『 ✧¹³ 』
Malam hari yang damai di penginapan. Tiga pemuda juga satu gadis, lalu satu makhluk sihir kini tengah berkumpul di meja makan penginapan. Mereka sedang makan malam bersama dengan penuh penghayatan. Sampai-sampai tak ada yang mulai pembicaraan sama sekali, benar-benar hampa.
'Sungguh terlalu tenang ....' batin Lumie menyantap makanan penuh khidmat.
'Sepertinya bukan kami saja yang sedang bertengkar sekarang,' pikir Kanglim tampak acuh. Dia fokus pada makanannya kembali.
'Atmosfer disini sangat buruk,' batin Amelia menarik napas panjang.
Benar saja, makan malam kali ini disudahi tanpa ada perbincangan apapun. Benar-benar situasi yang jauh dari kata tidak biasa.
"Tidak biasanya kamu pergi duluan," kata Lumie mengikuti langkah Amelia.
"Suasananya sangat tak mengenakan, malas sekali harus begitu selama beberapa hari kedepan."
"Sepertinya dua orang asing itu juga sedang bertengkar."
"Mungkin saja. Aku tak ingin ikut campur urusan pribadi mereka. Jika hukum dunia dilanggar, semua akan ditanggung oleh sang pelanggar. Kecuali jika mereka mendapatkan pengampunan."
Lumie diam mendengar celotehan Amelia. Pembicaraan ini mengarah kemana sih? batin Lumie bingung.
"Kenapa tiba-tiba melenceng ke hukum dunia?"
"Ending dari kisah kita, semuanya telah ditentukan."
"Apa maksudnya ....?"
"Kamu akan tahu jika mengikuti alur permainan. Kita hanya bidak catur yang dikendalikan oleh sang pemilik."
"Perbincangan kalian terdengar sangat berat, ya." Gavriel berjalan mendekati Amelia yang berada tepat di tangga menuju lantai dua.
'...'
Amelia menunggu dia datang dengan sendirinya.
"Mari bicara sekarang."
"Di?"
"Kamar mu, kamar ku masih berantakan karena belum dibereskan semua."
"Baiklah." Amelia berjalan kembali menuju tangga dan pergi ke kamarnya. Gavriel dan Lumie hanya bisa mengikuti Amelia dari belakang.
"Masuk," suruhnya, dia membukakan pintu kamarnya.
Gavriel menepuk bahu Amelia dan mendekatkan bibirnya pada telinga Amelia, "Ingat, Amelia. Hati dan pikiran kita juga digerakkan oleh sang pemilik, semua akan berjalan sesuai dengan skenario-nya."
Mereka bertiga masuk ke kamar dan duduk di sofa kamar. Amelia dan Kenzie sama-sama saling berhadapan, sedangkan Lumie tidur di sofa paling panjang disana.
"Nah, jadi ...."
✧
Flashback On.
Istana Selir 1.
"Maafkan saya, Baginda. Dengan kondisi tubuh Yang Mulia Selir saat ini, tidak memungkinkan Yang Mulia Selir bisa melahirkan dengan normal. Bahkan kemungkinan akan ada salah satu yang tidak selamat.""Lakukan yang terbaik untuk Lucia."
"Baik, Baginda."
Seorang pelayan menutup pintu kamar. Mereka akan melakukan operasi terhadap Selir pertama yang akan segera melahirkan.
Setelah dua jam lamanya pintu kamar tidak terbuka. Pintu kamar dibuka dengan wajah sedih orang-orang di dalam sana.
"Maaf, Baginda. Yang Mulia Selir tidak bisa diselamatkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂𝐑𝐎𝐒𝐒𝐑𝐎𝐀𝐃𝐒 [ Slow Update ]
Adventureー ON GOING Kanglim dan Leon, dua orang yang telah menjadi rival dari awal pertemuan tiba-tiba dibawa menuju dunia lain. Kedua rival itu harus bekerja sama untuk menyelesaikan semua teka-teki rumit yang terjadi di Kerajaan. Apa takdir yang akan merek...