Sooyoung mengangkat sudut bibirnya dengan lebar. Tak peduli dengan kehebohan yang ia buat dengan bersorak berlebihan dari kursi penontonnya si sebuah ruang pementasan balet. Ella menatap kearahnya yang melambai penuh energi. Ella ikut melebarkan senyumannya.
Waktu demi waktu berlalu. Sooyoung berjalan ke balik panggung dimana Ella berada disana masih dengan custom balletnya. Ella memintanya untuk menunduk dan Ella mengalungkan kalung medali emasnya pada leher jenjang milik Sooyoung.
"Onni... Gumawo", Sooyoung mengangguk lalu memeluk gadis itu.
"Kim Ella!", sebuah suara berat muncul. Membuat Ella dengan reflek mengeratkan cengkramannya pada lengan milik Sooyoung. Sooyoung merubah sorot matanya yang semula begitu berbinar menjadi terlapisi kabut emosi.
'Hal yang pertama kali akan aku lakukan saat bertemu dengan ayahmu adalah menamparnya keras-keras. Bajingan macam apa yang tak peduli dengan anaknya?!',
'Lalu apa yang akan kau lakukan pada ibuku jika bertemu dengannya?',
'Mencincangnya dan melelang dagingnya ditempat penjualan babi. Ia berselingkuh dan meninggalkanmu',
Percakapan antara Sooyoung dengan Ella malam kemarin membuat Sooyoung mendengus kesal. Ditambah ia melihat dengan jelas dua orang pria yang terlihat seperti bodyguard dari si pemilik suara tadi yang memanggil Ella yang ia pungut di gedung miliknya.
"Siapa kau?", keduanya berujar bersamaan baik Sooyoung ataupun pria itu. Sooyoung menatapnya dengan tajam. Sedangkan pria itu menatapnya tajam. Tak begitu peduli. Focusnya hanya Ella harus kembali padanya dan tinggal dirumahnya.
"Onni aku tidak mau pulang", Sooyoung membalikan tubuhnya lalu menunduk kearah Ella. Dan ketika ia berucap suara berat itu melontarkan ucapannya.
"Kim Ella! Kau harus pulang! Jangan kekanakan. Kau bukan anak-anak! Kau sudah remaja! Jangan sampai kau menyesa..",
'PLAKK!!!'
"Onni!", Ella memekik terkejut ketika bodyguard milik pria tampan pemilik suara berat itu mendorongnya dengan keras hingga Sooyoung tersungkur.
Semua orang yang berada disana terkejut. Beberapa orang tua murid memilih untuk meninggalkan tempat menyisakan Sooyoung, Ella dan pria itu dengan kedua bodyguardnya. Pria itu terlihat menajamkan sorot matanya dan tersulut emosi. Pria itu melonggarkan kerah kemejanya dan melepaskan jas kerjanya.
'Sial tangan beruratnya sexy juga', Sooyoung menggigit bibirnya sendiri sempat terkesima beberapa detik dan tersadar.
"Aku keluarganya Ella. Jadi aku berhak atas anak itu. Sekarang minggirlah", Sooyoung menatapnya kesal dan perlahan bergeser membuat pria itu nenaikan kedua alisnya. Tak mengira negosiasi akan semudah ini dan.
"ARGH!", pria itu meringis merasakan sudut bibirnya dibogem dengan tinjuan amatir milik Sooyoung yang ternyata cukup kuat.
"Tuan!", kedua bodyguard itu bergerak refleks mendekati tuannya lalu berbalik ke arah Sooyoung. Membuat Sooyoung melepaskan heelsnya dan menodong kedua bodyguard itu.
"Agassi tolonglah. Kembalikan nona muda keluarga kami",
"Kembalikan Ella ke ayah bajingannya? Hey kau pria bodoh!", serang Sooyoung dengan ketus.
"Kau bahkan tidak menghadiri semua event penghargaannya! Kau tahu?! Ia hampir bunuh diri di gedungku! Sialan kau! Tahunya buat anak saja. Sekali produknya sudah meluncur ke dunia kau sia-siakan! Ayah macam apa kau?!", Sooyoung berteriak penuh emosi dan bar-bar. Ella mulai memijat pelipisnya sendiri. Sedangkan pria itu menghela nafas kasar dan mulai maju mendekati Sooyoung yang berucap galak kearahnya.
"Aku tidak pernah membuat anak karna selalu menggunakan pengaman dan... Aku tak tahu ayah macam apa aku nantinya", rahang pria itu mengeras terlihat bahwa ia cukup kesal dengan apa yang Sooyoung lontarkan kearahnya.
"Oh tentu saja kau ayah paling bajingan, paling tidak bertanggung jawab! Kau menyia-nyiakan put..",
"HENTIKAN!!!", Ella berteriak penuh emosi saat ini. Ella bergerak cepat memeluk pinggang milik Sooyoung dari samping.
"Samcheon! Aku tidak ingin pulang! Jangan paksa aku. Dan juga Onni... Jangan terus menghina ayahku", Sooyoung menganga tak percaya detik itu juga ia merasa darahnya berpusat kearah kepala dan wajahnya.
Sooyoung malu setengah mati.
......................................................................
"Aku tak berniat membawa kasus ini ke kantor polisi. Jadi tolonglah. Kembalikan Ella padaku", Sooyoung memutar bola matanya malas lalu menyeruput dengan kasar ice Americano yang ia genggam. Pria itu menghela nafas dan mulai menyerah. Entah sudah keberapa kali ia mengulang kalimat yang sama dalam 20 menit terakhir. Lalu pria itu mengeluarkan kartu nama miliknya sendiri. Meletakan kartu itu di meja.
"Sebutkan kau ingin angka berapa", Sooyoung tertawa palsu lalu meraih kartu nama tersebut.
"Dengar. Kim Taehyung-ssi. Bawa saja kasus ini ke pengadilan. Aku akan melawanmu. Katakan pada kakakmu untuk muncul dihadapanku", ujar Sooyoung dengan tegas.
Ella tak berada disana. Keduanya berada pada ruang tamu di rumah milik Sooyoung dan Ella, Sooyoung meminta anak itu untuk beristirahat dikamar keduanya. Benar, Ella tidur berdua dengannya.
Menggabungkan kedua perempuan kesepian tidaklah buruk dan lagi. Sooyoung melihat sosoknya dalam diri Ella. Dan ia tak ingin Ella merasakan apa yang ia rasakan.
"Aku tak bisa membawa orang mati muncul dihadapanmu Sooyoung-ssi",
"Aku bilang kakakmu! Bukan zombie ataupun...", Sooyoung membelalakan matanya. Bibirnya terbuka kecil namun pita suaranya tercekat.
"Ibuku, neneknya Ella merindukan cucunya. Tolong bantu aku agar ia kembali ke rumah kami. Akan kubayar berap..",
"Ini bukan soal nominal! Apakah di otakmu hanya ada angka?", potong Sooyoung lagi-lagi dengan nada ketusnya.
"Lalu apa?", balas Taehyung dengan nada dinginnya.
"Entahlah. Aku akan mencoba berbicara dengan Ella", ujar Sooyoung singkat.
"Kau tak bermaksud untuk mendekatiku lewat Ella kan?", Sooyoung terbahak dan tanpa sadar memajukan tangannya lagi untuk menampar wajah tampan pria dihadapannya.
"Mengenalmu saja tidak! Lepaskan tanganku!", bentak Sooyoung marah. Taehyung memiringkan senyumannya lalu menunduk mendekatkan wajahnya dengan wajah galak milik Sooyoung.
"Kalau begitu buat Ella kembali ke rumahku secepatnya",
Sooyoung masih berusaha melepaskan cengkraman tangan milik Taehyung dari tangannya.
'She's hot', ujar Taehyung setelah beberapa saat menelisik wajah milik Sooyoung dengan mata tajamnya.
"APA?! LEPASKAN!", pekik Sooyoung sebal. Senyuman pria itu melebar.
'Yeah She's hot. Hot tempered person maksudku',
TBC
.............................................................How's this chap? Wkwkk jangan lupa vote n komen nya ya. Tinggalkan jejak karna jejak kalian sih yang kadang2 bikin author niat nulis lagi.
Vote 50+ komen 15+ auto up
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY HER ( VJOY ) M
FanfictionTentang apa, dimana, kapan, bagaimana dan yang paling penting. "Mengapa harus Park Sooyoung? Ada apa memangnya dengan Park Sooyoung?",