"Ella akan pulang bersamaku besok pagi", Sooyoung membelalakan matanya lalu menatap kearah lawan bicaranya.
"Eomma, kau serius? Eomma tahu jantung appa tidak sehatkan?", tanya Sooyoung penuh kekhawatiran.
"Jennie akan ikut pulang bersama eomma. Taeyong, Jennie dan eomma lalu Ella", Sooyoung mengernyitkan keningnya terlalu terkejut. Kalau begini ceritanya bukankah sia-sia? Ia berusaha menyembunyikan ini semua serapat mungkin selama 3 bulan terakhir.
"Aku yakin, appa mu akan lebih bahagia",
"Aku... Mungkin pulang terpisah", Suzy memutar bola matanya lalu menatap putrinya malas.
"Mau bagaimana lagi? Kau sedang kasmaran dengan pria itu", Sooyoung mengulum senyumnya. Pipinya mulai merona.
"Waktu itu, ada yang bilang padaku tentang tidak akan jatuh cinta. Lihat sekarang siapa yang tergila-gila karna cinta?",
"Eomma!", Sooyoung merasa malu. Seperti tertangkap basah menjilat ludahnya sendiri.
"Dia pemuda yang baik. Aku cukup menyukainya", komentar Suzy. Sooyoung tersenyum lebar.
"Satu lagi eomma, tampan", Suzy berlagak seolah ingin muntah mendengar ucapan putrinya.
"Kau memang sudah gila Park Sooyoung. Yang eomma tahu kau anak paling malas. Liburan keluarga saja kau dan Jimin suka berseliweran dengan alasan masing-masing. Sekarang kau malah liburan bersama pacarmu hah?", serdik Suzy.
"Tujuan utamanya kan menemui Jennie eomma", bela Sooyoung.
"Heol, kalau itu memang tujuan utama kau sudah pulang dari akhir pekan lalu", Sooyoung mengedipkan mata lentiknya beberapa kali.
"Apa kau sudah menemui ibunya?",
"Aku sudah menemuinya eomma dan bukankah kau juga sudah tahu? Secara kau dan Taeyeon eommonim satu club tennis", Suzy menaikan kedua alisnya.
"Bukan Kim Taeyeon, tapi ibunya. Ibu yang melahirkannya", Sooyoung menatap ibunya penuh kebingungan lalu mengernyitkan keningnya.
"Apa maksud eomma?",
"Kim Taeyeon itu bukan ibu kandungnya. Taehyung sama seperti Jennie. Kau paham maksud eomma kan?",
"Maksud eomma sepertiku juga?",
"Hey! Enak saja. Kau putriku, dan Jennie putri wanita itu", Sooyoung mengerti maksud ibunya. Dan bagi Sooyoung hal ini cukup besar. Ia mulai berspekulasi tentang mengapa Taehyung tak pernah menceritakan apapun padanya. Hatinya mulai gelisah.
'Mungkin aku saja yang menganggap terlalu serius hubungan ini. Aku baru sadar, aku tak tahu banyak tentang pacarku sendiri',
......................................................................
Taehyung melangkah memasuki mansionnya mencari keberadaan Sooyoung dengan mata tajamnya lalu menaikan sudut bibirnya tersenyum kearah dimana Sooyoung berdiri. Wanita itu berdiri di balkon menghadap ke arah taman belakang. Rambut panjang bergelombang yang terurai tertiup pelan oleh angin malam. Sooyoung membalikan tubuhnya begitu hidungnya mendapati aroma musky milik prianya. Sooyoung mendengus kesal menatapnya marah.
"Minggir, aku mau masuk", Sooyoung berujar cepat menghindari pria itu dan mulai melangkah. Namun langkahnya tersendat ketika tangannya dicekal.
"Enak saja. Cium dulu baru boleh masuk", Sooyoung menatapnya dengan tatapan marahnya. Lalu menjinjitkan kakinya mengecup bibir milik Taehyung. Rencananya hanya akan memberikan kecupan berdurasi 5 detik. Tapi Taehyung malah menarik pinggangnya dan menahan tengkuknya. Menciumnya dengan lumatan-lumatan manis disertai gigitan nakal untuk mendapatkan akses. Lidah keduanya berperang, Sooyoung melampiaskan emosinya disana. Membuat ciuman keduanya bertambah panas dan...
Taehyung membelalakan matanya mendapati rasa asin pada ciuman mereka. Pria itu melepaskan ciuman keduanya lalu menatap kearah Sooyoung penuh kekhawatiran.
