Jam menunjukan pukul 8 malam tepat saat Yola menyelesaikan pekerjaan terakhirnya. Rekap pekerjaannya selama beberpa bulan ini.
Hari ini hari terakhirnya bekerja sebagai sekertaris Devano, dan dia siap melepas semua yang melekat padanya tak terkecuali perasaanya pada sang bos. Dia akan memulai kembali semuanya, menjalani hari-harinya seperti biasa. Berangkat sekolah, belajar dan pulang saat siang hari seperti biasanya. Dia akan meluapkan semua yang terjadi juga apa yang pernah ada anatara dirinya dan Devano.
Karena sejak awal sejak dia tau Aditsya dan Devano memiliki hubungan dia sudah bertekad untuk kembali biasa dan melupakan cowok itu saat kontrak kerja nya selesai dan dia akan pastikan bahwa dia bisa melakukannya walau harus menangis setiap malam.
Menutup laptop nya setelah menekan ikon shutdown, Yola membenahi mejanya dengan hati hati meminimalisir bunyi berisik yang mungkin akan sangat mengganggu karena keadaan kantor yang mulai sepi, mungkin hanya dirinya dan sang bos yang masih tinggal. Dia tak yakin kalau masih ada karyawan Devano yang bekerja mungkin hanya satu dua mengerjakan deadline juga petugas keamanan yang berkeliling memastikan.
Setelah semua nampak rapih, Yola membawa laptop nya ke dalam ruangan pribadi sekertaris membereskan ruangan itu untuk terakhir kalinya. Dia mungkin akan merindukan ruangan sederhana ini nanti, beberapa bulan yang berlalu cepat mungkin akan membuatnya merindukan tempat ini dengan amat. Astaga mengapa mendadak keadaan terasa melankolis sekali.
Menggeleng pelan, Yola menarik kursinya ke arah meja, sebelum memasukan beberapa barangnya ke dalam tas juga laptop yang dia bawa, tak ingin terlalu berlarut yang mungkin akan membuatnya menangis disini.
Berbalik, Yola menatap pantulan dirinya sebentar pada cermin setengah badan yang terdapat di ruangan, memastikan penampilannya masih baik untuk menemui atasan, setidaknya dia ingin memberikan kesan baik sebelum berhenti bekerja bukan. Walau terasa sulit karena semua terlalu berjalan cepat. Yola menggeleng, dia tidak boleh sedih, tak boleh ada air mata untuk hari ini. Dia harusnya bahagia karena sebentar lagi masa-masa membosakannya akan kembali.
Melangkah keluar, Yola mengunci pintu ruangan sekertaris dan meletakkannya pada laci meja kerja didepan ruangan. Hal biasa yang dia ketahui saat pertama kali masuk sebagai sekertaris. Hal yang tak akan pernah dia lupakan nantinya.
Menarik nafas pelan, Yola mengetuk pintu ruangan Devano perlahan, sebelum membukanya saat sang atasan mengijinkan masuk.
Dia dapati Devano yang tengah duduk santai di sofa ruangannya, dengan secangkir kopi yang tinggal setengah, lengan kemeja yang sudah di gulung sebatas lengan dan dasi yang sudah longgar, Cowok itu semakin tampan saat berantakan. Yola menatapnya sedikit lama, mengingat bagaimana rahang tegas itu terdiam sebelum menoleh dan senyum manis terlukis disana, membuat hatinya berdebar.
Yola mengusap rambutnya gugup, mengulum bibir lembut sebelum Mengulas senyum dan meletakan berkas rekap kerjanya ke atas meja sofa.
"Ini rekap kerja saya selama beberapa bulan Ka. Saya mengucapkan terima kasih karena sudah banyak dibimbing untuk pekerjaan dan maaf kalau saya banyak melakukan kesalahan yang mungkin membuat kakak kesal" Yola sedikit menunduk, menahan tangis.
Devano mengangguk, membuka rekap kinerja itu dan membacanya dengan seksama, sebelum meminta agar Yola mendekat saat dia menemukan kesalahan pengetikan pada beberapa kalimat dalam laporan tersebut.
Yola merutuk, mengapa bisa ada bagian yang salah ketik. Mendekat, Yola justru mendapati tangannya yang di tarik dan tubuhnya yang terduduk di atas pangkuan Devano yang mengulas senyum dengan pelukan erat pada pinggangnya.
"Kak?"
"Ya.."
"Maaf kalau selama ini saya sering merepotkan, dan banyak membuat kesalahan selama bekerja. Saya tidak tau harus mengatakan apa tapi yang jelas saya ingin menyampaikan terima kasih, karena diberi kesempatan untuk bekerja di perusahaan kakak beberpa bulan ini. Sekarang kontrak saya sudah selesai saya harap kita bisa tetap menjadi teman di luar sana" Yola rasakan kepala cowok itu menggeleng di bahunya sebelum sedikit menjauh dan menyandarkan tubuh pada badan Sofa, membuat Yola menatap tanya.
"Kata siapa kamu berhenti hari ini Yola?"
"Loh maksudnya? Kontrak saya memang selesai hari ini ka"
Devano menggeleng, membuat Yola menatap Cowok itu tak mengerti, bersamaan dengan tarikan tangan Devano pada tangannya yang membuat tubuh Yola kini bersandar pada tubuh Devano yang mengusap rambutnya lembut.
"Kontrak kamu memang selesai. Tapi kita belum selesai Yola"
"Maksud Kakak?"
"Kamu mau' kan jadi pacar saya?" Yola tertegun, Devano sedang bercanda kan ini? Cowok itu tak serius menyatakan penyataannya kan?
"Kakak sedang bercanda?"
"Saya tidak pernah bercanda soal perasaan Yola. Jadi kamu mau' kan?"
Yola mengulum bibirnya ragu, jika dia menolak.. Tapi jika dia menerima bagaimana dengan Aditsya?
"Aditsya?"
"Kami selesai, dia baik-baik saja"
"Tapi Ka..."
Sebuah kecupan mendarat di bibir Yola memaksa cewek itu untuk terpejam sebelum dia rasakan kecupan itu berulang-ulang sebelum berubah menjadi lumatan lumatan lembut saat dirinya membalas.
Mendorong dada Devano menjauh, Yola menatap mata Devano dalam mencari keyakinan dan ketulusan disana sebelum akhirnya mengangguk pelan.
"Iya mau"
Devano mengulas senyum, sebelum kembali menjatuhkan kecupan pada bibir Yola yang berakhir menjadi ciuman panas yang membawa keduanya menuju malam panas seperti sebelumnya.
Namun berbeda, kali ini tak ada sedikitpun keraguan di mata Yola, tak ada sedikitpun ke engganan dimatanya saat tangan Devano perlahan menyentuhnya membakar hasrat yang membuatnya membara sebelum berubah menjadi liar saat dia menginginkannya, membuat Devano mengulas senyum dan tanpa banyak waktu segera mengambil alih membiarkan malam berlalu dengan semestinya, membiarkan dirinya larut kedalam kehangatan dari Yola membiarkan dirinya semakin terjatuh pada pesona Yola membiarkan tubuh keduanya menyatu bersama rasa yang terbalas sama.
"I Love you"
"I Love you Too"
Devano mengulas senyum, mengecup kening Yola lembut sebelum perlahan turun ke mata, hidung dan berakhir mencium bibir Yola yang membengkak bersamaan dengan hentakannya yang teratur menghujam milik Yola berulang, tanpa jeda. Devano menginginkan malam ini berlalu, tapi tidak dengan Yola, dia menginginkan wanita itu untuk tetap di sampingnya, bersamanya, menemaninya, mengisinya dan hari-hari sepinya dengan cinta yang tulus juga besar.
Devano berjanji dia tak akan melepaskan Yola apapun yang terjadi, dia akan mempertahankan wanita itu agar senantiasa di sisinnya, bersamanya dan hanya untuknya, tak akan Devano biarkan seorangpun memisahkan mereka atau menjauhkan Yola darinya.
Dia akan membawa serta Yola kemanapun dia berada, sejauh apapun dia, Devano akan membawa serta Yola. Tak akan dia biarkan Yola jauh darinya dimana pun atau kapan pun. Yola hanya akan berada di sisinya.
Perduli setak kalau ini terkesan berlebihan. Dia tak perduli. Dia sudah menjatuhkan hati dan tak akan dia biarkan siapapun merusak kebahagiaan dan mengusik hubungannya.
Dia dan Yola kisah mereka akan dimulai, kisah yang akan diisi olah banyak kebahagian, dan Devano yakinkan dia akan selalu menjaga wanitanya.
Yola Oktavia
Akan selalu dia jaga dan dia cintai selamanya.
END
______
Ya itu dia sepenggal cerita dari Devano kita. Eaaa semoga Devano bahagia dan bisa menjaga keinginan serta janjinya ya.
Semoga mereka bahagia selalu, dan saling mencintai ahai Hahah.
Maaf buat kalian yang udah lama nunggu, aku merasa menyesal huhhu.
Setelah selesai Devano aku bakal nulis Sam, berlanjut ke series tak tuntas yang gak tuntas tuntas heheh. Semangat nunggu buat kalian muach!
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVANO | OH SEHUN
Historia CortaMENGANDUNG KEGIATAN 🔞🔞🔞 TOLONG PENGERTIAN! AREA BUCIN JUGA SEXS! FOLLOW THIS ACCOUNT BEFORE! BOYFRIENDS SERIES 04 Devano Maxime, cowok populer di Harbang. cowok yang terkenal karena kemahirannya bermain basket dan gelarnya yang seorang CEO di usi...