19: Ella's Wonderland

470 103 24
                                    

Wanita bermata kucing itu tersenyum lebar mendapati para pelanggannya terlihat ceria. Kafe yang ia bangun selama 10 tahun ini benar-benar berkembang pesat. Pembukaan cabang ketiganya. Wanita ini menghela nafas. Bahkan hingga saat ini hanya ada Taeyong di sampingnya. Hati kecilnya terasa begitu pilu. Pergi dari keluarganya lalu terpaksa meninggalkan putri kecilnya.

'Ah iya. Aku harus menelpon Sooyoung. Harusnya ia sudah sampai di Seoul kan?',

"Sayang, kau baik-baik saja?", Jennie membalikan tubuhnya lalu tersenyum lebar pada suaminya. Taeyong tak perlu tahu kesedihannya.

Jennie menjawabnya dengan baik, meskipun terselip kebohongan disana. Taeyong kembali berlalu berbicara dengan beberapa kerabat pria itu dan meninggalkan Jennie yang berusaha untuk sibuk memerintahkan para pekerjanya untuk lebih memperhatikan detail dalam pekerjaan mereka.

"Park Jennie", tubuh ramping wanita itu menegang. Terlalu takut untuk membalikan tubuhnya.

"Park Jennie, balikan tubuhmu!", suara itu berujar tegas. Jennie bergetar. Ketakutan terbesarnya terjadi. Ia belum sanggup untuk kembali bertemu dengan orang ini.

"Maafkan aku", Jennie meluluh saat itu juga. Tubuh bergetarnya beringsut menjadi isakan tangisan. Matanya mulai memerah dengan tetesan air yang mulai turun satu demi satu tetes.

"Ahjumma...", panggil Jennie pelan begitu matanya berhasil menangkap sosok wanita itu. Wanita yang awalnya ia ketahui sebagai ibu dari teman terbaiknya.

Yang nyatanya ialah wanita malang yang hidupnya dihancurkan oleh ibu kandungnya.

"Maafkan aku. Aku tak benar-benar berharap kau enyah dari hadapanku... Bisakah kau kembali?", Suzy, wanita itu muncul setelah mempertimbangkan segalanya. Ia merasa Chanyeol, suami brengseknya itu sudah seharusnya hidup dalam keluarga yang utuh. Termasuk dengan anak dari pria itu.

"Ahjumma... Bolehkah aku memelukmu?", kedua wanita itu hanya sanggup untuk tersenyum dalam tangisan keduanya.

......................................................................

"Jennie akan terkejut setengah mati karna kita masih disini dan Ella juga turut hadir dalam grand opening kafe barunya", Sooyoung berujar dengan nada penuh semangatnya membuat Taehyung menggelengkan kepalanya tak habis pikir. Menunggu terlalu lama membuatnya bosan. Jika tadi menunggu Ella yang diatur dengan segala outfit dan juga model rambut oleh Sooyoung. Sekarang giliran harus menunggu Sooyoung.

"Soo, berapa lama lagi?", Sooyoung menatap kearah jam dinding singkat sembari menggulung ujung rambutnya dengan pengeriting rambut elektronik yang ada ditangannya.

"30 menit lagi. Setelah rambutku selesai aku akan mengganti pakaianku dan let's go! Kita berangkat", jelas wanita itu.

"Untuk mempersingkat waktu bagaimana dengan sembari kau menata rambutmu, aku menggantikan bajumu?", Sooyoung menatap Taehyung horor membuat lelaki itu meneguk ludahnya sendiri.

"Aku hanya becanda Soo", tukas Taehyung.

"Aunty... Katamu kau adiknya eomma?", Sooyoung mengangguk sembari tersenyum lembut pada gadis itu.

"Apa kau menyelamatkanku karna kau tahu bahwa ak.."

"Ani. Aku menyelamatkanmu karna kau mirip denganku. Aku baru tahu bahwa kau keponakanku setelah kau hampir seminggu di rumahku",

"Aku mirip denganmu Aunty?", Sooyoung mengangguk. Ella tersenyum lebar sembari kembali sibuk untuk berkaca.

"Kau terlihat senang ketika aunty-mu bilang kalian mirip",

"Tentu saja! Itu tandanya aku cantik dan dewasa nanti aku bisa mendapatkan kekasih setampan samcheon!", jawab Ella penuh semangat. Taehyung melebarkan tangannya meminta Ella untuk kembali menghampirinya dan membalas pelukan dari Taehyung.

"Jangan terlalu cepat besar. Samcheon bisa kewalahan menjagamu dari pria-pria buas diluar sana",

"Aih samcheon. Bukankah samcheon juga pria buas?", tanya Ella. Seketika Sooyoung dan Taehyung saling bertukar pandangan.

"Enak saja", respon Taehyung.

"Tapi aku melihatmu semalam melahap habis bibirnya aunty. Seperti memakan buah Cherry. Aku melihatmu menggigit bib..",

"Hentikan Ella! Sekarang kau bantu aku untuk memilih dress ku ok? Let's go", Sooyoung yakin mukanya sudah semerah kepiting rebus.

Taehyung berdehem sembari membuang mukanya lalu mengibas-ngibaskan tangannya. Ella menurut bangkit dari posisi duduknya di samping Taehyung untuk mendekat kearah Sooyoung dan mulai berjalan kearah closet mini milik kamar tamu mansion Taehyung di Sidney. Namun tak berapa lama melangkah Ella membalikan tubuhnya sembari tersenyum jahil.

"Samcheon, akui saja. Di musim gugur yang sudah mulai dingin ini kau kepanasan karna aunty Sooyoung terlampau panas dan tak tertahankan kan?",

"YYA!!! KIM ELLA APA YANG KAU KATAKAN BARUSAN HUH?!",

"Wow. Kalian berdua kompak sekali", ledek Ella sembari terkikik lalu berlari cepat ke tempat tujuannya.

......................................................................

"Aku tidak mau pergi... Bagaimana jika eomma dan suami barunya tak suka padaku?", Sooyoung merasa perasaannya diremas. Perasaan yang pernah ia rasakan pada jaman itu kembali terangkat. Tentang betapa takutnya ia menjadi orang yang merusak ataupun mengganggu bagi orang tersayangnya. Lamunannya buyar begitu tangan lebar itu menggenggam telapak tangannya lalu tersenyum penuh arti padanya.

"Tentu tidak. Ibumu merindukanmu sampai hampir gila. Dan juga suami eommamu tampan loh seperti penyanyi yang kau sukai", Ella membinarkan matanya.

"Siapa memangnya?",

"Yang nyanyinya begini. New thangs, new thangs, new thangs. Blahblablah Bruce Lee. Pokoknya seperti itu", kedua perempuan itu tertawa lepas. Terbahak dengan acara meniru oleh Kim Taehyung yang justru begitu konyol. Hati pria itu menghangat.

'Setidaknya kau kembali tertawa Park Sooyoung', Taehyung paham luka masa lalu tak mudah untuk diobati. Maka dari itu ia tahu kondisi Ella terkadang dapat menggali luka lama milik Sooyoung.

Dan entahlah. Ia merasa ia bertanggung jawab untuk Sooyoung. Perlahan setelah mobil itu terparkir, ketiganya turun dari mobil tersebut. Sooyoung tersenyum kecil mendapati Taehyung memberi kode padanya untuk meletakan tangannya disela-sela lengan pria itu.

"Gesturmu kaku sekali. Untungnya aku pintar jadi aku mengerti", ucap Sooyoung lalu menjinjitkan kakinya mengecup pipi pria tampan itu singkat.

"Ayo Ella", ajak Taehyung. Ella mengernyitkan keningnya menatap keseluruh bangunan dengan kedua matanya.

"Ella's Wonderland", sebuah plang besar dengan namanya menjadi bagian disana. Hatinya menghangat. Asumsi tentang ibunya selama ini menghilang.

"Sayang? Gwenchana. Eomma mu sudah menunggu di dalam sana. Appa mu juga", jelas Sooyoung sembari menggandeng lembut jemari milik Ella.

"Appa?",

"Suami ibumu. Ia mencintaimu sama seperti Jong-In appa menyayangimu", Ella mematung pada tempatnya.

"Aku juga mencintaimu sama seperti Jong-In mencintai Ella", Sooyoung melotot kearah Taehyung yang tak peka kondisi dan situasi. Bisa-bisanya di saat seperti ini pria itu mencari celah.

"Kau pikir aku anakmu?!", jawab Sooyoung judes sembari melepaskan tangannya yang semula melingkar pada lengan milik Taehyung.

'Kim Taehyung kau ini sebenarnya bodoh atau polos? Seperti pria dengan pengalaman berkencan yang rendah. Amatir sekali. Mengambil celahnya sungguh tidak smooth', gerutu Sooyoung dalam hati.

TBC
.............................................................

Next part ada yang bahkal sibuk kencan guys. Wkwkwk

Jangan lupa tinggalkan jejak ya. Vote 50+ komen 20+ auto up

WHY HER ( VJOY ) MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang