Terimakasih sudah membaca, kalian ☺️
🍁
Ryuu sebenarnya pusing. Berkas-berkas dan file data berserakan di atas meja kerjanya. Sesekali atensinya beralih dari lembar-lembar dokumen ke layar laptop. Tuan Muda sedang dalam mode serius.
Sudah seminggu ini, seperti inilah rutinitas yang ia jalani. Belajar mencari nafkah.Namun, meski pusing, ini adalah janji kepada Papinya yang harus ia tepati. Lagipula, Ryuu adalah pewaris tunggal. Siapa lagi yang akan meneruskan laju roda perusahaan jika bukan dirinya?
Meski jika boleh jujur, sebenarnya passion Ryuu bukanlah seperti ini.
Ia adalah anak muda yang mencintai tantangan dan kebebasan. Hidup monoton, terkungkung kurang lebih sepuluh jam sehari di dalam kantor, bukanlah sesuatu yang menyenangkan.Suara tiga kali ketukan pelan di pintu, mengalihkan perhatian pemuda tampan itu. Sekretaris Papinya masuk.
"Tuan Muda ... "
Ryuu menggeleng. "Panggil nama aja, jangan begitu."
Di ruang lingkup kantor, entah mengapa ia tidak nyaman disebut demikian. Menurutnya justru terkesan bossy dan kurang profesional.
"Pak Ryuu?"
"That's better."
Wanita muda berusia sekitar tiga puluh tahun itu tersenyum. "Ada yang ingin bertemu, tapi katanya belum ada janji. Apakah bisa?"
Ryuu mengernyit. "Siapa, ya? Rekan bisnis Papi?"
"Sepertinya bukan. Laki-laki, masih muda, mungkin lebih muda dari Bapak."
Wah, siapa?
Carven? Tidak mungkin lah. Hari ini ia ada jadwal kuliah pagi. Kalaupun harus Carven, pasti sudah mengabari dulu. Pemuda itu bukan jenis yang suka membuat kejutan."Oke, suruh masuk aja," putus Ryuu kemudian. "Sekalian tolong periksa berkas yang udah saya kerjain ya, Kak. File-nya saya kirim ke email Kakak. Kasih tau aja kalo ada yang perlu dibenerin."
Wanita cantik itu tersenyum seraya mengangguk. Senang hati saat Ryuu memanggilnya 'Kak'. Memangnya harus apa? Bu? Duh, menurut Ryuu sangat oldschool dan tidak asik. Lebih lagi, ia harus mulai melatih mulut savage-nya supaya agak beradab sedikit. Sekarang ia bukan lagi remaja tanggung tukang bikin onar.
Ryuu membereskan mejanya ketika tamu yang dimaksud memasuki ruangan.
"Hai, Kak ... "
Ryuu mengangkat wajah, melihat siapa yang datang sekalian akan membalas sapaannya.
Tapi suaranya mendadak tersangkut di tenggorokan."Mama bilang, beberapa hari lalu Kakak sama Tante Jessi main ke rumah, tapi kita nggak ketemu. So sorry, padahal udah lama banget, ya? Tau kalo Kakak dateng, aku pasti batalin jadwal photoshoot biar bisa ketemu."
Demi apa, Ryuu lupa caranya berkedip.
Laki-laki muda yang tadi sekretarisnya katakan ini, wow, bagaimana ya mengatakannya?
Ia punya paras menawan, antara feminim dan maskulin yang berpadu serasi. Semampai dengan wolfcut hairstyle dan dandanan kasual yang cute. One word, cool!
"Justin?"
"Sure!"
"Oh, wow ... " Ryuu berdiri dari kursinya, tersenyum kaku sedikit salah tingkah. "Iya, long time no see. Wah, pangling loh gue."
Si tamu yang disebut Justin itu mendekat, memeluk Ryuu tanpa basa-basi. "Gimana, dong? Sekalinya ketemu Kakak udah jadi big boss aja, nih. Jadi insecure, deh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise [END]
Teen Fiction🔞 Drama hidup Alexis Carven yang seperti labirin dan berlangsung selama tujuh belas tahun, akhirnya memang sudah usai. Dengan Ryuu, Carven berjanji akan terus bersama-sama untuk waktu yang sangat lama. Kepada Carven, Ryuu berjanji tidak akan pernah...