_18 : Let's Play Again 21+_

2K 9 0
                                    


Yola menggeliat dalam tidur nya saat kecupan kecupan panas mendarat di sepanjang leher hingga dadanya yang di remas perlahan.

"Umm.."

"You like it?" Yola menangguk tanpa sungkan, dia memang menyukai semua ini, semua perlakuan dan sentuhan Devano pada dirinya. Dia menyukai itu, apa lagi ketika benda panjang milik cowok itu menggesek miliknya di bawah sana mempermainkan miliknya yang meminta di masuki.

Apa dia terlihat murahan? Dia merasa seperti jalang yang mendamba belaian seorang pria. Tapi persetan! Devano, dia tak bisa menolak cowok itu. Bahkan sentuhan cowok itu tidak bisa Yola tolak begitu saja.

"Mendesahlah Yola" Yola masih menahan desahanannya, tidak ingin menuruti apa yang cowok itu pinta.

"Ahh.. Kak..." Yola kalah. Dia akhirnya menurut juga saat dengan sekali hentak Devano memasukan milik cowok itu  pada miliknya yang terasa sesak didalam sana. Apa sebesar itu milik Devano?

"Call my name" Yola menggeleng, ini masih area kantor kan. Yola masih sadar tentang itu walau sebenarnya susah untuk mengingat sesuatu saat gerakan Devano di bawah sana semakin menggila. Jangan lupakan lidah dan tangan cowok itu yang menjelajah setiap jengkal tubuhnya.

"Ouhh... Ahhh Dev... ahh ahh... Vanoo" Yola rasa dia sudah gila sekarang. Bagaimana bisa dia mendesah nikmat seperti ini. Tapi dia tidak bisa berbohong kalau kenikmatan yang di berikan Devano sungguh luar biasa.

Tangan cowok itu bergerak turun ikut menggelitiki klitoris nya menambah rasa nikmat yang baru kali ini Yola rasakan. Dia yakinkan dia sudah seperti cacing kepanasan sekarang saking nikmatnya permainan Devano di bawah sana. Astaga!

"Ouhh Dev.. ahh ahh Saya... ahh ahh Saya akan ouhh ahhh keluar.." Yola menatap Devano memohon tapi nampaknya cowok itu enggan memberikannya jeda guna menikmati  pelepasanya karena gerakan cowok itu yang semakin liar.

Sebelum Yola rasakan cowok itu menarik miliknya juga menarik tangan Yola agar terduduk. Yola membulatkan matanya spontan milik Devano sangat besar, pantas saja miliknya terasa penuh. Namun Yola tak bisa untuk tidak mencoba milik cowok itu di mulutnya.

Dengan ragu Yola menggenggam milik cowok itu sebelum memasukannya kedalam mulut, mengocok juga mengurutnya perlahan hingga Yola rasakan milik cowok itu membengkak sebelum cairan kental membasahi tenggorokan nya.
Menelan semuanya hingga sedikit tercecer di dagu, Yola hendak menjilat sisa cairan itu sebelum dia rasakan bibir Devano yang  melakukannya, sebelum kemudian berganti dengan ciuman liar Cowok itu.

Yola tak tau bagaimana ceritanya hingga ciuman Devano membuatnya bangkit sebelum kemudian kembali duduk dengan posisinya yang kini mengekang di atas pangkuan Devano. Segila itu memang ciuman Devano dan Yola tak berbohong untuk itu.

Yola memejamkan matanya, menikmati ciumana Devano yang membuai dengan sentuhan sentuhan lembut cowok itu  di area punggungnya, sebelum  ciuman cowok itu perlahan turun ke lehernya, menghisap juga mencecap meninggalkan bekas yang membuat Yola tak sadar mencakar punggung cowok itu. Pandangan Yola terdongak menikmati setiap kecupan Devano di sekitar leher juga bahunya, sebelum  pandangan Yola tertoleh pada jam di nakas yang menunjukan angka 12 siang, yang menyita attensinya membuat Yola tak sadar mendorong sedikit tubuh Devano saat ingatannya mengarah pada satu hal.

"Kak kita ada rapat!"

Devano menatap acuh sebelum kembali menyerukan kepala cowok itu  pada leher Yola yang tak segan menarik kembali kepala Devano.

"Kak bagaimana dengan rapat devisinya?"

"Forget it Yola! Let's Play Again"

"Kak gak bisa kita.. ahh" Yola memekik saat milik cowok itu kembali melesak masuk kedalam miliknya, membuatnya memejam dengan remasan yang dia berikan pada pundak Devano  yang menatap Yola dengan senyum indah.

DEVANO | OH SEHUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang