kau macam-macam, melakukan sesuatu yang tidak benar!" Kata Nyonya Azime dengan marah. Doruk hanya tertawa.
"Nenek menyuruhku untuk bertanya pada Google sebulan penuh. Aku tidak yakin dengan apa yang kita lakukan sekarang. Kau akan menjadi budak internet, Nyonya Azime Sarsilmaz," Doruk menggoda neneknya.
"Aku tidak akan menjadi budak siapa pun! Aku memerlukannya untuk suatu hal. Kamu akan tau beberapa saat lagi." Kata Nyonya Azime. Doruk menurut.
"Oke... Aku akan mengaturnya dulu. Kita memerlukan foto untuk halaman profilnya. Bagaimana kalau kita menambahkan foto seluruh badan.. Orang-orang akan terkejut," Kata Doruk sambil melihat pada neneknya dari atas hingga kebawah. Emang dasar jahil ini Doruk.
"Jangan macam-macam! Memangnya untuk apa mereka menginginkan fotoku? Aku sedang memasak manti saat itu. Ayahmu yang mengambil fotonya. Pakai saja foto itu untuk foto profil," Kata Nyonya Azime.
"Foto manti tidak bisa, Nenek. Mungkin Nenek akan bertemu cinta dalam hidupmu pada aplikasi ini." Goda Doruk lagi.
"Dasar anak ini!" Nyonya Azime memukul Doruk lagi.
"Apa yang kau katakan pada nenekmu, Doruk.. Kau selalu menggoda nenekmu," Dari arah belakang mereka Tuan Sarsilmaz dan Nyonya Derya datang menghampiri. Doruk menoleh kebelakang dan bersiul melihat penampilan kedua orang tuanya.
"Wah.. Kalian akan keluar malam ini. Selamat malam," Ujarnya. "Ayah, aku sudah menambahkanmu sebagai teman pada akun Facebook nenek. Tuan Sarsilmaz tampak terkejut sekaligus kagum.
" Wah, kau membuat akunmu sendiri, Ibu?" Tanya Tuan Sarsilmaz.
"Ya, aku memerlukannya untuk suatu hal," Kata Ny
KAMU SEDANG MEMBACA
Katakan I Love You
RomanceHayat seorang gadis desa yang telah menyelesaikan kuliahnya di Istanbul, dipaksa pulang ke kampung halaman karena tak kunjung mendapatkan pekerjaan. Dalam ke-putusasa-an, dia mendapatkan pekerjaan disebuah perusahaan tekstil terkenal. Namun pekerjaa...