025. Tidak Ingin Hidup Lagi (2)

7.4K 977 215
                                    

Darkness mencoba untuk menghentikan Uriel yang masih berusaha mendekati Edeth. Tapi, tanah yang mereka pijak, bergerak membangun tembok untuk melindungi Uriel tiap kali Darkness menyerang. Begitu pula dengan Elnathan yang membelah Darkness menggunakan apinya. Walau setelah itu, Darkness tetap kembali seperti semula.

"Edeth!" Uriel menggerakkan tangan kanannya. Melindungi tubuh si bungsu dari serangan elemennya sendiri. Namun, tembok yang dibikin perlahan runtuh sebab serangan membabi buta. Pemilik gelar Grand Duke itu berdecak. Berusaha meraih tubuh kecil itu, tapi Darkness meniru tembok yang ia buat dan mengelilingi Edeth dengan hal itu.

Elnathan ikut mendekat. Mengeluarkan apinya dengan skala lebih besar untuk membakar Darkness. Membuat tembok yang elemen itu bikin meleleh perlahan. Kecepatan memperbaiki diri elemen tersebut kalah dengan panas api.

Di dalam, separuh tubuh Edeth sudah dilingkupi Darkness. Elemen itu perlahan naik hingga menutupi lehernya.

Air mata masih mengalir deras. Membuat pandangan mengabur. Darah keluar dari hidung, telinga, serta mulutnya. Terlalu banyak Darkness yang keluar dan bertingkah tak terkontrol.

Disela isakan yang ada, suaranya terdengar parau, "... Papa ... Papa, sakit ..."

Api yang mengelilingi terasa semakin panas sebab emosi Elnathan yang semakin membludak. Uriel menarik kerah belakang putra sulungnya. Menyadarkan anak itu agar tidak hilang kendali dan malah membakar tempat kejadian serta bukti-bukti yang ada di sana pula.

Kemudian, kembali mencoba mendekat untuk mengambil si bungsu.

Bertepatan dengan hilangnya kesadaran anak tersebut.

Edeth yakin Uriel pasti bisa mengatasi situasi itu. Lagi pula, tidak ada yang bisa dia lakukan di sana. Dia belum bisa mengontrol Darkness sebesar itu. Jadi, lebih baik dia istirahat untuk sejenak.

Tubuh Edeth sudah lelah. Dan Athan sendiri, tidak ingin melihat pemandangan di tempat tersebut lagi. Tapi, ketika kedua mata membuka, harapan untuk bisa beristirahat sejenak hancur.

Sama seperti ketika ia mengeluarkan Darkness untuk pertama kali, ia dibawa ke masa lalu.

Berdiri di tengah The Big Top Circus, dia menghentikan pertunjukan yang sedang berjalan. Subjek penelitian yang tidak sempurna namun berhasil hidup dan bisa memfungsikan organ baru mereka, dikirim ke sini. Dibandingkan binatang yang dilatih, atau manusia yang bisa menghibur, sirkus yang dibuat oleh lab mereka memberikan hal berbeda.

Manusia setengah binatang, sepasang anak kembar yang dipaksa menjadi satu, manusia dengan otak hewan, kanibalisme, pemerkosaan, hiburan, siksaan, nyanyian, ...

Membinasakan semua sisi kemanusiaan yang ada. Tiga tahun, Athan hanya diam mengobservasi. Tapi, dia lelah. Dia muak. Dia tidak mau hidup di dunia kotor seperti ini. Maka dari itu, ia menghentikan pertunjukan. Tidak peduli bahwa penonton yang hadir mayoritas berasal dari kalangan atas. Para pengusaha, politikus, petinggi kepolisian, mereka semua yang membohongi rakyat di luar sana.

Ia membantai habis semua orang. Satu pun, tidak ada yang ia biarkan keluar. Termasuk para subjek yang ia awasi. Anak-anak ini pun tidak ingin hidup lagi. Mereka tidak mau hidup sebagai monster. Mereka ingin bebas.

Jika dipikir-pikir untuk kesekian kali, Athan benar-benar tidak hidup dengan bahagia dulu.

Dua belas tahun hidup sebagai pengemis. Dua tahun sebagai pelacur. Lima tahun hidup sebagai budak lab untuk menyempurnakan eksperimen dan membunuh anak-anak di sana. Tiga tahun lagi untuk mengawasi subjek yang berhasil berfungsi. Sisanya, tujuh belas tahun membinasakan semua orang yang memiliki pengetahuan atas eksperimen tersebut. Menghancurkan negara yang menaunginya selama ini. Memenuhi janji yang ia buat dengan Gavi.

NEW LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang