⌗ Twenty Four : Berbincang

114 14 4
                                    

❥ • --
◞ 𝐣ust 𝐟an𝐟iction ◦˳ 𝗞𝗮𝗻𝗴𝘆𝗼𝗻 : 𝗜𝗻 𝗔𝗻𝗼𝘁𝗵𝗲𝗿 𝗗𝗶𝗺𝗲𝗻𝘀𝗶𝗼𝗻 a.k.a 𝐂𝐫𝐨𝐬𝐬𝐫𝐨𝐚𝐝𝐬 📼 deep talk 💭 %

• ― ♤ ✦ ♧ ― •

Tanpa menghiraukan langit yang kian gelap, mereka terus memacu kuda, melewati hutan menuju wilayah lain di seberang wilayah Barat. Pada saat itu, rembulan menjadi saksi bisu perjalanan malam mereka yang terasa begitu panjang.









***


Kesunyian, kehampaan, dan tidak berwujud.

Sebuah tempat asing menyambut Kanglim kala ia perlahan membuka mata.

Tempat yang ia yakini sebagai dunia mimpi belaka.

"Lagi-lagi mimpi ini," keluh Kanglim memutar badannya tiga-puluh-enam-derajat.

Sudah ia duga, tempat yang penuh dengan kehampaan. Kesadarannya sengaja dibangkitkan hanya untuk berdiam diri di penjara mimpi ini dalam jangka waktu lama.

Ia berkacak pinggang, "aku penasaran dengan ending mimpi yang ini."

Ya, dapat dikatakan bahwa ini bukanlah mimpi pertama yang dia alami.

Sebelum ia datang kesini―tepatnya malam sebelum Kanglim didorong oleh gadis kurang ajar itu ke dalam sebuah portal―dan sangat disayangkan mimpi itu malah berlanjut setelah dirinya sampai di dunia ini. Dunia aneh dengan beribu teka-teki mengenai masa lalunya, kalau di buku-buku novel, pasti tag genre-nya; adventure, fantasy, revenge.

Berbicara mengenai mimpi lagi, sudah berulang kali Kanglim ditarik ke dalam dimensi mimpi yang sama. Dalam tiga tahun terakhir dapat dikalkulasikan bahwa ia bisa mendapat mimpi ini dua bulan sekali. Terbilang lumayan sering, sampai-sampai ia sudah hafal dengan kejadian-kejadian yang akan datang berikutnya.

Dalam diam, Kanglim bergerak sepuluh langkah kebelakang. Punggungnya bersentuhan dengan tembok transparan, lalu ia bergerak ke kanan dengan cara jalan kepiting. Sekali lagi, suatu benda keras menutup jalannya.

Sepersekian sekon kemudian, dirinya telah berada di tempat yang berbeda―seakan di teleportasi oleh sebuah alat tak terlihat.

Padang bunga berhias ilalang tanpa ujung.

Destinasi yang sering ia kunjungi setelah ruang kehampaan.

'Apa akan sama seperti yang sebelum-sebelumnya?' Kanglim bertanya-tanya dalam diri. Sampai saat ini, semua mimpi akan berjalan dan berakhir sesuai pola yang telah ditentukan.

Sebuah suara langkah yang tergesa-gesa memasuki indra pendengaran Kanglim. Seorang siluet pemuda yang ia kenal, bahkan lebih dari kenal.

Anak kecil bersurai blonde, berlarian seakan dikejar oleh seseorang dengan penuh keceriaan yang terpampang jelas di wajahnya.

Sosok itu hilang lantas menghilang, langit tiba-tiba mengelap, rembulan muncul dari balik lebatnya awan yang menghiasi langit malam.

Lantas orang yang sama datang kembali, tetapi dengan suara langkah yang lebih tenang dan proporsi tubuh yang lebih dewasa. Dia dengan tenang berjalan, kemudian merunduk di balik lebatnya tanaman ilalang di tengah padang.

Kanglim bergerak mendekat padanya,

Kilatan muncul kembali, saat ia membuka mata, dirinya sudah berada di tempat lain,

𝐂𝐑𝐎𝐒𝐒𝐑𝐎𝐀𝐃𝐒 [ Slow Update ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang