Anyyeonghi Jumusseyo
Selamat malam🌼
Ketika pagi datang, Carven menemukan Ryuu tengah tidur sambil memeluknya. Bau alkohol yang menguar tajam sesaat membuat pemuda itu teringat kepada penghuni rumah ini, dahulu.
Perlu effort agak lebih untuk membuat Ryuu bersedia melepaskan pelukannya dan membiarkan Carven pergi ke kamar mandi. Hari ini ada jam kuliah pagi yang tidak bisa Carven lewatkan begitu saja.Keluar dari kamar mandi, ponsel Ryuu berdering, menampilkan notifikasi panggilan masuk dari kontak bernama Mami. Ragu-ragu Carven memandang. Tidak apa-apakah jika ia yang menerima? Tapi kelihatannya Ryuu tidak akan terbangun sampai tahun depan. Maka Carven memutuskan untuk menerimanya saja. Siapa tahu penting.
"Selamat pagi, Mami."
"Loh, Carven?"
"Iya."
"Ryuu di sana, Dear?"
"Ada. Tapi masih tidur."
Jeda sesaat, Carven tebak wanita di seberang sana tengah menimbang-nimbang, apa yang kiranya harus disampaikan.
"Harusnya hari ini dia ada meeting sama klien."
Entah bagaimana, Carven bisa menebak klien siapa yang dimaksud.
"Carven hari ini libur?"
"Enggak, Mami, ini mau berangkat kuliah."
"Oh, okay. Biar nanti Mami telepon lagi kalo Ryuu udah bangun. Kamu berangkat aja, Baby. See ya!"
Carven jawab sekilas sebelum sambungan telepon terputus. Lantas pemuda itu alihkan pandangannya kepada Ryuu yang masih pulas terlelap. Wajah tampannya tampak polos jika begitu. Carven pandang lamat-lamat, mencoba menelisik, belakangan Ryuu agak sedikit ... berjarak?
Ah, Carven menepis gagasan itu dari benaknya. Mereka sudah bersama sekian lama. Jika sekali ini sama-sama berada di titik jenuh, bukannya itu adalah wajar?Entahlah.
Carven meneruskan kegiatannya bersiap hingga waktu berlalu beberapa saat kemudian.
"Gue berangkat, ya," bisiknya kepada kekasihnya yang belum berubah posisi. Dikecupnya dengan manis pipi Ryuu sebelum pergi, membuat yang bersangkutan mengeluh pelan.
Namun ternyata, cita-cita Carven untuk berangkat pagi-pagi harus terhambat ketika ia tidak bisa menemukan kunci motornya bagaimanapun ia mencari. Kunci itu biasanya tetap tergantung di lubangnya ketika Carven memasukkan motornya ke ruang tamu rumah. Tapi kini entah bagaimana benda kecil itu raib bagai ditelan bumi. Sementara jarum jam tidak mau diajak kompromi.
"Gue pakai taksi online ajalah," gerutunya seraya keluar rumah dengan agak jengkel dan terburu-buru. Sudah jam delapan kurang sedikit sekarang. Membangunkan Ryuu yang sedang teler berat itu juga sepertinya mustahil. Pemuda itu menunduk memandang layar ponselnya sementara berlari ke mulut gang.
"Selamat pagi, Mas ... "
Dan tertegun diam ketika sampai di sana. Menemukan kebiasaan baru yang tidak ia ingat walau belakangan mulai rutin ia dapati. Lelaki mirip ajudan presiden dengan sedan hitamnya yang setia berada di depan gang ini setiap pagi walau Carven tidak pernah melirik.
Jika kali ini Carven meminta bantuan, apakah salah?
"Em ... "
Lelaki itu tersenyum dengan sopan, dan mendapati Carven yang pagi ini absen mengendarai motor, wajahnya mendadak berubah sumringah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise [END]
Teen Fiction🔞 Drama hidup Alexis Carven yang seperti labirin dan berlangsung selama tujuh belas tahun, akhirnya memang sudah usai. Dengan Ryuu, Carven berjanji akan terus bersama-sama untuk waktu yang sangat lama. Kepada Carven, Ryuu berjanji tidak akan pernah...