⌗ Three : Taman

455 55 4
                                    

Kanglim sekarang telah sampai di lantai paling atas gedung sekolahnya. Dia berjalan menuju pintu rooftop dan alangkah terkejutnya dia melihat ada berbagai alat-alat bangunan di depan pintu menuju tangga rooftop.

"Ada apa ini? Kenapa dia menyuruh ku pergi ke tempat yang sedang dalam perbaikan?" ucap Kanglim dengan nada kesal.

Tidak lama dari ucapan Kanglim itu, semua barang bangunan yang ada disana seketika menghilang. Dia agak bingung dengan peristiwa yang di lihatnya, tapi jika dipikir-pikir dia tahu pelaku dibalik ini.

Kanglim membuka pintu dan melangkah kan kakinya menuju tangga yang akan membawanya ke rooftop.

"Ternyata ini memang ulah mu ya," kata Kanglim yang baru sampai di rooftop.

"Kamu juga pasti tahu itu," ucap Amelia yang membalikkan tubuhnya. Sekarang mereka berdua sedang berhadapan dengan jarak yang cukup jauh.

"Dimana dia?" tanya Kanglim.

"Di belakang mu."

Kanglim membalikkan badannya dan benar saja bahwa Leon baru saja datang.

"Mari kita langsung masuk ke intinya." Amelia berjalan mendekati dua pemuda tersebut. "Nah sebelum itu mari duduk dulu," Amelia menjentikkan tangannya, tiga kursi muncul di belakang masing-masing dari mereka.

『 ✧³ 』

"Kalian ... adalah orang terpilih– tidak, lebih tepatnya seorang penyelamat di tempat asal kalian," ungkap Amelia tanpa basa-basi lagi.

Penyelamat? Pernyataan aneh apalagi ini?

"Tolong jelaskan maksud perkataan mu itu."

"Dunia ini bukan dunia tempat seharusnya kalian berada."

"Dunia kalian sama dengan tempat asalku, kalian telah ditakdirkan sebagia seorang penyelamat disana. Aku tidak ingin memaksa kalian percaya padaku, tapi jika kalian tidak kembali, dunia ku akan berakhir. Aku hanya meminta satu hal, tolong kembali bersama ku ke tempat seharusnya kita berada," tambahnya.

Kanglim tersentak dengan pernyataan Amelia. 'Dia terdengar seperti orang yang melantur, tapi tatapannya tidak bisa bohong, dia memberi tahu suatu kebenaran.'

"Jika benar apa yang kamu katakan, apa kami benar-benar bisa kembali?" tanya Leon penasaran.

"Portal akan terbuka tepat tengah malam ini, hanya itu satu-satunya waktu portal dapat terbuka."

Kanglim dan Leon sama-sama tercengang mendengar jawaban Amelia. Setiap ucapan Amelia benar-benar membuat mereka tertegun sampai tak dapat berkata-kata kembali.

'Kenapa sangat mendadak?' ini bukan hanya tentang kembali ke dunia asal, tapi Kanglim dan Leon harus memikirkan kembali apa yang akan terjadi ke depannya.

"Walaupun kalian akan kembali ke dunia asal, aku tidak bisa menjamin bahwa ingatan kalian juga akan kembali. Karena bagaimana pun aku sudah melawan takdir yang ditentukan."

Amelia beranjak dari kursi. "Kalian hanya punya waktu sampai tengah malam nanti, tolong pikirkan dengan sebaik-baiknya. Jika kalian menolongku, aku akan memberikan balasan yang setimpal pada kalian." Dia kemudian mengeluarkan dua buah batu biru kecil dan memberikan satu pada Kanglim dan Leon.

"Itu adalah batu perjanjian, jika semua telah selesai, kalian akan mendapat balasna di waktu itu juga. Karena urusanku telah selesai, sampai jumpa lagi."

Amelia menghilang dalam sekejap mata, meninggalkan 2 pemuda itu dalam situasi yang paling tidak dapat dipahami dalam waktu singkat.

"Apa kamu percaya dengan semua ucapan yang terdengar tidak masuk akal itu?" tanya Kanglim tiba-tiba.

𝐂𝐑𝐎𝐒𝐒𝐑𝐎𝐀𝐃𝐒 [ Slow Update ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang