_09: Jalan?_

222 5 0
                                    

Devano Maxime

Devano Maxime

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_____

Yola sedikit tidak mengerti ada apa dengan hari ini bahkan mungkin dengan semesta. Bukan apa, dia merasa sedikit janggal dengan hari ini. Seolah hari ini dia mendapat keberuntungan dan terus berlalu begitu. Atau semua hanya perasaanya saja? Tapi tidak tidak! Sejak pagi dia terus saja mengalamai hal indah walau terkesan sedikit aneh dan dia menikmati itu namun tetap saja dia merasa ini janggal.

Atau ini hari keberuntungannya?

Dia akan mencatat semua yang dia lewati hari ini nanti!

Bahkan setiap kejadian yang dia alami bersama Devano!

Ya Devano, entah kenapa dengan semesta sampai dia menciptakan hari indah ini untuknya. Sungguh dia merasa jantungnya semakin tak aman!  Tapi dia menyukainya! Tapi ini bukan hanya mimpi kan? Cowok yang sekarang tengah duduk di sampingnya itu sungguh nyatakan? Mereka tengah duduk berdua menghabiskan waktu menyelesaikan bahan untuk rapat nanti di tengah ruangan yang luas ini kan? Ini tak bohong kan? Dia bersama cowok itu kan?

"Yola?" Tertegun, Yola menatap cowok di sampingnya itu dengan tanya.

"Kamu mikirin apa Yola?" Menggeleng  Yola mengulas senyum kecil.

"Tidak Kak. Tidak ada. Maaf"

"Baik fokus pada bahan yang akan kita bahas nanti ini. Karena kamu gak boleh ngelakuin kesalahan. Ini penting untuk perusahan kita. Investor yang mau kita gait ini sedikit susah untuk di bujuk. Jadi fokus oke?" Yola menangguk, walau dia sendiri tengah mengutuk dirinya karena terlalu terpesona dengan cara Devano dalam berbicara.

Astaga Yola! Fokus! Fikiran semua itu nanti saat kamu dan Devano berhasil menggait investor itu. Cukup Yola, kamu harus fokus. Yola memperingatkan dirinya. Dia tidak bisa terus terusan terpesona pada cowok di sampingnya itu. Setidaknya tidak untuk sekarang. Dia tak ingin mengecewakan cowok itu. Tidak tidak sama sekali!

Namun sepertinya semesta tak mengijinkan itu. Terbukti dari apa yang tengah dia alami  saat ini. Bagaimana bisa pulpen yang cowok di sampingnya itu pegang jatuh, dan dia yang berinisiatif untuk mengambilnya justru harus mengalami insiden yang seolah semakin membuatnya dekat dengan cowok itu.  Rambutnya, rambut pendeknya bagaimana itu bisa menyangkut pada kancing jas Devano?

Sialan! Atau Thanks God?

Ini begitu dekat! Bahkan sangat dekat, dia bahkan bisa mencium parfume Devano dengan debar jantung cowok itu yang berdetak lebih cepat. Juga dengan jantungnya sungguh itu tak perlu di tanyakan! Jantungnya mungkin akan meledak kalau dia terus berada dalam posisi ini. Iya posisi ini, posisi wajahnya yang berada hampir mencium dada cowok itu! Astaga, dia berharap tak ada siapapun yang datang untuk sekarang!

"Kak, sepertinya rambut saya menyangkut pada kancing jas kakak" Devano menunduk menatap jas juga kepala cewek yang berada hampir menyentuh dadanya itu dengan helaan pelan.

"Kamu ada ada saja Yola.  Sebentar, jangan bergerak. Biar saya melepaskannya.  Sebentar"  Yola agaknya harus benar benar mengutuk pikirannya yang memikirkan hal hal di luar wajar!

Seperti cowok itu yang justru mendekap kepalanya sebelum menjatuhkan satu ciumana yang mungkin akan berakhir dengan panas di atas sofa ini. Atau pikirannya yang membayangkan kalau Devano justru mengusap bokongnya yang sekarang nampak seperti terangkat kalau di lihat dari sisi lain. Atau pikirannya yang membayangkan kalau Devano justru mengemas dadanya yang mungkin menempel pada paha cowok itu.  Tidak bukan mungkin namun memang iya! Dan bagaimana dengan itu bisa membuatnya semakin berdebar? Sialan hatinya yang payah!

"Sudah!" Yola buru buru beranjak, dia tak ingin terlalu terbawa arus yang mungkin akan membawanya pada kesalahan. Tidak itu tidak boleh.

Mengulas senyum kikuk Yola menatap Devano yang menggeleng tak habis pikir sebelum cowok itu kembali fokus pada laptop yang menampilkan bahan untuk meeting.

____

Yola kini tengah duduk anteng di dalam mobil yang Devano kemudikan sendiri sebenernya cowok itu memiliki supir pribadi yang di minta untuk menunggu di perusahan sedangkan dirinya memutuskan untuk mengemudi sendiri. Sungguh Yola tak mengerti apa yang sebenarnya ada dalam kepala cowok yang sekarang tengah fokus menatap jalanan di depan sana.

Soal meeting di luar mereka, itu berjalan lancar. Mereka berhasil mendapat suntikan dana itu. Walau hanya 20 % Tapi itu berarti besar untuk Devano dan proyek yang tengah cowok itu buat. Yola? Dia hanya mendukung. Tak ingin terlalu memikirkan itu, karena sungguh setalah merasakan bekerja menjadi sekertaris dia rasa, kalau sudah menikah nanti dia akan menjadi ibu rumah tangga saja. Karena dunia bisnis itu memusingkan! Haduh.

Yola menoleh saat dirasa mobil telah berhenti, mendapati ini bukan area parkir perusahan Yola menatap tanya ke arah Devano yang mengulas senyum.

"Kak, ini bukan kantor?" Devano menangguk dengan kikikan pelan.

"Ya memang bukan Yola. Tapi ini sudah jam makan siang kan? Kita bisa makan dulu. Mari saya akan neraktir kamu hari ini" dengan seulas senyum yang terlukis, cowok itu beranjak turun meninggalkan kesan berdebar dalam hati Yola yang lemah.

"Di traktir! Lumayan" cewek itu ikut beranjak, sebelum melangkah di belakang Devano memasuki sebuah cafe yang mungkin berjarak 25 meter dari kantor.

Mendudukan diri tepat di depan Devano yang sudah menerima uluran menu dari salah seorang pelayan yang juga menyerahkan buku menu padanya, Yola menatap sebentar cara cowok di depannya dalam memesan. Itu anggun, atau keren? Dia mungkin sudah gila sekarang. Bagaimana bisa dia jatuh pada pesona cewek itu hanya dengan hal hal kecil seperti ini? Bahkan pada saat cowok itu merekomendasikan makanan yang dengan cepat dia setujui. Dia sudah kembali di buat melayang.

Dia yakin pipinya selalu merona hari ini. Ah atau dia menambah blass on nya saja? Agar tidak terlalu kentara. Tapi itu akan tidak bagus untuk wajah-nya.

"Yola ayok dimakan!" Yola menangguk kikuk dia terlalu larut dalam pikirannya sampai tak sadar kalau makanan mereka sudah sampai.

Menikmati makanan dalam diam, Yola spontan menghentikan gerakannya tangan saat cowok di depannya itu mengulurkan tangan dengan usapan pelan yang kemudian Yola rasakan pada sudut bibir nya.

Dia semakin berdebar sekarang, dia harap setelah bekerja di M'Luxury dia tak akan terkena serangan jantung mendadak, apa lagi saat cowok itu mengulas senyum dengan ucapan 'sorry' yang entah kenapa membuatnya mengulas senyum lebar di tengah gerakan cewek itu yang kembali memotong steak ayam tepung saus jamur blue nya.

_____

Kurang baper gak? Aku bingung harus se smooth apa buat bikin Scene baper Devano dan Yola. Kaya susah gitu Hahah.

Ohh iya btw kalo aku pindah gendre ke fantasi kalian bakal baca gak?

Komen yuk itu buat semangat tau!

See you!

DEVANO | OH SEHUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang