024. Tidak Ingin Hidup Lagi (1)

5.2K 830 138
                                    

Ketika Edeth sudah memiliki tambang Magic Stone yang dijanjikan, barulah kontrak antara ia dan Axil akan dibuat secara resmi. Semakin cepat ia membuat kontrak, maka akan semakin baik. Tapi, dia harus tetap bersabar karena harus menunggu kepulangan Uriel untuk mendapatkan tambangnya.

Dia harap, urusan Uriel bisa cepat selesai.

Rencananya, Edeth ingin mengunjungi Mishca dan yang lain secara diam-diam nanti. Sudah lama sekali dia tidak melihat mereka secara langsung. Hanya berkomunikasi dengan surat tiap dua minggu sekali kadang membuat Edeth tak puas. Oh, sekalian juga, dia ingin melihat pembangunan panti asuhannya. Apakah berjalan dengan baik atau tidak. Berbulan-bulan tempat itu dibikin, namun belum sekali pun ia berkunjung. Jadi, sekarang dia akan melihat secara diam-diam lebih dulu.

Dua minggu setelah kunjungan Axil ke mansion, Rosa mengetuk pintu ruang santai tempat Edeth berada. Masuk ke dalam dan melihat Tuan Mudanya tengah membaca buku di sofa tunggal dekat jendela.

"Young Master, ada surat dari Grissini untuk Anda," ujarnya sambil menyerahkan sepotong surat beramplop cokelat.

Grissini. Itu adalah nama toko roti milik Axil. Surat itu langsung ia ambil. Antara berisi mengenai poin-poin kontrak mereka nanti, atau tentang informasi yang Edeth inginkan ketika mereka bertemu kemarin. Segel dirusak. Secarik kertas yang terlipat rapi di dalam segera diambil. Lalu, membaca kalimat-kalimat yang ditulis rapi di sana.

'Para elf berkata bahwa akhir-akhir ini jumlah hewan yang hilang dan mati meningkat secara signifikan. Beberapa manusia terlihat secara langsung mengambil mereka dari beberapa tempat sekaligus. Begitu pula dengan beberapa monster tak berbahaya yang ada di dalam lindungan elf.

Aku juga mendapat laporan bahwa di tengah hutan Uzza tak jauh dari kota Brinstan, sesuatu tengah dibikin di sana.

Young Master, apa Anda tahu sesuatu?

Elf yang lain tidak ingin ikut campur urusan manusia sebenarnya. Tapi, jika perbuatan manusia ini tidak berhenti, maka dengan terpaksa kaum elf juga akan bergerak.'

Genggaman pada kertas itu mengerat. Rasa takut muncul di benak Edeth. Beberapa saat kemudian, ujung kertas terbakar sendiri. Ia beranjak. Melempar lembar tersebut ke perapian. Begitu pula dengan tempat suratnya. Menghilangkan semua jejak bahwa Axil mengirim surat. Menatap api yang menjilat keseluruhan kertas hingga tak bersisa.

"Pastikan tidak ada yang tahu bahwa Grissini mengirim surat ke sini," ujarnya.

"Yes, Young Master," balas Rosaline. Membungkuk sekilas dan keluar dari sana.

Brinstan adalah kota tempat penyelidikan Uriel dilakukan. Edeth mengambil napas dalam. Sedikit gemetar ketika mengembuskannya. Manik merah menatap ke atas. Mengingat satu kalimat yang Nature ucapkan padanya ketika mereka berbicara dulu.

NEW LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang