_03 : Aditsya_

1.9K 11 0
                                        

Devano Maxime

Devano Maxime

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_____

Devano menghentikan mobilnya tepat di depan rumah Aditsya, mengulas senyum Devano menatap wanita itu lembut.

"Makasih buat hari ini Dev" menjatuhkan satu kecupan di rahangnya, Devano tersenyum tulus.

"Anything for you Hanny" Aditsya mengangguk.

"Kalo gitu Aku turun ya?" Menggeleng pelan Devano masih ingin bersama wanita itu. Tidak kah wanita itu bisa tinggal lebih lama dengannya?

"Dev.." mendesah kasar, dia tau jawabannya adalah tidak. Namun bisakah dia mencoba peruntungan lagi? Untuk kegiatan mereka yang menurutnya tak usai tadi siang?

Mendekat menjatuhkan satu kecupan dalam pada bibir Aditsya, Devano juga tau wanita itu menginginkannya jadi mengapa mereka tidak melakukan itu? Dia tak masalah kalau harus melakukannya di sini. Namun dorongan pada dadanya saat nafsu sudah memuncak sedikit meragukan Devano akan satu hal.

"Aku cape Dev" mengangguk mengerti, Devano membiarkan wanita itu turun setelah dirinya menjatuhkan satu kecupan ringan pada pipi kiri Aditsya.

"Kamu hati hati pulangnya ya? Aku masuk dulu. Bay Dev" mengulas senyum Devano menatap nanar punggung yang mulai memasuki kediamannya itu.

Dia merasa kehilangan arah setiap kali timbul pertanyaan itu.

"Aku ngerasa belum miliki kamu sepenuhnya Sya" cowok itu tertawa lirih sebelum memutuskan untuk meninggalkan area depan rumah Aditsya dengan pikiran tak menentu.

Mendudukan dirinya pada kursi kebanggan yang cowok itu miliki sejak 4 tahun yang lalu, Devano menatap semua berkas berkas juga susunan jadwal yang tak beraturan dengan emosi. Sebelum mengacak semuanya tanpa perduli itu akan semakin membuatnya lebih emosi nantinya.

Dia tak habis pikir mengapa orang tuanya tega mengukungnya dalam dunia ini saat dia ingin berkelana, kesana kemari mencari kawan merasakan cinta juga masa muda yang sewajarnya. Mengapa dia tak bisa merasakan itu?

"Ahkk!"

Mengacak rambutnya kesal, Devano bahkan membanting hiasan mejanya ke arah samping, sebelum dengan perasaan semakin tak tentu cowok itu menutup wajahnya dengan kedua tangan.

"Kenapa semuanya semakin berantakan?"

"Gwe ngerasa pen nyerah dan ninggalin semua ini"

Cowok itu mencoba menenangkan diri, merapalkan segala omong kosong agar semua ini tak terlalu membebani namun nyatanya semua semakin kusut dalam kepalanya. Sebelum sebuah tangan mengusap bahunya, bersamaan dengan dirinya yang mendapati wajah cantik Aditsya di tengah semua ke gaduhan ini.

DEVANO | OH SEHUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang