Pembangunan 'panti asuhan' yang ia pegang, mulai berjalan. Sesuai janji, tiap dua minggu sekali Edeth akan memeriksa keadaan Mischa dan anak-anak lain. Walau sekarang, dia tidak pergi secara langsung dan menyuruh Rosa yang mendatangi mereka. Komunikasi antara ia dan anak-anak tersebut berlangsung melalui surat yang Rosa bawa. Kasus anak hilang di teritori mereka pun berkurang drastis. Keamanan semakin mengetat sejak aksi protesnya. Wilayah mereka aman tentram. Tapi, bagi Edeth, ini masih di awal. Dia yakin, nanti semua akan kembali seperti semula. Penculikan akan kembali terjadi jika dia tidak segera memberantas orang-orang itu.
Edeth hanya mengikuti kelas Omega di Istana selama satu minggu pertama untuk melihat pelajarannya. Karena materi yang ia pelajari sudah berada jauh di depan, ia memutuskan untuk tidak datang lagi dan belajar di rumah seperti awal.
Setiap pagi, habis sarapan, dia akan duduk di ruang santai sambil baca koran sebelum kelasnya dimulai. Di teritori lain, tingkat kematian misterius meningkat. Penyebab masih belum diketahui dan sedang dalam proses penyelidikan. Mayat-mayat yang ditemukan, berakhir mengenaskan. Entah termutilasi, atau organ-organ dalam yang menghilang. Semua orang berasumsi ini adalah bentuk perdagangan manusia yang baru. Atau, pembunuhan berantai.
Para rakyat kelas bawah mulai berhati-hati ketika keluar di malam hari. Hal paling berharga yang mereka miliki hanyalah nyawa mereka. Tapi, sekarang, hal itu pun bisa hilang kapapun ketika mereka lengah.
Omega itu yakin, Alois dan yang lain pasti tengah sibuk mengurus kasus ini juga. Apalagi dengan permasalahan dari Kerajaan Aelyden yang beberapa waktu lalu tengah mereka urus pula.
Apa Edeth harus bantu mereka?
Hmm ... sepertinya tidak usah. Toh mereka juga tidak meminta bantuan.
Karena Kerajaan mereka semakin terlihat suram sebab kasus-kasus ini, Uriel sebagai Grand Duke, ditunjuk untuk mengatasinya. Maka dari itu, pria tersebut harus pergi ke teritori lain selama beberapa waktu untuk memimpin penyelidikan. Pergi ke kota dengan tingkat kematian paling tinggi.
"Jangan lakukan hal yang berbahaya. Kalau butuh sesuatu, suruh pelayan saja. Jangan pergi ke kota. Selama aku pergi, kau harus tetap diam di mansion," ujar Uriel ke Edeth. Memperingati anak itu agar tidak berlaku macam-macam.
"Ketika aku dan saudara-saudaramu tidak ada, kau yang akan menjadi kepala keluarga di sini. Maka dari itu, bertingkahlah seperti kepala keluarga. Semua orang yang ada di sini adalah tanggung jawabmu. Jangan buat mereka berada dalam bahaya. Mengerti?"
"Mengerti," balas Edeth. Ini bukan kali pertama Uriel pergi dalam jangka waktu lama. Selama empat tahun mereka tinggal bersama, setidaknya sekali dalam setahun Uriel harus pergi untuk mengecek situasi di Lembah Gëldrain yang ada di Utara selama sebulan.
Manik merah Edeth menatap wajah tenang itu. Walau terlihat biasa saja di luar, tapi dia tahu bahwa Uriel khawatir meninggalkannya sendiri. Selalu seperti itu. Pria tersebut tidak suka meninggalkannya di mansion tanpa anggota keluarga yang lain. Ia mengulurkan kedua tangan. Memeluk leher Uriel dan dibalas dengan pelukan erat juga. Membenamkan pucuk hidung di perpotongan leher untuk mencium bau mint segar milik Uriel yang kadang memberi sensasi dingin.
"Pulang cepat," ujar Edeth.
"Ku usahakan."
Tampak tak ingin melepas pelukan, tapi Uriel memaksa diri untuk menghentikan kegiatan mereka.
"Ingat kata-kataku," peringatnya lagi.
"Iya, aku ingat."
Perhatian berpindah ke Noah. Tubuhnya menegak, "Noah, gembok pagar mansion selama aku pergi. Jangan biarkan siapapun masuk, kecuali tamu yang benar-benar penting."
KAMU SEDANG MEMBACA
NEW LIFE
FantasyAku lahir kembali. Di dunia yang benar-benar berbeda dari dunia sebelumnya. Menerima nama baru. Keluarga baru. Takdir baru. Namun, dengan semua ingatan yang masih terekam jelas di kepala, tidakkah Mereka yang menghidupkan aku kembali melakukan kesal...