⌗ Five : Pingsan

449 46 4
                                    

Sekarang Amelia, Kanglim, Leon juga seorang pria tua yang dipanggil Amelia dengan sebutan Master sedang duduk bersama di dalam ruangan sang Master.

"Jadi, kalian adalah Kanglim dan Leon ya?" tanya pria tua itu.

'Bagaimana dia bisa tahu nama kami?'

"Iya, itu benar," jawab Kanglim sopan.

"Sebelum itu, maaf saya belum memperkenalkan diri. Nama saya Albert, Master Albert."

"Senang bertemu dengan Anda, Master Albert," sapa Leon ramah.

"Mungkin kalian telah mendengar sebagian besar cerita dari Amelia, jadi apakah kalian sudah tahu mengapa kalian dibawa ke dimensi asal kalian?"

Kanglim dan Leon sama-sama menggelengkan kepalanya.

"Hah, sudah kuduga," lirih Albert sembari melihat Amelia. Amelia hanya bisa tersenyum melihat tatapan gurunya.

"Master, aku sudah membawa barang yang Anda minta," ucap seorang pemuda berambut putih yang masuk ke dalam ruangan. Setelah membuka pintu dia terlihat sedikit terkejut dan berjalan mendekati sofa tempat mereka semua berkumpul.

"Kenzie, apa kabar?" tanya Amelia mematahkan atmosfer yang canggung di ruangan.

"Selamat datang kembali, Amelia," ujarnya tersenyum.

Dia kemudian mendekati Amelia dan berbisik, "Apa mereka sword master itu?"

"Iya," jawab Amelia.

"Nah, karena ini sudah datang, apa kalian berdua ingin mencobanya?" tanya Albert mengalihkan perhatian.

"???"

"Ini," Kenzie menaruh dua buah pedang di depan Kanglim dan Leon.

"Sebuah pedang?" Kanglim mencoba mengambil pedang tersebut dan mengangkatnya. Leon juga melakukan hal yang sama, dia sebenarnya hanya mengikuti gerakan Kanglim.

Setelah mereka mengangkat pedang itu, sebuah aura muncul dari diri mereka juga pedang yang dipegangnya.

"Ame, itu... aura kan?"

"Benar, itu aura." Amelia sedikit menganga melihat penampakan aura pertama kali selama ia hidup.

Kanglim bingung dengan reaksi mereka semua, "Apa Anda dapat menjelaskan apa yang sedang terjadi ini?"

"Itu adalah kekuatan yang dikeluarkan oleh seorang sword master murni. Kalian memang benar-benar Ksatria pelindung Negara Oryz," jelas Albert.

Setelah mendengar nama Oryz sepertinya pedang itu menyetrum Kanglim dan Leon, mereka mendapatkan beberapa potongan ingatan mereka dari pedang tersebut.

Kanglim dan Leon yang pingsan di tempat pun membuat Albert panik. Mereka berdua akhirnya dibawa ke ruang tidur kosong di menara sihir.

『 ✧⁵ 』

"Ck, dasar, tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba mereka berdua malah pingsan," cibir Kenzie dengan memutar mata malas.

"Sudahlah, mereka pasti mendapatkan efek karena aura pedang itu," ucap Amelia meredakan amarah Kenzie.

"Apa mesti sampai pingsan begitu?"

"Huh, entahlah, lagian mereka juga pasti lelah karena melewati perjalanan jauh."

Setelah mendengar ucapan Amelia, Kenzie seketika menjadi badmood. Dia berjalan menuruni tangga meninggalkan Amelia yang berdiri di depan pintu tempat dimana Kanglim dan Leon dipindahkan.

"Gav, mau menyelidiki bagian kerajaan lagi?" ajak Amelia menghampiri Kenzie. Amelia telah siap dengan jubahnya, lalu mata sebelahnya kemudian berubah menjadi kuning keemasan. Benar sekali, ternyata Amelia adalah seorang Heterochromia.

𝐂𝐑𝐎𝐒𝐒𝐑𝐎𝐀𝐃𝐒 [ Slow Update ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang