⌗ Twenty one : Hujan

165 21 6
                                    

❥• --
◞ 𝐣ust 𝐟an𝐟iction ◦˳ 𝗞𝗮𝗻𝗴𝘆𝗼𝗻 : 𝗜𝗻 𝗔𝗻𝗼𝘁𝗵𝗲𝗿 𝗗𝗶𝗺𝗲𝗻𝘀𝗶𝗼𝗻 📼 Rain 💭 %

• ― ♤ ✦ ♧ ― •

Ingin menolak sih, tapi apa boleh buat.

Leon berjalan menuju ranjang. Dia merasa terbebani karena Kanglim memandanginya terus menerus.

"Ngeliatin mulu, naksir ya?" goda Leon memecahkan keheningan.

"Iya~" Kanglim berbicara dengan sangat halus sampai tak terdengar.

"Apa? Ga kedengeran."

"Ga."

Leon memutar bola mata malas. 'Orang aneh.' Ia kemudian ikut berbaring di ranjang.

Canggung. Kata yang sangat tepat untuk diucapkan di situasi sekarang. Hening, bagaimana cara memecahkan keheningan ini? Hanya suara hembusan angin dan detingan jarum jam yang terdengar. Tak ada percakapan antara dua insan yang berada di satu kamar- tepatnya satu ranjang yang sama.

"Anu, Kanglim," panggil Leon pelan.

"Hm?"

"Aku ingin bertanya."

"...."

'Kenapa tak dijawab?!' Leon bangkit dan memeriksa pemuda di sebelahnya. Dia memunggungi Leon, jadi Leon harus melewati tubuhnya untuk melihat wajah pemuda itu.

Sleep💤

'Ternyata sudah tidur.'

Apa boleh buat. Leon pun ikut tidur membelakangi Kanglim. Tak sampai lima menit, Kanglim yang sudah terlelap itu berputar dan memeluk tubuh Leon.

Leon yang sudah setengah tidurpun terbangun kembali. 'Eeh? Apa yang dia lakukan?'

'Dia pikir aku guling apa?!'

• ― ♤ ✧ ♧ ― •

2 AM.

Mereka berdua tidur dengan posisi berpelukan satu sama lain. Sweet. Itulah yang dipikir Author cerita ini ヾ(・ω・*)ノ

Entah karena terganggu dengan suara lolongan serigala, atau karena cahaya rembulan, Kanglim membuka matanya perlahan. Kalian tahu apa yang pertama kali dilihatnya? Benar, Leon yang sedang tidur lelap tepat dihadapannya.

'Saat tidurpun dia terlihat lucu.'

Kanglim membelai rambut Leon dan tidur kembali.

Swush. Hujan datang tepat setelah Kanglim terlelap. Hujan deras bersama angin ribut membuat kekacauan di beberapa tempat. Hujan tak kunjung berhenti dari dini hari tadi.

Tak, swing, wush.
Suara bising dari arah luar menganggu Leon yang tengah tertidur.

Leon mengusap matanya dan bangun dari ranjang. Nuansa gelap kamar Kanglim menyambut bangun tidurnya. Sangat gelap, hanya ada samar-samar cahaya dari luar karena sedang hujan. "Em ... Apa terjadi sesuatu?"

"Tidurlah lagi, ini masih sangat pagi." Kanglim berucap dengan mata tertutup seperti orang yang sedang tidur. Siapa sangka dia sebenarnya sudah terbangun.

"Aku bangun karena terganggu oleh suara bising."

"Paling suara pembunuh bayaran yang sedang bertarung dengan ksatria," ujar Kanglim santai.

𝐂𝐑𝐎𝐒𝐒𝐑𝐎𝐀𝐃𝐒 [ Slow Update ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang