⌗ Eleven : Kamar 1

275 32 4
                                    

Leon POV.

'Ini benar-benar situasi diluar dugaan ku,' batin ku yang kini sedang mengintai Amelia diam-diam.

Setelah aku keluar dari kamar pada pagi hari, aku melihat gerak-gerik mencurigakan dari Amelia dan mengikutinya. Benar saja, Amelia pergi ke sebuah guild informan. Aku pikir dari sepotong ingatanku ini, aku bisa memprediksi gerak-gerik Amelia dengan mudah. Tapi ternyata tidak semudah yang kubayangkan, Amelia seperti punya rencana tersendiri yang tidak ia ceritakan pada temannya yang berambut putih itu.

Kekuatan ku tidak berefek padanya. Menyebalkan.

'Siapa yang dia cari? Apa yang dia ceritakan tadi pagi hasil dari informasi sebuah guild? Hahh, Sepertinya pemikiranku terlalu jauh.'

Kini aku sedang menunggu Amelia keluar dari guild dengan memantaunya dari toko yang berhadapan langsung dengan guild tersebut.

"Dia keluar," gumam ku berjalan keluar dari toko, tidak lupa memakai tudung jubah ku kembali.

Aku mencarinya setelah keluar dari toko, padahal hanya sesaat, tapi dia sudah menghilang begitu saja. "Eh? Dimana dia? Padahal tadi masih disana."

"Sedang mencari siapa?"

"Mencari seseo–, eh? Amelia?" pekik ku terkejut.

"Mencari siapa?" tanyanya kembali.

"Ah, tidak, aku tadi melihat seseorang yang ada dalam ingatan ku," jawabku berbohong.

"Begitu, ya? Dan kenapa kamu ada di pasar begini?"

"Aku ingin berjalan-jalan mencari makanan."

"Apa sudah menemukan makanannya?"

"Belum."

"Ya sudah, mari cari bersama."

"Apa?"

Amelia menarik tangan ku dan berlari dengan laju, masuk ke dalam pasar kembali. Akhirnya kami mengelilingi pasar sampai siang hari dan membawa banyak bungkus makanan dijalan pulang.

『 ✧¹¹ 』

Normal POV.

Ruang makan penginapan.

"Kalian, pergi bersama?" tanya Kenzie yang tengah duduk di kursi ruang makan.

'Amelia, kenapa mereka sudah berkumpul disini?' desis Leon pada Amelia.

'Tadi aku mengirim telepati pada Kenzie untuk memberitahu mereka,' jawabnya.

"Aah, ya, tadi kami bertemu di pasar," jawab Leon.

"Mana makanannya? Aku sudah sangat lapar," tanya Lumie dengan lagak lemah, letih, lesu, loyo, dan lunglai.

Leon dan Amelia sama-sama menaruh beberapa bungkusan makanan yang dibawa masing-masing. Mereka mengeluarkan berbagai makanan ringan, juga makanan berat.

"Terlihat lezat bukan?"

"Biasa saja," sahut Kanglim menatap dingin makanan yang dikeluarkan.

Sikapnya benar-benar menyebalkan. Bilang saja kamu sudah lapar karena menunggu lama.

"Sudahlah, jangan hiraukan orang berambut hitam itu."

Satu persatu dari mereka membuka bungkusan makanan yang telah menumpuk di meja dan membaginya secara rata.

"Selamat makan!" seru mereka bersama.

Seperti biasa mereka berbincang-bincang santai sembari menyantap makan siang. Walaupun banyak ketidaknyamanan dan kecurigaan satu sama lain, tapi itu tidak menjadi penghalang bagi mereka untuk sekedar berbincang.

𝐂𝐑𝐎𝐒𝐒𝐑𝐎𝐀𝐃𝐒 [ Slow Update ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang