023. Penyusup (2)

4K 806 72
                                    

Edeth sudah memikirkannya.

Ketika pertama kali datang ke toko kue ini bersama Elnathan, dia tidak curiga sama sekali. Saat itu dia merasa, karena dia tidak pernah keluar, jadi segala sesuatu yang ia rasakan adalah hal yang wajar. Apalagi, dunia ini sangat berbeda dengan dunia yang dulu. Jika ada sesuatu yang terasa aneh, bisa jadi itu adalah hal yang normal.

Ketika ia berdiri di depan etalase untuk memilih cake yang ingin dimakan, Edeth merasakan sesuatu. Seperti ada getaran di sekitar sana. Seperti gelombang tak kasat mata. Edeth pikir, itu cuma perasaannya saja. Jadi, dia memutuskan untuk diam.

Saat sudah duduk dan melihat pesanan mereka yang masih hangat seperti fresh from the oven, padahal jelas-jelas diambil dari etalase tadi, Edeth bertanya akan hal itu.

Kenapa bisa masih hangat padahal diletak di tempat terbuka seperti tadi?

Dan kata Elnathan, mereka pakai sihir. Seperti lantai kamar Edeth yang diberi sihir temperatur, orang toko ini juga pakai sihir agar roti dan cake mereka masih bisa dinikmati dengan enak. Kemudian, saudara tertuanya itu menunjukkan satu sihir kecil padanya.

Walau dia adalah seorang Ksatria, tapi Elnathan harus bisa mengeluarkan mana yang ada di dalam tubuh agar dia bisa menggunakan magic device. Saat itu terjadi, Edeth kembali merasakan getaran yang tadi. Namun, kali ini, pola dari getaran tak kasat mata itu terasa berbeda.

Sangat berbeda malah.

Dan lagi, Edeth memutuskan untuk tidak berkomentar apa-apa mengenai hal tersebut. Walau, di dalam kepalanya, berbagai macam hipotesis sudah bermunculan. Dia butuh beberapa kali pengalaman seperti ini untuk menetapkan satu kesimpulan pasti.

Begitu ia pulang dan naik ke lantai kamarnya, ternyata memang di sana pun ada getaran pula. Terasa sangat halus sampai Edeth sendiri tidak sadar di awal. Berasal dari sihir temperatur serta sihir perlindungan yang dipasang.

Kemudian, ketika kamarnya dimasuki oleh seseorang ketika dia pergi ke kota di malam hari untuk mengunjungi Mishca, kamarnya terasa berbeda. Getaran yang ada, mirip dengan yang dia rasakan ketika di toko kue. Apalagi dari sehelai rambut merah bata yang tertinggal di sana.

Lalu, ia juga sempat menyaksikan bagaimana Alois menggunakan magic device ketika di Istana. Berakhir dengan ketika si elf itu datang berkunjung untuk yang kedua kali.

Edeth sudah memiliki kesimpulannya. Getaran yang ia rasa, berasal dari mana seseorang yang keluar, entah untuk mengakses magic device atau mengeluarkan sihir. Lalu, tiap orang memiliki getaran yang berbeda. Mereka punya pola masing-masing yang membedakan antara satu sama lainnya.

Maka dari itu, mudah bagi Edeth untuk menemukan di mana elf itu berada, sebab mereka pernah bertemu. Walau si elf tersebut berkamuflase menjadi manusia sekali pun, Edeth tetap akan mengenalinya dari pola getaran mana yang keluar.

"Oh, Rosa. Aku mau Scones dan Bakewell juga," ujar Edeth. Lalu, kembali menatap pegawai yang ada di dekatnya. Pria itu masih diam.

"Bisa?" tanya Edeth lagi.

Kertas putih dilipat rapi. Pegawai itu balas menatapnya. Kemudian, tersenyum.

"Tentu saja, Young Master. Akan kami antar ke kediaman anda segera."

Edeth mengangguk puas, "That's great."

Omega ini harus cari tahu banyak hal. Dia harus menguras habis informasi yang dimiliki oleh si elf ini. Setelah itu, tak ada lagi interaksi di antara mereka. Edeth hanya duduk manis makan pesanannya bersama Dereck dan Rosaline. Kemudian, pulang membawa beberapa oleh-oleh untuk Uriel.

NEW LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang