Sooyoung terlihat meletakan lipatan setumpuk tissue pada hidungnya lalu membuang ingusnya dengan keras. Membuat Taehyung pria yang berada pada kursi kemudi memandanginya dalam kebingungan.
"Apa? Kau tak pernah melihat wanita cantik membuang ingus?", Taehyung tersenyum miring sembari menatapnya malas.
"Kau tak paham bahwa aku tengah kesal padamu? Kau melanggar kesepakatan!", balas Taehyung sengit. Sooyoung menatap Taehyung lalu melemparkan tissue bekasnya kearah pria itu. Membuat pria itu melompat dalam posisi duduknya refleks menghindari lemparannya.
"YYA!!! MENJIJIKAN BODOH!", Sooyoung menarik kerah milik Taehyung dengan keras membuat pria itu mendekat kearahnya.
"Kau marah karna aku menyebutmu temanku pada Jennie?", tanya Sooyoung. Taehyung terdiam tanpa sadar ia meneguk ludahnya sendiri. Jaraknya terlalu dekat dengan Sooyoung.
"Kesepakatannya adalah pernikahan", Sooyoung melonggarkan cengkramannya pada kerah milik Taehyung. Membiarkan pria itu mundur perlahan dan duduk dalam posisi yang benar pada kursi kemudinya.
"Tinggal diralat saja. Teman hidup. Bukankah sederhana?", Taehyung tak menjawab apapun. Pria itu memilih untuk menyalakan mesin mobilnya lalu mulai mengendarai mobil miliknya.
"Untuk kedepannya jangan menarik kerahku seperti itu",
"Wae? Apa sakit? Cih lemah sekali", ledek Sooyoung sambil sibuk menatap kearah layar ponselnya.
"Akan berbahaya", Sooyoung menatap Taehyung singkat lalu tertawa.
"Kenapa? Kau takut lepas kendali dan menciumku lagi?", ejek Sooyoung. Taehyung hanya mengerang kesal lalu menaikan kecepatan pada mobilnya. Sooyoung masih menertawakannya.
"Aku tak masalah jika kau menciumku. Berbagi ciuman bukan hal yang besar. Asal tidak ada perasaan didalamnya", tegas Sooyoung sembari tersenyum lebar kearah pria yang terlihat mencoba cuek padanya dan focus pada acara mengendarai mobil.
Keadaan mobil kembali hening. Taehyung sama sekali tidak merespon ucapan wanita disampingnya. Sampai akhirnya perlahan mobil itu mulai menepi.
"Katamu berciuman bukan hal yang besar kan?", tanya Taehyung. Entahlah emosi pria itu sedikit sensitif ketika mendengar Sooyoung menekankan tentang perasaan. Pria ini merasa harus membuktikan sesuatu pada dirinya sendiri.
"Asal tak terlibat perasaan", balas Sooyoung.
"Benarkah? Buktikan", ucap Taehyung datar. Sooyoung menatap Taehyung tak percaya. Jantung milik Sooyoung berdebar kencang dalam kepanikan. Taehyung masih menatapnya begitu intens, membuat otaknya semakin keruh dan tidak mampu untuk berpikir dengan jernih.
"Cih omong kos...", Taehyung membulatkan matanya. Dunia seolah berhenti begitu Sooyoung menempelkan bibirnya pada Taehyung. Entah secepat apa pergerakan dari wanita itu sebelumnya hingga membuat Taehyung tak sadar dan diserang begitu saja. 10 detik bibir itu menempel membuat Sooyoung mulai memberi jarak akan bibir keduanya.
Namun detik berikutnya Sooyoung dibalas oleh pria itu. Tubuh rampingnya ditarik begitu saja hingga terduduk diatas pangkuan pria itu. Pria itu memundurkan kursi kemudinya memberi jarak yang lebih memungkinkan untuk dua orang berada dalam satu kursi. Sooyoung mematung dengan perasaan campur aduk.
"Kau sebut yang tadi itu ciuman?", tanya Taehyung sembari meletakan tangannya pada pinggang dan juga tengkuk milik wanita yang terduduk diatasnya dan menghadapnya.
"Ka... Kakimu bisa kesemutan. A.. aku akan kembali ke..", Taehyung tak berniat untuk mendengarkan kelanjutan kalimat yang keluar dari mulut Sooyoung. Ia lebih memilih menyumpal bibir indah milik Sooyoung dengan bibirnya lalu melumat seluruh sisi bibir ranum milik Sooyoung. Sooyoung tahu seharusnya ia pergi atau melepaskan diri dari ciuman ini. Namun nalurinya bekerja. Kedua tangan lentik miliknya bahkan melingkar pada tengkuk pria itu lalu meremas pelan rambut milik Taehyung sesekali.
"Shhh", Sooyoung mendesis ketika merasakan lidahnya mulai dihisap oleh Taehyung. Pria itu menciumnya begitu intens. Sooyoung menepuk pelan pundak milik pria itu ketika mulai merasa kesulitan bernafas.
Taehyung memundurkan wajahnya menatap wanita dengan keadaan bibir bengkak dan basah mengkilap karna ulahnya. Taehyung meneguk ludahnya sendiri lalu jari telunjuknya maju dengan lancang untuk mengelap bibir wanita itu.
"Jika kau tak mau ini terulang lagi. Lebih baik jaga sikapmu Park Sooyoung. Jangan memancingku atau berkata bahwa kau tak masalah untuk berbagi ciuman",
"Aku memang tak masalah", Sooyoung memajukan wajahnya kali ini sembari menarik tengkuk milik pria yang ia duduki. Ia memulainya lebih dulu kali ini. Melumat bibir pria itu secara dengan tempo yang teratur dan pelan membuat Taehyung frustasi dan kembali mendominasi ciuman mereka.
"Mhh", Taehyung melenguh tertahan terkejut dengan apa yang wanita itu lakukan. Sooyoung menggigit bibirnya lalu menelusupkan lidahnya kedalam rongga mulut milik Taehyung. Menyesap lidah milik Taehyung seperti apa yang Taehyung lakukan padanya tadi. Taehyung merasa pening. Dirinya benar-benar hanyut dan menikmati semua kegilaannya dan juga Sooyoung didalam mobil miliknya.
Perlahan rintik hujan mulai turun semakin deras. Bersamaan dengan ciuman keduanya yang semakin dalam. Sooyoung tahu ini gila. Ia meyakini bahwa ia melakukan ini karna tertantang. Bersikeras berpegang teguh dalam prinsipnya. Tak akan ada perasaan apapun antara ia dan Taehyung.
......................................................................
Jennie, wanita bermata kucing itu tersenyum lebar dengan mata sembabnya. Jemari lentiknya bergerak menghitung lembar demi lembar uang dalam laci kasirnya. Terlalu sibuk dengan dunianya, ia tak sadar bahwa prianya tengah menatapnya dalam diam lalu tersenyum kecil. Pria itu menghentikan acara menggores pensilnya menggambar sketsa lalu melangkah sedikit terburu-buru kearahnya.
"Aw! Yya...", pekik Jennie terkejut begitu merasakan prianya menggendongnya dengan cepat dan mendudukan tubuh mungilnya di atas meja kasir milik wanita itu.
"Kau terlihat sangat senang. Kau senang karna kembali bertemu dengan Sooyoung atau mantan adik iparmu hm", wajah pria itu cemberut. Jennie menangkup wajah prianya lalu tertawa pelan.
"Kau cemburu?",
"Kau tahu jawabannya apa Jen",
"Sejujurnya aku terkejut setengah mati. Kupikir aku mulai gila pada awalnya karna kembali dipertemukan dengan Sooyoung, rasanya seperti mimpi. Dan lebih mengagetkannya lagi Kim Taehyung. Ia bahkan berteman dengan adik kembarku", jelas Jennie dengan pandangan mata khawatirnya.
"Entah dunia yang memang sempit atau takdir bekerja dengan sendirinya",
"Tunggu. Bukankah ini tandanya Sooyoung jelas tahu menahu soal Ella?", Jennie mengedipkan matanya beberapa kali. Perasaannya mendadak tidak nyaman.
"Ella? Maksudmu?",
"Jen, kau yakin keduanya hanya teman biasa? Seorang pria dan wanita berpergian keluar negeri hanya berdua", detik itu juga kebahagiaan yang dirasakan oleh Jennie retak. Spekulasi tentang berbagai kemungkinan terkuak. Tidak bukan retak karna patah hati melainkan putus asa.
"Apa ini tandanya Ella akan semakin sulit untuk kutemui?",
Jennie merindukan Ella nya. Jennie menunduk penuh sesal. Mengundang Taeyong, pria bermarga Lee itu untuk memeluknya erat.
"Maafkan aku Jen. Semua ini salahku. Alangkah lebih baik jika saat itu aku...", Jennie meletakan jari telunjuknya pada bibir suaminya.
"Ssstt... Mungkin ini sudah saatnya untuk jujur. Aku percaya Sooyoung akan memihakku",
Pria itu mengangguk penuh keyakinan lalu mengecup kening milik Jennie dengan hangat.
"Aku akan memikirkan cara yang tepat untuk mendapatkan kembali putri kita", ujar Taeyong setelah mengecup kening milik istrinya.
TBC
.............................................................Vote 50+ Komen 15+ author auto double up besok sore
JANJI
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY HER ( VJOY ) M
FanfictionTentang apa, dimana, kapan, bagaimana dan yang paling penting. "Mengapa harus Park Sooyoung? Ada apa memangnya dengan Park Sooyoung?",