10: Curious

533 128 22
                                    

"Long time no see Jae",

Pria yang ia sapa sontak membulatkan matanya menatap kearah Sooyoung tak percaya. Namun ada perasaan menggebu didalamnya. Nafasnya tercekat dan luka masa lalunya mulai muncul kepermukaan. Seolah luka lama yang dikorek dan kembali meneteskan darah dari kesakitan itu.

"Hey...", Jaehyun pria itu menyapa dengan canggung. Membuat Somi dan Taehyung saling berpandangan lalu mengendikan bahu masing-masing. Somi tersenyum pelan mendekati suaminya dan menggaet lengan pria itu dengan manja. Jaehyun menatap kearah Somi lalu mengembangkan senyumannya. Entah senyuman bahagia yang sebenarnya atau senyuman untuk penenang keadaan sekitar.

"Aku Vante, sahabat lama istrimu", Jaehyun tersenyum sembari membalas uluran tangan milik Taehyung dan menjabatnya singkat.

"Jayden Jung",

Sooyoung tahu tak seharusnya ia berdiam diri setelah sekian lama tidak bertemu dengan Jaehyun. Pria yang ia beri luka, dan luka itu berbalik pada dirinya sendiri. Sooyoung merasa kepalanya begitu pening dan mau pecah dengan segala memori yang sebenarnya mulai memudar dengan berbagai usaha untuk melupakan. Tapi apa? Takdir membuatnya bertemu dengan Jaehyun lagi dan semua kenangan itu mencuat kepermukaan.

Taehyung memicingkan matanya kearah Sooyoung yang berubah drastis semenjak kehadiran Jaehyun. Wanita itu banyak bicara sebelumnya dan terus bercengkrama dengan Somi. Dan sekarang? Sooyoung terlihat ingin mengatakan sesuatu tapi tak terucap. Satu hal yang mulai Taehyung sadari saat ini. Jaehyun mencuri beberapa kesempatan untuk sekedar menatap kearah Sooyoung.

Taehyung berjalan beberapa langkah kearah Sooyoung yang kini tengah meraih gelas champagne. Sooyoung membelalakan matanya begitu sadar sebuah tangan bahkan bertengger pada pinggang miliknya. Cukup erat dan cukup untuk membuatnya terkejut.

"Bagaimana kau mengenalnya?", tak ada basa-basi. Taehyung terang-terangan penasaran. Sooyoung membalikan tubuhnya memberikan gelas champagne yang ia raih dengan tangan yang satunya.

"Hanya teman lama. Tak jauh berbeda dengan kau dan juga Somi", jelas Sooyoung tanpa memandang wajah milik Taehyung sama sekali.

"Kau pikir aku akan percaya?", tanya Taehyung dengan wajah datarnya lalu meneguk gelas champagne. Sooyoung diam mempertimbangkan segalanya. Menjadi orang yang terbuka bukanlah gayanya. Tapi perasaannya sudah tercekik.

"Jaehyun dan aku berteman baik sejak sekolah dasar. Teman sekelas dan tetangga", ujar Sooyoung.

"Lalu ia pindah dan kalian tak kontakan lagi?", tanya Taehyung. Sooyoung diam sejenak. Mungkin versi yang ini lebih mudah dicerna oleh otak lawan bicaranya. Sooyoung mengangguk sembari tersenyum.

"Bad liar", cetus Taehyung. Sooyoung menatap Taehyung sengit lalu mendengus kesal.

"Aku tak paham cerita seperti apa yang kau harapkan keluar dari mulutku Kim. Tapi ini garis besarnya dan jangan menggali lebih dalam", tegas Sooyoung. Taehyung tertawa pelan. Namun tak dengan sorotan matanya.

"Atau aku harus bertanya langsung dengan suaminya Somi?", Sooyoung melotot tak suka dengan Taehyung dan juga ide gilanya.

"Kau tak pantas untuk menggali lebih banyak informasi tentangku! Kau melewati batas", Taehyung mengeraskan rahangnya. Ia tak suka di dikte dengan nada bicara seperti itu. Pria itu menarik pinggang milik Sooyoung untuk menempel penuh padanya. Tak ada jarak apapun. Dan Sooyoung dengan segala kepanikannya justru lumpuh tak berhasil melakukan pergerakan apapun.

Wajah tampan itu mendekat kearahnya membuat Sooyoung semakin panik. Semakin dekat dan Sooyoung hanya bisa sedikit menunduk dan memejamkan matanya erat-erat.

"Aku berhak untuk tahu semuanya. Kau calon istriku", bisik Taehyung.

......................................................................

"Sementara kalian berada disini. Bagaimana jika kita liburan? Melbourne cukup menyenangkan! Tertarik?", Sooyoung menggigit bibir bawahnya pelan. Taehyung menatap kearahnya pria itu sadar jelas-jelas Sooyoung pasti akan menolak.

"Ayo saja!", jawab Taehyung membawa Somi bersorak senang. Tapi tidak dengan dua orang yang berada disana. Sooyoung dan Jaehyun sama dengan ekspresi kaku.

"Akan menyenangkan kurasa. Bukankah begitu Park Sooyoung? Akan menyenangkan kembali bernostalgia kan? Banyak memori", Jaehyun berujar terang-terangan. Membuat Somi tersenyum lebar.

"Ah iya. Apalagi kalian berdua bersahabat sejak kecil sampai remaja. Ayo Joy! Ceritakan aib masa kecil suamiku ya nanti",

Sooyoung tertegun. Tak ada yang salah dengan kalimat Jaehyun tentang banyak memori diantara keduanya. Dan Sooyoung yakin yang dimaksud oleh Jaehyun bukan memori yang baik.

"Benar. Melbourne juga tempat terakhir kita menghabiskan waktu kan? Akan sangat menyenangkan mengingat bagaimana ka...", Sooyoung terdiam merasakan dirinya yang hampir saja kelepasan. Belum sempat kembali berucap ia merasakan dengan jelas bagaimana bibir milik Taehyung mendarat ke pipi kanannya.

"Kau membuatku cemburu karna tidak mengenalmu lebih awal", Somi memasang ekspresi ingin muntahnya kearah Taehyung dan juga Sooyoung.  Sooyoung berdeham pelan.

"Aku rasa aku dan Jayden perlu berbicara. Siapa tahu otak bisnisku dan juga otak dokternya dapat menghasilkan sesuatu yang baik",

"Ah iya. Aku akan kesana menyapa teman-temanku. Ayo Joy ikut denganku", Sooyoung tak diberi kesempatan untuk bilang iya ataupun tidak. Somi menariknya begitu saja.

Jaehyun menatap Taehyung dengan wajah ramahnya. Namun Taehyung, pria itu berbeda. Wajah datarnya yang sedingin kutub Utara muncul kepermukaan.

"Jadi... Apa hubunganmu dengan Sooyoung?",

Jaehyun menaikan sebelah alisnya mendapati pertanyaan seperti itu. Jaehyun juga seorang pria. Ia tahu jelas apa yang Taehyung tanyakan padanya.

"Kekasihmu tak menceritakan apapun padamu?",

"Aku ingin mendengar versi darimu Jay", Jaehyun membalas tatapan tajam dari Taehyung. Jaehyun menepuk pundak milik Taehyung.

"Kau tidak akan mendengarkan apapun dariku selain sebuah saran untukmu. You better be careful dude, she's good at breaking someone heart",

Taehyung terdiam untuk beberapa saat. Namun begitu ia sadar Jaehyun mulai melangkah dua langkah dari dirinya ia melontarkan sebuah kalimat yang mungkin cukup menohok.

"Then you good at ruining someone's live isn't it?",

Garis besarnya Taehyung tahu sejujurnya. Jaehyun dan juga Sooyoung. Hanya saja ia lebih menghargai jika Sooyoung menceritakan semua padanya dengan detail.

Taehyung mulai mencari keberadaan Sooyoung yang bahkan sudah tak terlihat di taman outdoor sebuah hotel mewah dimana acara itu diadakan.

"Kau melihat Joy?", tanyanya pada Somi.

"Katanya ke toilet?", Taehyung mempercepat langkahnya. Berdiri didepan toilet wanita selama beberapa belas menit sampai pada akhirnya ia habis kesabaran dan menerobos masuk kedalam.

Syukurnya tak ada siapapun disana selain Sooyoung yang tengah tertunduk dengan isakan tak terkontrol dan kedua tangannya yang bertumpu pada kedua sisi wastafel ruangan itu.

"Aku tak mau menemuinya lagi Kim. Bawa aku pergi dari sini",

Taehyung terdiam untuk beberapa saat sampai akhirnya pria itu melangkah semakin dekat kearah Sooyoung lalu memeluknya erat tanpa mengatakan apapun.

'Kenapa kau harus sepenasaran itu dengan wanita ini? Kenapa kau menuntut cerita darinya? Kenapa kau terus melewati batasanmu Kim Taehyung?', tanyanya pada dirinya sendiri dalam batin.

TBC
.............................................................

Ada ga disini manusia yang kalau udah penasaran nanya terus sampai puas? Wkwkwkwk

Jangan lupa vote n komen nya ya.

Vote 50+ komen 20+

Buat update an story yang lain sabar ya. Author lagi bikin draft sebanyak-banyaknya. Sesuai janji author akan lebih aktif di dunia orange ini lagi

Apalagi requestan Jungri di author ternyata banyak juga hehe.

Thankyou buat semua supportnya. Luv yaaa

WHY HER ( VJOY ) MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang