13. Sebuah Twitter

355 31 21
                                    

Happy reading, Raaders ✨🦋💙

***

13. Sebuah Twitter

Dua sosok yang berbeda kelas itu tampak menjadi sorot pandang dan bahan pembicaraan di sepanjang koridor yang ramai oleh beberapa anggota eskul yang tengah mengerjakan tugas mereka bersama rekan-rekannya.

Mendapati tatapan yang membuatnya merasa tidak nyaman itu, Rira perlahan mulai mengurangi langkahnya bersama Zerian yang tadi berada disampingnya. Rira berjarak hampir tiga langkah dari Zerian yang saat ini berada di depan.

Bahkan Zerian langsung ikut menghentikan langkahnya detik itu juga sembari menatap Rira yang sudah berada dibelakangnya.

Melihat Zerian berhenti, otomatis Rira pun berhenti melangkah di belakang cowok itu. Kini, mereka berhadapan sambil menatap satu sama lain tanpa ada yang mau membuka suara dan membiarkan keadaan sekitar semakin ramai dengan gosipan mereka.

Zerian menghembuskan napasnya pelan, dan Rira melihatnya dengan jelas.

Cowok di depannya langsung menatap ke segerombolan cewek dengan ekpresinya yang tak seramah sosok Zerian yang biasa siswi-siswi lihat. "Bisa berhenti gosipnya? Lo boleh gosipin apa pun itu tentang gue dan sahabat gue. Tapi, jangan cewek gue." Tuturnya seketika membungkam semua yang ada di sana.

"Kak Zerian, emang Kakak udah jadian ya sama Kak Rira?" tanya salah seorang siswi yang berada di antara gerombolan tersebut.

"Untuk saat ini, mungkin nama gue belum ada di tataan hati Rira, tapi gue lagi berusaha buat nempatin nama gue dihati dia. Jadi, Rira adalah cewek gue suatu hari nanti. Dan ini bukti perjuangan gue."

Perkataan Zerian itu langsung gempar setelah beberapa detik cowok itu menjawab. Zerian bahkan tak memperdulikan dirinya yang digosipkan detik itu juga, ia langsung menarik dan menggenggam tangan mungil Rira, menuju ke tujuan awalnya yang ingin mengobati Rira.

***

"Maafin gue ya Ra."

Dan kalimat itu sudah ke lima kalinya dikatakan Zerian kepada Rira. Membuat Rira yang hanya diam saja mulai menujukkan raut wajahnya yang sedikit kesal tanpa Zerian sadari.

Padahal Rira bilang tidak apa-apa, ia baik-baik saja, tapi Zerian seolah sengaja mengatakan kata maaf terus menerus padanya.

Rira turun dari posisi duduknya yang di atas brankar. Walaupun masih sedikit kesal karena Zerian yang terus-terusan meminta maaf, tapi Rira harus berterima kasih pada cowok yang saat ini sedang membelakanginya karena tengah membereskan kotak P3K.

Rira berdiri dibelakang dengan jarak dua langkah dari posisi cowok itu berdiri.

"Zerian, makasih," ucap Rira tulus, tanpa nada dingin yang khas dari gadis itu.

Zerian menghentikkan gerakan tangannya pada isi kotak P3K itu, ia pun membalikkan tubuhnya menghadap Rira yang berdiri di depannya dengan senyum yang tidak bisa lagi ia tahan.

"Iya, sama-sama, Ra," ucap Zerian lembut dengan bibirnya yang membentuk senyuman.

"Masih sakit nggak?" Pandangan Zerian pun beralih ke arah dahi Rira yang di plester beberapa menit yang lalu olehnya.

Zerian dan Rira [FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang