7: Daughter

544 125 26
                                    

"Jadi... Katakan padaku bagaimana kau bisa mengenal adikku? Yang kutahu kau senang melajang dan tak pernah bermain wanita semenjak Na..",

"Ella. Keponakanku yang mengenalkanku padanya", ujar Taehyung memotong kalimat Jimin. Ia tahu kalimat terakhir yang akan Jimin ucapkan dan ia tak begitu suka dengan kalimat yang berada dalam tebakannya.

"Lalu? Kau serius akan menikahinya? Kau bukan pria yang menginginkan pernikahan!",

"Manusia dapat berubah. Aku menginginkan sebuah keluarga. Hal yang wajar bukan? Dan adikmu ternyata sangat cocok denganku", ujar Taehyung. Jimin merasa sekujur tubuhnya merinding. Wajahnya bergidik ngeri.

"Rasanya sedikit menjijikan mendengar kalimat seperti ini keluar dari mulutmu", Taehyung terkekeh.

'Sorry, dude. Aku harus membohongimu',

Jimin tersenyum lalu menepuk pundak milik Taehyung dengan hangat.

"Jaga dia dengan baik. Dia adikku satu-satunya. Keluarga kami sudah cukup rumit. Jangan memberinya keluarga yang juga rumit", Taehyung sekali lagi merasa tertarik dengan kata 'rumit' itu sendiri.

Sooyoung selalu mengatakan bahwa keluarganya rumit namun tak ada kelanjutan yang lebih jelas. Dan sekarang Jimin juga?

"Satu-satunya? Bagaimana dengan Ru.. Maksudku Jennie", Jimin tertegun. Menatap Taehyung dengan tajam penuh keterkejutan.

"Kau tahu soal Jennie?", Taehyung mengangguk sebagai jawaban. Jimin mengangkat cangkir kopinya dan menyesap beberapa teguk dari kopi hangat tersebut.

"Sooyoung menceritakannya padamu?",

"Dia tidak cerita banyak. Hanya soal ia memiliki saudari kembar. Dan katanya keluarganya rumit",

"Setidaknya ia sedikit terbuka padamu. Sedikit", balas Jimin. Taehyung menaikan kedua alisnya.

"Tapi kau calon suaminya. Kau akan masuk kedalam keluarga kami nantinya",

"Bukankah aku berhak tahu? Sejujurnya jauh sebelum Ella mengenalkan dia padaku, aku pernah bertemu dengannya", Jimin melebarkan matanya.

"Yang benar?", Taehyung mengangguk.

"Ayahku orang yang menyelamatkan Sooyoung saat akan bunuh diri 13 tahun yang lalu. Dan keluargaku yang menampungnya selama rumah kalian kosong",

"Kau serius? Takdir macam apa ini?", Taehyung mengendikan bahunya.

......................................................................

"Sebenarnya apa kesepakatan yang kau buat dengan Kim Taehyung?", Suzy berujar begitu matanya menangkap Sooyoung berdiri di ambang pintu ruangan kerja milik boutique Suzy.

"Kau menelponku untuk datang kesini hanya untuk menanyaiku ini?",  Suzy menghentikan guratan pensil yang ia buat dengan tangan lentiknya. Wanita paruh baya tersebut melepaskan kacamata dari matanya.

"Kau masih sibuk mencari Jung Jaehyun. Menanti kabar darinya. Dan kau ingin eomma percaya bahwa kau menikahi Taehyung karna cinta?", Sooyoung membuang wajahnya mengusaikan kontak mata antara Suzy ataupun dirinya.

"Bukan urusanmu", jawab Sooyoung acuh. Suzy menghela nafas kasar.

"Kau benar. Bukan urusanku", Sooyoung menangkap suara lirih itu. Dalam hati mulai mengumpat. Sekali lagi ia menyakiti Suzy.

Ini sebabnya lebih baik ia yang menarik diri dan menjauh dari Suzy. Rasa tidak pantas itu semakin menggerogoti dirinya.

"101070...", Suzy menggantung kalimatnya membuat Sooyoung terkesiap. Sooyoung kembali menatap kearah wajah Suzy. Wanita paruh baya itu berucap dengan tatapan kosongnya.

WHY HER ( VJOY ) MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang