17. Bad Past

291 30 0
                                    

Jangan lupa vote dan komennya ya (♡˙︶˙♡)

Happy reading, Raaders ✨🦋💙

***

17. Bad Past

Kinara mendecih mendengar tutur kata dari kembarannya. "Lo lebih tau apa si tentang Rira? Bahkan gue kembaran lo aja lo nggak tau apa-apa 'kan tentang gue?"

Kinara mendecih lagi melihat kembarannya itu hanya diam dengan sorot yang tak bisa di baca. Rasanya Kinara muak dengan apa yang terjadi pada hari ini, mood gadis itu langsung hancur, dengan amarah yang tertahan di dada gadis itu memilih melangkah pergi bersama Yuri dibelakangnya.

Rikana pun memilih pergi tanpa kata, meninggalkan ekspresi diantara sahabatnya yang lain yang ada di sana.

Tinggalah Bris dan Jesslyn yang tersisa dengan diam mereka. Sebelah tangan Jesslyn terangkat memegang pundak Rira pelan. Tapi, tidak ada barang sedikit pun balasan dari Rira.

Pada akhirnya Jesslyn mengalihkan pandangan kepada Bris yang tampak sudah menahan tangis dilihatnya. Bris mengangguk pelan, seolah mengerti dengan tatapan Jesslyn, dan akhirnya Jesslyn memilih pergi dari sana tanpa kata juga.

"Ra ...," panggil Bris pelan.

Rira terduduk di tempat yang mereka duduki belum beberapa lama menit itu. Rira seakan baru tersadar dari apa yang terjadi, pandangan gadis itu semakin kosong dari sebelumnya.

Saat kata belum terucap, suara Yudha mengurungkan kata yang ingin terucap lagi di bibir Bris.

"Bris." Bris menatap sosok yang sangat ingin ia peluk itu sedari tadi. Tatapan matanya membuat Bris akhirnya menunduk.

Rira tidak sadar akan sosok siapa yang hadir bersama Zerian saat pertengkaran tadi. Siapa pun yang ada disekitarnya membuat Rira tidak sadar.

Sebelum tangan itu menggenggam tangan Bris, tepukan di pundak terasa oleh Zerian, Zerian tidak menoleh, melainkan tetap menatap gadis yang tengah melamun di depannya, tapi Yudha pun sadar akan kode dari Zerian, akhirnya Yudha pun pergi bersama Bris dari sana.

Meninggalkan sosok Rira yang begitu kosong dengan bahu yang bergetar kecil bersama Zerian yang enggan meninggalkan sosok yang sangat terguncang di hadapannya.

Tangan itu terangkat, tapi hanya tertahan di atas udara, bibirnya menipis sambil menurunkan tangannya kembali.

Hingga siluetnya terbentuk di taman itu tengah menghadap Rira yang tidak peduli dengan siapa ia saat ini berada di taman.

Zerian berlutut dihadapan gadis yang baru pertama kali ini ia lihat sangat begitu terguncang.

"Ra ...," panggilnya dengan lembut tanpa permisi mengusap pipi Rira yang basah.

"Please. Tinggalin gue."

Kata yang terucap pelan seolah tak mampu membuat Zerian berkata lain untuk menyanggah permintaan gadis di depannya.

"Maafin gue udah ngebentak lo," katanya seiring Zerian bangun dari posisi berlututnya.

Satu kalimat maaf yang barusan terlontar hanya membentuk senyum Zerian yang begitu tipis sekali.

Zerian dan Rira [FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang