Tidak seperti biasanya saat Aditsya di jemput Devano menuju Appartemen. Dulu saat semua belum ada Aditsya akan mendapat rangkuhan mesra dari cowok yang tengah berjalan di sampingnya itu, atau sekedar genggaman tangan lembut yang terasa nyaman. Tapi sekarang, bahkan sejak Aditsya masuk kedalam mobil dan mereka sampai di apartemen Devano Cowok itu tak banyak berkata juga seolah sukar untuk menggenggam tangan Aditsya apa lagi merangkuh wanita itu ke dalam dekapannya seperti dulu.
Waktu terlalu cepat membuat suasana berubah sedemikian rupa, dulu yang hangat kini terkesan janggung untuk berbicara, terlalu sulit untuk melakukan apa yang dulu biasa di lakukan. Semua terasa kembali ke awal namun dengan keadaan yang lebih buruk dari pertemuan pertama.
Mendudukan dirinya dengan santai dan tanpa perduli, Aditsya membiarkan cowok yang membawanya kemari itu beranjak menuju dapur entah untuk melakukan apa.
Tapi nampaknya Devano masih memiliki itu, sopan santun dan rasa sayang yang selalu ada untuk Aditsya.
Meletakan dua gelas jus mangga, yang dengan cepat Aditsya tengguk beberapa kali sebelum, Meletakan kembali gelas keatas meja. Aditsya menoleh, menatap Devano yang terdiam dengan tatapan kosong kearahnya.
"Dev! Devano?"
"Umm ah?"
"Katanya mau jelasin? Cepet!"
Aditsya mendesah pelan, bersamaan dengan kedua tangannya yang digenggam erat oleh cowok yang sekarang menatap matanya dalam itu. Devano mencoba menuang perasaanya menjadi suasana yang hangat agar kecanggungan dan keraguan sirna. Walau tetap semua masih terasa ada.
"Hanny, Aku tau Aku banyak salah sama Kamu. Aku jarang ngasih waktu buat kita. Tapi Sumpah demi apa pun Hanny, Aku sayang banget sama Kamu" Aditsya memejamkan matanya sebentar. Berusaha sebisa mungkin agar tak menjadi emosional untuk sekarang. Dia maupun Devano harus bisa bersikap dewasa sekarang, lanjut atau selesai mereka harusnya tetap baik-baik saja.
Tersenyum tipis, Aditsya ikut membalas genggaman tangan Devano sama yang menggenggam tangannya erat penuh kelembutan itu.
"Dev..."
"Kamu sayang sama Aku?" Devano mengangguk yakin. Dia memang menyukai dan menyayangi Aditsya sejak dulu.
"Kamu cinta sama Aku?" Devano terdiam untuk beberapa saat, ragu mendadak menyelimuti hatinya. Dia mencintai Aditsya kan? Atau semua telah usai dan berganti untuk orang lain. Menghilangkan keraguan yang ada Devano mengangguk yakin.
Aditsya mengulas senyum tenang. Tangan cewek itu dia ulurkan agar menyentuh dada Devano yang tepat berhadapan dengannya di sofa ruang tamu apartemen Devano yang entah mengapa mendadak terasa senggang sekarang.
Tak ada debaran. Detaknya normal seolah tak ada apa-apa, seolah ucapan cowok itu hanya sekedar main-main belaka seperti artis yang tengah melakukan drama, menyatakan cinta hanya untuk kepuasan penikmat semata. Aditsya mengulas senyum, sebelum kembali menatap Devano dalam dan meminta.
"Say you love me"
"I love you hanny" tak ada apa-apa! Semua ini percuma Devano hanya main-main untuk Aditsya yang paham dengan perkara ini.
Menjauhkan telapak tangannya dari dada Devano, Aditsya tertawa pelan tanpa suara, menatap miris ke segala arah. Membuat Devano yang sejak tadi menatap cewek itu mengernyit heran juga bertanya-tanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVANO | OH SEHUN
Short StoryMENGANDUNG KEGIATAN 🔞🔞🔞 TOLONG PENGERTIAN! AREA BUCIN JUGA SEXS! FOLLOW THIS ACCOUNT BEFORE! BOYFRIENDS SERIES 04 Devano Maxime, cowok populer di Harbang. cowok yang terkenal karena kemahirannya bermain basket dan gelarnya yang seorang CEO di usi...