MENGANDUNG KEGIATAN 🔞🔞🔞 TOLONG PENGERTIAN!
AREA BUCIN JUGA SEXS!
FOLLOW THIS ACCOUNT BEFORE!
BOYFRIENDS SERIES 04
Devano Maxime, cowok populer di Harbang. cowok yang terkenal karena kemahirannya bermain basket dan gelarnya yang seorang CEO di usi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
_______
Yola menoleh saat pintu kamarnya di ketuk dari luar. Dia tengah bersantai di rumah ya memang hanya itu kegiatannya kalau tidak berangkat sekolah dan itu membosankan.
Mendapati wajah Aditsya saat dia membuka pintu, Yola memeluk cewek di depannya itu bahagia, setidaknya dia tidak merasa kesepian.
"Lo kok gak bilang mau kesini?"
"Gwe iseng aja gitu mampir. Jadi gak sempet ngabarin, tadi Gue juga udah ketemu sama Nyokap Lo di bawah." Yola menangguk, ibu-nya juga tengah berada di rumah, ini hari cuti kerja ibu-nya juga hari libur sekolah nya.
"Lo mau minum apa?" Aditsya berfikir sejenak. Cewek yang sudah duduk di sofa kamar Yola itu menatap Sang pemilik kamar yang berada di sampingnya dengan senyum manis.
"Jus mangga?" Yola menangguk di sertai gelengan heran.
"Gwe ambil in bentar" Aditsya mengangguk, membiarkan Yola berlalu keluar dari kamar cewek itu menuju dapur.
Memang rumah Yola tak terlalu besar, hanya rumah dengan dua lantai yang cukup minimalis namun meski begitu, rumah Yola selalu bisa membuat Aditsya nyaman. Entahlah dia hanya merasa setiap rumah punya rasa nyaman masing masing, dan khusus rumah Yola, rasa nyaman itu adalah kesan hangat juga sunyi.
"Silahkan di minum Tuan Putri" Aditsya mengangguk, dengan sedikit tawa membalas kaliaat Yola dengan canda.
"Terima kasih Bi"
"Sialan Lo"
"Hahah, lagian Lo. Ada ada aja. Tapi emang bener sih kan tamu adalah Ratu. Tadi harusnya lo manggil gwe ratu" Yola memutar matanya tak habis pikir.
"Terserah Lo deh Sya." Aditsya menghamburkan tawa dengan tangan cewek itu yang mencomot keripik sebelum memasukkannya ke dalam mulut.
"Btw La, Gwe gak liat Bokap Lo. Dia kemana?"
"Yah biasa. Keluar Kota. Ada yang harus di urus katanya. Paling sore juga balik." Yola menjawab malas. Dia sedikit tak mengerti kenapa harus selalu ayah-nya yang di tugaskan untuk mengurus pekerjaan di luar kota saat masih banyak pegawai lain dari perusahaan Ayahnya yang bisa mengurus.
Hmm mungkin itu sudah menjadi resiko bawahan. Harus terima kalau di tugaskan untuk mengecek sesuatu di luar kota. Entah apa itu yang di cek.