⌗ Nine : Membingungkan

235 27 4
                                    

『 ✧⁹ 』

"Kita sudah masuk ke kawasan hutan Floriest," jelas Amelia selaku pemimpin perjalanan.

Hari sudah mulai gelap, sang cakrawala akan beristirahat setelah menerangi hari.

Mereka semua menghentikan kuda yang ditunggangi, sebab mendapat tanda dari Amelia.

"Mari buat peristirahatan disini, sebentar lagi malam tiba."

"Baik," seru mereka semua.

Aku turun dari kuda dan mengikat kuda ku di pepohonan yang tidak jauh dari tempat peristirahatan yang ditentukan. Setelah turun dari kuda pria merah itu mengeluarkan tenda dengan sihirnya. Dunia ini benar-benar mirip novel fantasy.

"Kalian berdua pasang tenda ini," perintah Kenzie memberikan tenda padaku.

"Gelagatnya sombong sekali," gumam Leon yang berada di sebelah Kanglim.

"Untung saja kamu tidak berada di samping si merah itu."

Aku kemudian berjalan meninggalkan dia yang sepertinya masih mengata-ngatai pria bernama Kenzie itu.

"Sudah berapa kali dia mendengar ucapan ku?!" geram Leon mengepal tangan erat-erat.

"Hey, jika kamu ingin istirahat bantu aku pasang tenda ini," teriak ku padanya.

"Ya, ya," balas Leon malas.

Aku dan Leon memasang tiga tenda di hutan belantara itu. Ternyata memasang tenda adalah pekerjaan sulit. Karena jika salah sedikit saja, tenda dapat menjadi miring.

Banyak sekali hal yang tidak ku mengerti sekarang. Aku ingin menanyakan banyak hal pada mereka, tapi sepertinya sekaeang bukan waktu yang tepat. Lagipula aku tidak bisa memastikan bahwa cerita mereka benar adanya. Bisa jadi, aku malah terjerumus semakin dalam ke jalan yang salah.

"Kami sudah selesai," ucap ku memberi tanda pada Kenzie.

"Ah, baiklah, kalian tunggu saja di meja itu," tunjuk Kenzie pada salah satu meja dengan empat kursi yang disediakan di dekat tenda.

Aku dan Leon berjalan bersama menuju meja itu. Tidak menunggu terlalu lama, aku melihat Amelia dan Kenzie membawa nampan berisi makanan dan minuman. Apakah lezat? pikir ku.

"Wah, ini terlihat enak!" seru Leon melihat hidangan yang disiapkan.

"Benarkah?"

"Sudahlah, jangan banyak bicara, selamat makan," ucap si merah menutup pembicaraan di meja makan. Dia langsung menyantap hidangan di depannya.

"Selamat makan," seru mereka semua.

Aku makan malam dengan perasaan penuh kewaspadaan. Siapa tahu akan ada binatang buas yang menyerang tempat kami, atau bahkan bahaya yang lebih dekat, semacam racun yang ditaruh pada makanan ku.

Baru beberapa menit di meja makan, Amelia dan Lumie pergi dari wilayah peristirahatan. Dia bilang akan pergi menuju danau di dekat sini, tapi apa yang akan dia lakukan di danau?

Aku baru saja sampai di tempat peristirahatan, baru saja aku dan Leon kembali setelah menelusuri hutan Floriest. Dan aku belum juga melihat batang hidung Amelia maupun sosok rubah merah kecil di sana.

"Mereka belum kembali?"

"Perkiraan ku mereka akan kembali di tengah malam," jawab Kenzie yang sedang meditasi di atas batu besar.

Apa aku harus menunggu sekitar 2 jam lagi?!

Dia turun dari batu besar itu dan bersandar, "Bagaimana kalau kalian melatih aura saja? Bukankah kalian membawa pedang?" sarannya.

𝐂𝐑𝐎𝐒𝐒𝐑𝐎𝐀𝐃𝐒 [ Slow Update ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang