⌗ One : Surat

1K 75 5
                                    

Angin berhembus dengan kencang sore ini. Seorang pemuda bersurai hitam menatap langit sore dari balik jendela kamarnya. Pemuda itu hanya diam menatap langit, sesekali dia mengecek ponsel yang ada di meja nya.

Tring.
Dengan cepat pemuda itu memeriksa ponselnya yang di letakkan di meja belajar. Antusias nya berhenti ketika melihat pengirim pesan tersebut. “Kakak”

Ia menaruh kembali ponsel nya dan mengabaikan pesan dari sang kakak itu. Iris hijau nya kembali menatap langit, sesekali rambutnya menutupi pandangan dikarenakan angin yang datang dari luar.

Ya, pemuda itu adalah Choi Kanglim. Hari ini dia sedang menunggu informasi mengenai peringkat terbaru dari sekolahnya yaitu Gyejeol School ⟨ 계절 학교 ⟩. Sekolahnya sudah menyelesaikan ujian akhir semester satu dan Kanglim sedang menunggu hasil peringkat dengan nilai tertinggi.

Kanglim sudah sangat percaya diri dengan hasil ujiannya kali ini. Dia sudah menambah masa belajarnya hanya untuk ujian akhir semester ini, jadi tidak mungkin bahwa dia kalah dari rival nya lagi.

Kanglim sudah cukup dibuat kesal di ujian tengah semester kemarin,  dia berada di peringkat dua hanya dengan selisih 5 poin dari rival berambut pirang itu.

Aroma bunga mekar mengelilingi sekitar taman kota. Seorang pemuda bersurai blonde sedang duduk di taman sembari memainkan ponselnya. Dia pikir keluar rumah adalah cara paling efektif untuk menenangkan pikirannya.

Dia adalah Leon Raymond, seorang pemuda kelas 3 SMP juga rival dari Choi Kanglim. Sama seperti rivalnya, dia sedang menunggu hasil nilai yang biasanya dibocorkan oleh intel sekolah. Tetapi sampai sore ini dia tak mendapat kabar apapun.

Setelah duduk diam di bangku taman selama kurang lebih lima belas menit, dia pun beranjak pergi dari taman. Dia sudah cukup lelah menunggu hasil nilai yang tak kunjung keluar. Awalnya Leon berniat keluar rumah untuk merilekskan pikirannya, tetapi bukannya rileks dia malah menjadi semakin kesal.

Leon berjalan pulang sembari membawa satu bungkus cheese cake kesukaannya. Setelah pergi dari taman, dia berkunjung sebentar ke toko cheese cake favoritnya. Rumahnya memang tak jauh dari taman, tapi dia memilih berjalan dengan santai sembari mengamati pemandangan sekitar.

Setelah dia masuk ke dalam pagar rumah, ada satu benda yang menarik perhatiannya.

"Surat?" Leon menemukan sepucuk surat yang tergeletak di depan pintu rumahnya.

Tanpa berpikir panjang dia mengambil surat tersebut dan masuk ke dalam rumah. Rumahnya sangat sepi sekarang, Sara sedang kerja kelompok dengan Hari dan Gaeun, serta orang tua nya sedang berada di luar negeri. Leon beranjak naik ke lantai dua rumahnya dan langsung masuk ke dalam kamar.

'Kira-kira ini surat apa ya?' Leon masih memegang surat yang dia temukan. Karena rasa penasaran nya yang tinggi. Leon pun membuka surat itu. Dia mengeluarkan sebuah kertas yang berada dalam surat tersebut.

"Hm, tidak ada nama pengirim. Tapi ada nama penerima? penerimanya ... Leon?" Leon berpikir sejenak sebelum membuka kertas yang terlipat di depannya.

'Ayah dan Bunda tidak mungkin mengirim surat, biasanya mereka langsung menelepon ataupun video call.'

"Hah, sudahlah aku buka saja, daripada semakin penasaran," gumamnya membuka lipatan kertas tersebut.

Kamu adalah orang terpilih!
Klik terima setelah kamu membaca surat ini.

"Hah? Apa maksudnya?" Leon melempar kertas yang dipegangnya. Dia sudah cukup kesal dengan pengumuman yang tak kunjung datang, sekarang ada surat aneh yang datang.

𝐂𝐑𝐎𝐒𝐒𝐑𝐎𝐀𝐃𝐒 [ Slow Update ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang