Yola menyelesaikan kegiatan makan mereka dengan menengguk jus jeruknya perlahan. Pikiran Yola berkelana, dia merasa bersalah juga bingung di saat yang bersamaan seiring waktu yang dia lalui sejak kemarin dia mengumpulkan pecahan pecahan clue dalam kepalanya membentuk ingatan yang menjadi kebingungannya saat ini. Hanya satu lagi bagian clue itu tersisa dan Yola hanya perlu mencari itu kemudian mendapatkan jawaban pasti atas kebingungannya ini, dan itu masih menjadi tanda tanya untuknya.
Usapan pada tangannya membuat Yola tertegun sebelum menatap tanya cowok yang duduk di depannya dengan bertelanjang dada itu. Sial itu sangat panas dan tak baik untuk jantung Yola yang kembali menggila.
"Kamu sedang memikirkan apa Yola? Mengapa melamun?" Yola mengalihkan pandangan kikuk. Dan mengapa cowok itu tak melepaskan tangannya, mengapa justru menggenggamnya.
"Saya hanya bingung harus mengatakan apa pada ibu saya setelah ini Kak. Dan memikirkan bagaimana saya pulang" cowok itu tersenyum, membuat Yola menatap sedikit heran. Memangnya apa yang lucu atas perkataannya.
"Mengapa Kakak tersenyum seperti itu?" Dan Yola dapati cowok itu tertawa. Apa yang lucu sebenarnya.
"Kamu sangat lucu Yola. Lihatlah ke samping kanan" dia lucu, dari Mana nya? Yola menoleh sedikit terkejut saat mendapati gantungan baju yang berisi beberpa baju untuk wanita.
Tak meminta ijin, Yola dengan segera bangkit, sebelum mendekat pada gantungan baju itu dan melihat semua isinya.
Siapa yang meletakkannya? Mengambil salah satu Yola menatap pakaian itu dengan heran. Bahkan didalamnya terdapat pakaian dalam. Tidakkah itu terlalu...
Pelukan hangat dari arah belakang, membuat Yola menatap Devano tanya.
"Siapa yang menyiapkan semua ini?"
"Saya. Tentu saja"
"Dengan bantuan Dina" Devano menjelaskan saat mendapati tatapan terkejut yang Yola arahkan padanya.
Yola menangguk, tapi tunggu berarti Mba Dina tau dia disini? Berdua dengan Devano? Atau jangan jangan Mba Dina juga tau kalau dia dan Devano.
"Tenang Dina tidak tau kamu disini" Yola menatap tak percaya bagaimana tidak tau.
"Saya hanya meminta Dina menyiapkan ini dan Saya yang mengambilnya di depan" Yola menangguk, dia agak tenang sekarang. Lagi pula mengapa dia merasa takut ya? Ah dia hanya tak ingin pandangan Mba Dina terhadapnya berubah.
Kembali meletakan pakaiannya kedalam gantungan Yola menatap Devano dengan seulas senyum lembut.
"Terima kasih Ka" cowok itu mengernyit membuat Yola menatap heran.
"For?" Mengulum bibir, Yola jadi ragu apa yang harus dia jawab. Tidak mungkinkan dia mengatakan terima kasih untuk malam panjang dan kenikmatan yang cowok itu berikan padanya.
"Everything?" Yola merutuki jawabannya yang terkesan bertanya itu.
"Only Thanks?"
"So?... what?"
Cowok itu tak menjawab dengan kata hanya hentakan yang Yola rasakan saat benda panjang milik cowok itu kembali memasukinya sebelum membuatnya harus menumpukan diri pada bahu Devano yang menahanya dengan ciuman juga pelukan pada pinggangnya.
"Ka.. ahh... ouhh ahh"
"Wait..."
"Saya..ahh..."
"With me... ouhh" Yola rasa kakinya mendadak berubah menjadi jeli, hingga tak mampu lagi berdiri dan membiarkan Devano kembali menggendongnya ke atas ranjang, tunggu..
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVANO | OH SEHUN
القصة القصيرةMENGANDUNG KEGIATAN 🔞🔞🔞 TOLONG PENGERTIAN! AREA BUCIN JUGA SEXS! FOLLOW THIS ACCOUNT BEFORE! BOYFRIENDS SERIES 04 Devano Maxime, cowok populer di Harbang. cowok yang terkenal karena kemahirannya bermain basket dan gelarnya yang seorang CEO di usi...