#1 in Indonesia (25 Juni 2021)
#2 dingin (21 November 2021)
#2 teenfiction (12 Maret 2024)
Di awal part emang garing. Tapi lanjut aja, pasti bakal suka.
[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA]🌻
°°°
"Gue emang suka jahilin lo! Bahkan sampai buat lo nangis, it...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari demi hari berlalu sampai saatnya datang ujian sekolah, dimana Aliya masih dengan pendiriannya mendiami Azka bahkan tidak mau mengobrol dengan cowok itu.
Pagi ini, Azka seperti biasa datang ke rumah Aliya untuk mengajak Aliya berangkat sekolah bersama. Meski yang ia dapat tetap penolakan tapi Azka tidak mau menyerah.
"Bareng gue, Liya." Azka terus membuntuti Aliya yang sedang berjalan ke arah Garasi rumah.
Aliya memakai helm nya dan Azka berada di samping gadis itu, Azka terus merengek tapi tidak di hiraukan oleh Aliya.
"Aliya ..." Rengek Azka menggoyang-goyangkan lengan Aliya. Azka sudah berkali-kali minta maaf tapi tetap saja Aliya tidak mau memaafkan dirinya.
"Berisik! Gue mau berangkat sendiri." Aliya menghempaskan tangan Azka kasar.
Azka menghela nafasnya kasar. Ia buru-buru menaiki motornya dan langsung mengikuti Aliya dari belakang.
Sesampainya di sekolah Azka buru-buru turun dari motor dan langsung berlari kecil menghampiri Aliya.
"Gue antar ke kelas ya," ucap Azka.
"Nggak perlu!" Ketusnya.
Aliya langsung pergi meninggalkan Azka yang hanya diam mematung di parkiran sekolah.
"Gue cuman mau coba jelasin Li," lirihnya.
Azka berjalan gontai ke arah kelasnya, ia sangat tidak semangat untuk hari ini.
••••
Setelah bel pulang berbunyi, Azka langsung membereskan peralatan tulisnya ke dalam tas.
"Buru-buru banget Ka?" tanya Andi.
"Biasa, gadis gue marah."
"Lagian lo sih, sok-sok an minta putus, sok-sok an jadi jahat, sekarang aja nyesel," sindir Bayu.
"Udah terlanjur, gue titip Faisal, jagain dia dengan baik sampai sembuh total. Gue lagi nggak bisa jenguk dia saat ini," ucap Azka panjang lebar.
"Siap. Lo urus dulu masalah percintaan lo itu," kata Bayu.
"Iya, kita bantu doa aja ya Ka," kata Andi seraya menepuk bahu Azka pelan.
Azka mengangguk pelan. "Gue cabut." Azka langsung pergi dengan langkah cepatnya. Menyusuri setiap koridor kelas yang sangat ramai, karena siswa yang berlalu-lalang ingin cepat sampai ke rumah masing-masing.
Sesampainya di depan kelas Aliya. Azka celingukan takut Aliya sudah keluar terlebih dahulu, sampai sebuah sapaan mengagetkannya.
"Cari Liya?" tanya salah satu teman satu kelas Aliya.
Azka mengangguk.
"Masih ada di dalam, lagi tidur kayanya. Gue liat tadi si Husna berusaha bangunin Liya."
