Pukul 3.20 menit dan di luar masih gelap gulita saat Yola terbangun karena mimpi tentang hari kemarin menghantui malamnya.
Mendudukan diri, Yola menatap kosong kedepan tepat ke arah sekat yang memisahkan antara kamarnya dan balkon.
Mengapa sulit seperti ini, Yola bertanya pada diri sendiri. Sebelum kemudian berdiri, membuka tirai yang menutup sekat itu dan kembali menatap kosong kedepan. Semalaman dia tidak bisa tidur karena setiap kali dia memejamkan mata wajah Devano akan muncul bagai mimpi buruk yang Yola hindari.
Tadi baru saja Yola rasakan kantuk membawanya menuju lelap sebelum ingatan tentang ciumannya dan Devano membuatnya kembali terjaga dan dia memutuskan berdiri sini, menatap malam di balik sekat kaca itu dengan pandangan kosong.
Dia bingung harus bersikap apa dan bagaimana. Apa dia harus bersyukur atau mengumpati semua ini. Dia ingin membenci keadaan tapi dia juga merasa bahagia karena itu walau terkadang dia merasa menjadi manusia paling jahat di saat yang bersamaan. Dia mencintai Devano itu tidak perlu di ragukan lagi tapi bagaimana dengan Aditsya? Tidak mungkinkan dia meminta Devano untuk dirinya pada Aditsya semudah seperti saat dia meminta Parfume yang sahabatnya itu punya. Ini tidak semudah itu, dia juga yakin kalau Aditsya akan marah kalau tau apa yang telah dia dan Devano lakukan terlepas itu sengaja atau tidak. Dan dia berharap Aditsya tak pernah tau itu.
Tapi satu pertanyaan muncul dalam kepalanya selalu, perkara siapa sebenarnya Bagas. Apa cowok itu benar kakak dari Aditsya tapi bukannya Aditsya tidak memiliki Kakak. Dan Astaga!
"Aditsya dan Bagas kan pernah ke Bali bareng waktu itu!"
"Tapi apa hubungannya?"
"Ya jelas ada! Mereka bahkan tidur satu kamar kan? Mana ada kakak sama ade kaya gitu? Tapi..."
"Devano bilang, Bagas kakaknya Aditsya. Gimana sih ini?" Yola mengusap tengkuknya gemas dengan kuluman pada bibirnya sendiri bingung.
"Lahk itu kan problem mereka ya? Tapi ini aneh astaga! Apa jangan jangan... aish jangan jangan apa bego!"
"Ah tau ah pusing!"
"Padahal sebelumnya Gwe pengen ngejauhin Devano kenapa malah seolah makin deket ya? Ini kenapa sih, mau Lo apa semesta? Jangan bikin Gwe makin terluka bisa gak sih!" Yola memaki, entah pada siapa, mungkin pada hamparan sekat kaca di hadapannya yang masih menampilkan suasana malam yang kentara amat dingin atau lebih tepatnya pada diri sendiri yang mudah sekali jatuh pada pesona cowok bernama Devano Maxime itu.
Tapi kalau ini perkara hatinya yang mudah jatuh, menurutnya itu tidak benar. Hei bahkan ibu nya saja mengakui kalau Devano memang semempesona itu. Jadi apa dia yang salah? Tentu saja tidak!
Tapi dia harus bagaimana? Apa terus menerus menerima semua perlakukan manis dari Devano dan membiarkan perasaannya jatuh semakin dalam, dan kemudian bersikap seolah tak ada apa apa? Apa dia harus bersikap seperti itu.
Atau dia harus membicarakannya pada cowok itu agar tidak mempermainkan perasaannya dan meminta agar cowok itu kembali bersikap seperti saat pertama kali mereka bertemu begitu? Dia sungguh tak bisa melakukan itu!
Lantas bagaimana!
Yola memejamkan mata menikmati semilir angin yang masuk lewat celah sekat dengan tak tau diri itu dengan senyum miring. Itu seperti dirinya bukan?
"Gwe harus apa Tuhan?" Yola berkata lirih tepat bersamaan dengan setetes air mata yang memaksa turun tanpa dia minta.
____
Yola memasuki gedung M' Luxury dengan kernyitan heran. Pasalnya dia lihat suasana berbeda dari pertama masuk ke dalam gedung ini, bagaimana tidak, semua pegawai sibuk bergerak suruh menata segala hal juga nampak mempersiapkan diri.
Para office boy dan Girl yang sibuk mondar mandir membersihkan semua sudut kantor, bahkan Yola lihat mereka bukan hanya sekali mengerjakannya.
Para pegawai yang juga sibuk menata benda agar nampak rapih di masing masing mejanya. Dan para karyawan pria yang berusaha tampil sebaik mungkin begitu juga dengan para wanita.
Ada apa?
Yola seperti orang bodoh yang hanya mematung memperhatikan semua hal tanpa tau akan ada apa itu. Menggelengkan kepala pelan, Yola mulai mengambil langkah menuju meja resepsionis dimana Mba Dina juga melakukan hal yang sama seperti yang lainnya.
Membereskan segalanya!
"Mba?"
Mba Dina yang tengah sibuk membereskan meja kerjanya itu menoleh dengan gerakan pelan menaruh vas bunga kecil berisikan bunga mawar dengan hati hati.
"Eh Yola. Kamu baru dateng?" Yola menangguk, sebelum pandangannya menatap sekeliling setelahnya menatap Mba Dina bingung.
"Mba, ini pada kenapa sih? Kok kayaknya aneh banget" Mba Dina menatap Yola sedikit terkejut.
"Kamu gak tau emang?" Yola menggeleng lugu. Dia memang tak tau kan?
"Enggak Mba. Emang ada apa?"
"Ya ampun Yola! Hari ini tuh penting banget dan hari paling penting di setiap bulan Desember!" Yola semakin menatap tak mengerti, memangnya ada apa sih sebenernya sampai semua orang seperti sibuk sekali. Apa akan ada presiden yang berkunjung?
"Emang ada apa sih Mba? Presiden mau dateng ke sini?"
"Ini lebih penting dari Presiden La! Lebih penting bahkan mungkin dari NCT! Ini seseorang yang amat sangat penting buat perusahaan M'Luxury" Yola mengernyit memang siapa sih, mengapa Mba Dina bersikap berlebihan seperti itu.
"Iya Mba. Emang siapa sih Orangnya? Gak mungkin orang tua Mba Din kan?"
"Astaga La! Ya gak mungkin lahk kalo iya orang tua Aku dateng gak mungkin seperti ini kan semua karyawan?" Iya juga ya. Lantas siapa?
"Terus?"
"Papah-nya Kak Dev bakal ngadain Kunjungan rutin."
"Apa?!"
Dan tanpa banyak menunggu lagi Yola dengan cepat berlari menuju Lift yang akan membawanya ke lantai paling atas dalam gedung ini guna mempersiapkan diri. Ini tak bisa di biarkan dan di lewatkan! Dia harus bersikap lebih baik dari karyawan lainnya.
Memangnya kenapa?
Ya jelas karena dia sekertaris pengganti disini!
Memangnya apa?
Oh Astaga! Semoga dia tidak membuat malu dirinya sendiri di hadapan Papah Devano.
_____
Yaaa gimana kira kira kunjungan papah Devano kali ini Gaes?
Yola bakal kuat mental gak ya?
Oke see next ya!
Bayyy
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVANO | OH SEHUN
Short StoryMENGANDUNG KEGIATAN 🔞🔞🔞 TOLONG PENGERTIAN! AREA BUCIN JUGA SEXS! FOLLOW THIS ACCOUNT BEFORE! BOYFRIENDS SERIES 04 Devano Maxime, cowok populer di Harbang. cowok yang terkenal karena kemahirannya bermain basket dan gelarnya yang seorang CEO di usi...