"Ada apa Soo? Apa aku menggigitmu terlalu keras atau..",
"Ini tidak adil Kim...", Sooyoung mulai terisak.
"Apanya? Ada apa? Jangan membuatku panik",
"Kau tahu segalanya tentangku, tapi aku tak tahu apapun tentangmu. Soal ibu kandungmu", Taehyung mematung.
"Alasanmu ke Sidney bukan untuk menemaniku kan? Tapi untuk mengunjungi ibu kandungmu yang sedang sakit", jelas Sooyoung.
Taehyung pikir Sooyoung akan marah besar karna kecewa atau sejenisnya. Namun betapa terkejutnya ketika Sooyoung maju memeluknya dengan erat lalu mengusap kepalanya penuh kasih sayang.
"Kenapa kau tidak mau berbagi? Beban berat itu harus dibagi agar ringan",
Taehyung merasa matanya begitu panas. Hatinya begitu hangat namun sesak disaat yang bersamaan.
"Maaf aku menggali privasimu lewat Somi dan juga Seokjin",
Perasaan hangat milik Taehyung berubah drastis. Pria itu melepaskan pelukannya lalu menatap Sooyoung tajam.
"Seokjin? Sepupuku? Kau menghubungi pria lain ya? Wah parah", Taehyung berujar dengan nada kesalnya. Sooyoung menghela nafas kasar lalu menangkup kedua sisi wajah prianya.
"Kupikir kau akan marah karna aku lancang. Tapi kau malah marah aku menghubungi sepupuku", balas Sooyoung.
"Maaf. Aku bukannya tak ingin menceritakan apapun padamu. Hanya saja aku tidak ingin membebani siapapun", ucap Taehyung singkat lalu mengecup kening milik Sooyoung.
Sooyoung melingkarkan kedua tangannya pada pinggang pria itu. Menyandarkan kepalanya pada dada bidang milik prianya.
"Aku ingin menemui ibu kandungmu", Taehyung terdiam selama beberapa detik. Perasaannya ragu. Mengingat reaksi Nayeon, si mantan pacar yang berangsur-angsur mulai menjauhkan diri dengannya setelah tahu ia bukan anak sah dari pemilik Vee Corp.
"Untuk?",
"Tentu saja harus! Sudah kewajibanku kan untuk menemuinya. Berterima kasih padanya karna sudah melahirkan anak yang tampan dan begitu baik untukku", Taehyung membuang nafas lega. Air matanya benar-benar jatuh. Tidak, bukannya ia cengeng. Tapi hanya saja ini kalimat yang ingin ia dengar dari dulu.
Sejak lahir, ia bukan sosok yang diinginkan oleh semua orang. Taeyeon bahkan turut membencinya.
Ayahnya, memaksakan kehendak untuk memisahkannya dengan ibu kandungnya. Dalam akta kelahirannya ia adalah anak dari Taeyeon. Ia selalu diperlakukan berbeda oleh ayah dan ibunya. Dan saat ia memberontak hanya akan ada satu kalimat yang di arahkan padanya.
'Anak tak tahu diri',
Taeyeon memperlakukannya semakin baik tahun ke tahun. Taeyeon cukup menyayanginya. Namun ia tetap paham dimana posisinya. Fakta bahwa ia bukan anak kandung dari wanita itu.
Sooyoung memeluk Taehyung dengan erat membiarkan kepala pria itu menunduk dan bersandar pada bahu sempitnya.
'Apa saja yang sudah kau lalui seorang diri Kim?',
"Mulai sekarang aku tak akan membiarkan kau melewati apapun sendirian, Kim. I'm your Joy, jangan lupakan itu",
TBC
.............................................................Author cuman mau ingetin aja. Tiap orang pasti ada traumanya masing-masing. Sekarang kita lihat hidup si A misalnya. Lancar jaya, enak dsb. Itu mungkin juga asumsi si A ke kita.
Nobody's perfect.
Love language nya para kesayangannya author apa nih? Kepo dikit boleh dong? Wkwkwk
Author acts of service
Jangan lupa tinggalkan jejak ya. Vote 50++ n Komen 20++ auto up
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY HER ( VJOY ) M
FanfictionTentang apa, dimana, kapan, bagaimana dan yang paling penting. "Mengapa harus Park Sooyoung? Ada apa memangnya dengan Park Sooyoung?",